Rabu, 13 Jumadil Awwal 1446 H / 7 September 2016 20:52 wib
4.409 views
Nilai Gerakan Mahasiswa Alami Kejumudan, GP Surabaya Bedah Buku Manual Pergerakan
SURABAYA (voa-islam.com) - Puluhan Aktivis, Pergerakan & Mahsiswa dari berbagai kampus se-surabaya hadir dalam acara Bedah Buku Manual Pergerakan, yang di adakan oleh Gema Pembebasan Surabaya, Sabtu (03/09) di Aula perpustakaan Bank Indonesia, Jl. Mayangkara No 6, Darmo, Surabaya.
Panji Ari Prayoga selaku MC membuka acara ini dengan begitu semangatnya. selanjutnya acara pun dilanjutkan dengan bedah buku dan diskusi yang di moderatori oleh Yoni Kurnia Kastrat Gema Pembebasan kota Surabaya.
Pada bedah buku ini selain menghadirkan penulisnya langsung Aji Tedja H (Aktivis Gema Pembebasan Kota Bandung), juga menghadirkan Ipank Fatin dari Muslim Analyze Institute dan juga M. Fajar Habibullah Pengurus Wilayah Gema Pembebasan Jawa Timur.
Kang Aji Tedja memaparkan isi bukunya mulai dari bab awal hingga akhir.
“Munculnya gerakan-gerakan mahasiswa tidak terlepas dengan keadaan yang melingkupi kader-kader gerakan tersebut. Pergerakan adalah respon terhadap situasi dan kondisi yang melingkupinya. Hanya saja, terdapat perbedaan titik tolak motivasi yang mendorong kader-kader mahasiswa dalam bergerak dan memogramkannya dalam basis gerakan. Salah satu motivasi yang dangkal itu adalah berbasis pada isu parsial. Gerakan melakukan upaya perbaikan dengan mengambil jalan yang dibangun oleh logika sebab-akibat berdasarkan keadaan yang melingkupi manusia pada saat itu. Alhasil, mahasiswa merencana gerakan dengan asumtif dan berada didalam kotak keadaan yang ada," katanya.
"Hal ini dikarenakan pengadopsian pemahaman asumtif dan kabur sebagai pijakan dalam bergerak. Jauh dari itu, tanpa disadari gerakan berpijak pada standar kemutlakan pemikiran yang absolut berada pada wilayah yang masih kabur dan tidak jelas. Dengan pengadopsian yang secara terus menerus ini, gerakan mengalami stagnansi dan melahirkan konsepsi subjektif sehingga mendestruksi hubungan-hubungan diantara manusia. Selain itu, gerakan berubah menjadi lahan korporasi bagi oknum-oknum gerakan dikarenakan kaburnya pemahaman berjuang, kaburnya pijakan kebenaran dan dikembalikannya standar pemikiran kepada pemahaman subjektif.” tambah Aji dalam satu pemaparanya.
Selanjunya Ipank Fatin dari Muslim Analyze, manyampaikan bahwa buku ini ibarat embun bagi dunia pergerakan mahasiswa hari ini yang masih terlihat bingung menetukan arah perjuangan dan terlihat tumpul dalam perjuangan. Dan ini merupakan persembahan dan sumbangsih dari Gema Pembebasan yang merupakan Pergerakan yang terbilang baru dibanding dengan gerakan-gerakan Mahasiswa lainya.
Selanjutnya M. Fajar Habibullah dari Pengurus Wilayah Gema Pembebasan Jawa Timur menyampaikan tentang konsepsi perjuangan Gema Pembebasan dan peta politk mahasiwa di Jawa timur Khususnya di Surabaya. Fajar pun manyampaikan bahwa Gema Pembebasan merupakan Gerakan mahasiswa Ideologis yang menawarkan gagasan sistem Islam sebagai solusi.
“Bedah buku ini merupakan upaya untuk manyadarkan para aktivis dan pergerakan mahsiswa di Surabaya untuk kembali merumuskan arah perjuangan Mahsiswa yang hari ini mengalami kejumudan,” ungkap Ari Farouq selaku Panitia dan Ketua Gema Pembebasan kota Surabaya. [sa/syahid/voa-islam.com]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!