Ahad, 27 Jumadil Akhir 1446 H / 22 Maret 2015 07:17 wib
7.407 views
FPPP Reni Marlinawati : Tak Ada Ajaran ISIS di Buku Agama SMA
JAKARTA (voa-islam.com) - Melalui media Tempo.co.id, tentang buku pelajaran agama yang ditudingkan terdapat ajaran ekstrim (ISIS), dan bahkan Anis Baswedan pun memberikan komentarnya. Ini hanyalah pengalihan isu di tengah carut-marutnya pemerintahan Jokowi.
Rakyat miskin megap-megap tak mampu beli beras, akibat melambungkan harga-harga kebutuhan pokok, diantara beras, lalu dicari 'kambing hitam' yaitu ISIS. Seperti marak sekarang menjadi 'headline' berita oleh media sekuler, liberal dan phalang (kristen), yang mengangkat isu ISIS. Hanya sekadar menutupi kebangkrutan pemerintahan Jokowi.
Menanggapi hal itu, anggota Komisi X DPR Fraksi PPP, Reni Marlinawati menilai tidak ada ajaran Islamic State of Iraq and Syiria (ISIS) dalam buku pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) yang dikeluarkan Kemendikbud.
Menurutnya, tudingan soal terdapatnya ajaran ISIS dalam buku pelajaran tersebut hanyalah untuk mencari sensasi saja. Sebab memang dalam isi buku itu tak ditemukan adanya ajaran-ajaran ISIS.
"Sungguh berlebihan bila buku ini disebut berisi ajaran ISIS. Bagi saya itu tudingan sensasional yang bermotif ngepop saja. Karena memang saat ini isu ISIS lagi booming," katanya dalam keterangan persnya kepada wartawan di Jakarta, Minggu (22/3/2015).
Menurutnya, semua pihak harusnya jangan langsung menyimpulkan soal isi buku tersebut sebelum membacanya dengan lengkap.
Sebab hal itu akan membuat kegaduhan karena isu ISIS saat ini memang menjadi sorotan internasional khususnya Indonesia.
Reni menjelaskan, dalam buku pelajaran agama Islam yang diterbitkan oleh Mustahadi dan Mustakim terbitan Pusat Kurikulum Perbukuan, Balitbang, Kemdikbud hanya memuat soal sejarah Islam.
"Saya sudah membaca buku tersebut. Memang tampak sekilas ada bagian-bagian di dalam buku tersebut yang sekilas tampak mengejutkan khususnya di bagian 'Islam Masa Modern'," katanya.
Dia menjelaskan, beberapa halaman seperti 168 dan 170 dalam buku tersebut memang menjelaskan soal gerakan salaf dengan ciri diantarannya memerangi orang-orang yang menyimpang dari aqidah kaum salaf seperti kemusyrikan, khurafat, bida'ah, taqlid, dan tawassul.
Namun hal itu tidak bisa dikatakan seperti ajaran ISIS karena memang penjelasan soal sejaran Islam di buku tersebut kurang lengkap. Sehingga banyak yang salah menafsirkan isi buku tersebut. Jadi bukan soal ISIS. Lagian mengapa ribut soal ISIS? Siapapun berhak berjihad membela saudara yang ditindas dan diperangi oleh kafir musyrik (Yahudi dan Nasrani). (jj/dbs/voa[-islam.com)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!