Survei: 37 Persen remaja Yahudi AS Bersimpati Pada HamasSabtu, 23 Nov 2024 20:25 |
JAKARTA (voa-islam.com)—Kasus pembakaran rumah ibadah kembali terjadi di Indonesia. Selasa (13/10/2015) siang di Aceh Singkil, Aceh telah terjadi pembakaran gereja liar oleh sekelompok massa.
Sebelumnya, di Tolikara, Papua sebuah masjid diserang dan dibakar oleh sekelompok massa saat umat Islam tengah melakukan shalat Idul Fitri pada Juli 2015 silam.
“Kasus Aceh Singkil yang terkait terbakarnya gereja Pak Presiden begitu cepat merespon bahkan meminta kepada Kapolri dan Menkopolhukam untuk followup instruksi atau respon presiden. Dan masyarakat luas disuguhi begitu cepatnya Kapolri menyimpulkan bahwa bentrokan yang terjadi di Aceh Singkil itu direncanakan.”
Direktur The Community of Ideological Islamic Analyst (CIIA), Harits Abu Ulya mengatakan dari dua kasus tersebut ada ketidakadilan yang dilakukan pemerintah dan media massa arus utama (mainstream) dalam menyikapinya.
“Kasus Aceh Singkil yang terkait terbakarnya gereja Pak Presiden begitu cepat merespon bahkan meminta kepada Kapolri dan Menkopolhukam untuk followup instruksi atau respon presiden.
Masyarakat luas disuguhi begitu cepatnya Kapolri menyimpulkan bahwa bentrokan yang terjadi di Aceh Singkil itu direncanakan,” ungkap Harits dalam rilis yang diterima voa-islam, Rabu (14/10/2015) pagi.
Berbanding terbalik ketika dihadapkan kepada kasus pembakaran masjid dan bentrokan di Tolikara. “Seolah pemerintah bahkan Pak Presiden gagap untuk menyikapi. Banyak retorika yang esensinya mengaburkan masalah sebenarnya,” lanjut Harits.
Selanjutnya dari sisi pemberitaan, media massa arus utama media begitu semangat menabuh genderang tentang intoleransi dengan bahasa yang terang terkait kasus gereja di Aceh Singkil. Kata Harits, media bahkan memainkan (simbiosis mutualisme) para pemuja liberalisme dan pluralisme untuk menjadi narasumber menguatkan opini yang dikonstruksi oleh media.
“Standar ganda seperti sudah menjadi pakem bagi penguasa dan media jika mengelola isu terkait dengan kehidupan beragama. Apakah jika kekerasan atau pembakaran tempat ibadah itu menimpa gereja itu baru dibilang tindakan intoleransi? Sementara jika menimpa kepada masjid itu bukan intoleransi bahkan umat Islam harus bersabar dan memaafkan serta harus cepat keluar kata damai biar dianggap toleran,” kata Harits.* [syaf/voa-islam.com]
*Keterangan foto: Harits Abu Ulya, Direktur CIIA
FREE ONGKIR. Belanja Gamis syari dan jilbab terbaru via online tanpa khawatir ongkos kirim. Siap kirim seluruh Indonesia. Model kekinian, warna beragam. Adem dan nyaman dipakai.
http://beautysyari.id
Di sini tempatnya-kiosherbalku.com. Melayani grosir & eceran herbal dari berbagai produsen dengan >1.500 jenis produk yang kami distribusikan dengan diskon sd 60% Hub: 0857-1024-0471
http://www.kiosherbalku.com
Mau penghasilan tambahan? Yuk jadi reseller tas TBMR. Tanpa modal, bisa dikerjakan siapa saja dari rumah atau di waktu senggang. Daftar sekarang dan dapatkan diskon khusus reseller
http://www.tasbrandedmurahriri.com
Suplier dan Distributor Aneka Obat Herbal & Pengobatan Islami. Melayani Eceran & Grosir Minimal 350,000 dengan diskon s.d 60%.
Pembelian bisa campur produk >1.300 jenis produk.
http://www.anekaobatherbal.com