JAKARTA (voa-islam.com) - Media yang dikuasai kaum kafir dan sekuler, pluralis, dan liberalis (Sepilis) memang tidak henti-hentinya berusaha memadamkan cahaya Allah. Mereka tidak segan-segan menurunkan berita, artikel, foto atau gambar yang menghina dan melecehkan Islam. Kasus terbaru dilakukan The Jakarta Post (JP) yang memuat kartun menistakan Islam dan ummatnya.
“Apa yang dilakukan Jakarta Post sekali lagi mengkonfirmasi kebenaran firman Allah dalam QS al Baqoroh:120 dan QS Ali Imron: 118-120, bahwa musuh-musuh Allah memang sangat membenci Islam dan ummatnya. Ada framing dan agenda setting dari media-media mainstream yang dikuasai kelompok anti Islam untuk terus menyudutkan Islam dan ummatnya,” ujar Edy menanggapi pemuatan kartun di JP yang menghina Islam.
Pada QS al Baqoroh : 120 Allah berfirman, ”Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.”
Sedangkan pada QS Ali Imron : 118 firman Allah, “Hai orang-orang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya.”
“Saya tidak yakin redaksi bisa seceroboh itu menurunkan kartun yang sangat menghina Islam dan ummatnya. Mereka bisa saja mengaku teledor, ceroboh, dan khilaf. Silakan saja kalau mereka menyatakan sama sekali tidak bermaksud menghina Islam. Tapi, saya lebih percaya firman Allah yang pasti benar dan tidak ada keraguan sedikit pun di dalamnya,” tukas Edy Mulyadi, Ketua Majelis Tabligh dan Dakwah KMJ, di kantor redaksi The Jakarta Post, Selasa (7/8).
Edy datang bersama rombongan dari Jamaah Anshorut Tauhid (JAT) yang memrotes keras pemuatan kartun yang menghina Islam dan ummatnya. Mereka yang berjumlah sembilan orang diterima Pemimpin Redaksi JP Meidyatama Suryodiningrat, di kantor redaksi, Jakarta, Selasa (8/7). Dia didampingi sejumlah jurnalis, antara lain redaktur senior Endy M Bayuni dan dari desk opini Ati Nurbaiti.
Menurut Endy, saham The Jakarta Post dimiliki empat kelompok besar. Yaitu pasangan Sofjan dan Jusuf Wanandi, harian Kompas, majalah Tempo, dan harian Suara Pembaruan. Sofjan dan Jusuf Wanandi dikenal sebagai pentolan Center for Strategic and International Studies (CSIS). Lembaga kajian ini berdiri pada 1971 dan sangat dominan dalam memberi arah kebijakan pembangunan di masa Orde Baru. CSIS banyak merekomendasikan kebijakan yang merugikan dan menyudutkan kepentingan Islam dan ummat Islam di Indonesia.
Sedangkan Kompas dikenal sebagai media milik sejumlah tokoh katholik militan, antara lain Jakob Oetama. Kendati tidak secara vulgar, kebijakan redaksi Kompas sering menyudutkan Islam. Tempo sendiri adalah majalah yang setali tiga uang dengan Kompas. Di bawah Goenawan Muhamad, pemberitaan Tempo seringkali sumir kalau sudah menyangkut Islam dan ummat Islam di Indonesia. Sementara itu, Suara Pembaruan dimiliki keluarga Lippo yang dikenal sebagai nashrani militan. Saat ini James Riadi diketahui menjadi salah satu tokoh nonmuslim di balik pasangan Jokowi-Jusuf Kalla dalam Pilpres 2014.
Jakarta Post: Percetakan Tidak Ikut Bertanggung Jawab
Pemimpin Redaksi The Jakarta Post (JP) menyatakan PT Gramedia Group tidak bisa dikaitkan, apalagi disalahkan, pada kasus pemuatan kartun yang melecehkan Islam dan ummatnya. Tanggung jawab percetakan tidak meliputi isi atau konten barang yang dicetak.
Demikian ditegaskan Pemimpin Redaksi JP, Meidyatama Suryodiningrat, ketika menerima perwakilan dari Korps Muballigh Jakarta (KMJ) dan Jamaah Anshorut Tauhid (JAT), Selasa (7/8). Mereka datang untuk menyatakan protes keras atas dimuatnya kartun yang menghina dan menistakan Islam yang dianut mayoritas penduduk Indonesia.
Menurut Meidyatama, persoalan konten sepenuhnya menjadi tanggung jawab redaksi. Sedangkan tanggung jawab percetakan terbatas pada kualitas cetak semata. Ini pula yang terjadi ketika tabloid Monitor diprotes ummat Islam pada tahun 1990an silam.
“Dalam soal pemuatan kartun tersebut, sepenuhnya menjadi tanggung jawab kami di redaksi. Kami sangat menyesal dan mohon maaf. Gramedia sebagai pencetak tidak bisa dikait-kaitkan, apalagi dimintai pertanggung jawabannya,” katanya.
“Tapi kenapa pada kasus tabloid Obor Rakyat, sejumlah media mainstream seperti Tempo begitu gigih berusaha meyeret percetakannya ke ranah hukum?” tukas Edy Mulyadi, Ketua Majelis Tabligh dan Dakwah KMJ, saat diterima jajaran redaksi terkait pemuatan kartun yang menghina Islam dan ummatnya oleh JP.
Terkait pertanyaan tersebut, Meidytama menjelaskan, mungkin yang dilakukan Tempo hanya sebatas menulusuri siapa di belakang penerbitan tabloid Obor Rakyat yang mengebohkan itu.
Pada konteks ini, Edy yang juga Ketua Front Pembela Obor Rakyat (FPOR) tidak sependapat. Menurut dia, media mainstream memang sudah memiliki agenda setting untuk melibatkan perusahaan pencetak Obor Rakyat. Para petinggi redaksinya sudah mem-framing persoalan itu. Targetnya, menyeret pemilik dan penanggung jawab perusahaan pencetak Obor Rakyat ke ranah hukum.
Padahal, apa yang dilakukan Obor Rakyat dengan pemberitaannya seputar kampanye negatif Jokowi tidak seberapa dibandingkan yang dilakukan The Jakarta Post sekarang atau Tabloid Monitor edisi 15 Oktober 1990. Obor Rakyat hanya membuka lebih jauh tentang profil Jokowi sebagai calon presiden dari negara besar berpenduduk lebih dari 240 juta jiwa bernama Indonesia. Tidak ada fitnah. Tidak ada pelecehan dan penistaan terhadap agama.
Pada 3 Juli silam, harian berbahasa Inggris yang mendukung Jokowi pada pilpres 2014 itu memuat kartun yang sangat menghina serta melecehkan Islam dan ummatnya. Pada kartun itu tertera kalimat tauhid, laa ilaaha illallah (tiada tuhan selain Allah) yang dicantumkan bersamaan dengan tengkorak khas bajak laut. Gambar ini mengesankan seolah-olah Islam adalah agama bengis yang senang menumpahkan darah.
Penghinaan dan penistaan The Jakarta Post terhadap Islam dan ummatnya semakin kental, ketika pada bagian dalam tengkorak itu ditulis kalimat, Allah, Rasul, Muhammad. Ini jelas-jelas penistaan yang sangat keji terhadap Islam dan ummatnya.
“Kartun itu dimuat di halaman opini. Sebagaimana halnya editorial atau tajuk rencana, kartun di halaman opini adalah mewakili sikap resmi redaksi. Ini artinya, redaksi JP dengan sangat arogan menyatakan permusuhan dan penghinaan terhadap Islam yang dianut sebagai agama mayoritas penduduk negeri Indonesia. Sudah seharusnya ada sanksi tegas dan keras untuk penghinaan yang benar-benar keji ini,” papar Edy yang juga wartawan senior. Jakarta, 8 Juli 2014
Informasi lebih lanjut, silakan hubungi:
Edy Mulyadi, Ketua Majelis Tabligh dan Dakwah Korps Muballigh Jakarta (KMJ)
Mobile: 0818 0866 7070, Pin BB: 268CAC40
Email: edymulyadilagi@gmail.com
FREE ONGKIR. Belanja Gamis syari dan jilbab terbaru via online tanpa khawatir ongkos kirim. Siap kirim seluruh Indonesia. Model kekinian, warna beragam. Adem dan nyaman dipakai.
http://beautysyari.id
Di sini tempatnya-kiosherbalku.com. Melayani grosir & eceran herbal dari berbagai produsen dengan >1.500 jenis produk yang kami distribusikan dengan diskon sd 60% Hub: 0857-1024-0471
http://www.kiosherbalku.com
Mau penghasilan tambahan? Yuk jadi reseller tas TBMR. Tanpa modal, bisa dikerjakan siapa saja dari rumah atau di waktu senggang. Daftar sekarang dan dapatkan diskon khusus reseller
http://www.tasbrandedmurahriri.com
Suplier dan Distributor Aneka Obat Herbal & Pengobatan Islami. Melayani Eceran & Grosir Minimal 350,000 dengan diskon s.d 60%.
Pembelian bisa campur produk >1.300 jenis produk.
http://www.anekaobatherbal.com