Jum'at, 27 Jumadil Akhir 1446 H / 8 November 2013 13:44 wib
20.076 views
Buku MUI Menjelaskan Kesesatan Syi'ah Dibagikan Gratis Saat Jum'atan
JAKARTA (voa-islam.com) - Gerakan menyadarkan masyarakat akan kesesatan ajaran Syi’ah terus dilakukan, di antaranya melalui pembagian gratis buku menerangkan penyimpangan ajaran Syi'ah. Di masjid Al-Ittihad Tebet Jakarta Selatan, Buku Panduan Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang berjudul “Mengenal & Mewaspadai Penyimpangan Syi’ah di Indonesia” dibagikan gratis kepada Jamaah shalat Jum’at (8/11/2013) siang tadi.
“Ya, saya liat sendiri, Buku tersebut dibagikan kepada Jamaah di tangga masjid,” Ujar seorang jamaah bernama Furqan kepada voa-islam.com selepas shalat Jum'at.
Menurut penuturan Furqan, tumpukan buku tersebut ditenteng oleh seseorang dan dibagikan secara gratis kepada jamaah di tangga masuk masjid saat jamaah akan menunaikan shalat Jum’at.
Dari beberapa informasi yang sampai kepada kami, ada beberapa ormas yang siap mencetak & membagikan gratis buku yang menjelaskan kesesatan Syi’ah tersebut kepada masyarakat Muslim tanah air. Hal ini karena ternyata banyak dari umat Islam yang belum paham hakikat Syi’ah, penyimpangan, dan bahayanya.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, MUI Pusat mengeluarkan buku baru yang menjelaskan kesesatan ajaran Syi’ah dengan judul “Mengenal & Mewaspadai Penyimpangan Syi’ah di Indonesia”. Buku ini menjawab sikap “tak jelas & bimbang” yang selama ini ditunjukkan lembaga keulamaan tertinggi di Indonesia ini, karena adanya beberapa oknum yang berpaham tasyayyu’ di dalamnya.
Dalam kata pengantar buku tersebut disampaikan bahwa isi buku tersebut merupakan keterangan resmi dari MUI Pusat mengenai kesesatan ajaran Syiah. “Buku saku ini dimaksudkan untuk menjadi pedoman umat Islam Indonesia dalam mengenal dan mewaspadai penyimpangan Syi’ah, sebagaimana yang terjadi di Indonesia, sebagai ‘Bayan’ resmi dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) dengan tujuan agar umat Islam tidak terpengaruh oleh faham Syi’ah dan dapat terhindar dari bahaya yang akan mengganggu stabilitas dan keutuhan NKRI.” (hlm. 7-8)
Isi dan tujuan buku ini dijelaskan oleh Tim Penulis dalam pendahuluan yang terletak pada halaman 12-16, seperti dilansir laman resmi LPPI Makassar, Rabu (23/10)
“Atas dasar tugas dan tanggung jawab luhur dalam membina dan menjaga umat pada berbagai aspeknya, dan sebagai bentuk tanggungjawab kehadapan Allah SWT dalam meluruskan aqidah dan syari’ah umat, MUI memberikan panduan kepada umat, dengan berbagai cara, antara lain dengan mengeluarkan fatwa, memberi taushiyyah, atau membuat buku panduan –seperti buku panduan tentang Syiah ini- setelah dilakukan penelitian dan pengkajian secara mendalam.
Buku panduan ini sebagian merupakan penjelasan teknis dan rinci dari remokendasi Rapat Kerja Nasional MUI pada Jumadil Akhir 1404 H./Maret 1984 bahwa Faham Syiah mempunyai perbedaan-perbedaan pokok dengan Ahlus Sunnah wal Jama’ah dan umat Islam harus meningkatkan kewaspadaan terhadap masuknya faham ini, juga fatwa MUI 22 Jumadil Akhir 1418H./25 Oktorber 1997 tentang Nikah Mut’ah. Dalam konsiderannya, Fatwa ini menyatakan bahwa mayoritas umat Islam Indonesia adalah penganut paham Ahlus Sunnah wal Jama’ah yang tidak mengakui dan menolak paham Syiah secara umum dan nikah mut’ah secara khusus.
Dalam buku panduan ini secara garis besar memuat tentang sejarah Syiah, penyimpangan Syiah, pergerakan dan metode penyebaran Syiah di Indonesia, dan sikap MUI terhadap Syiah.
Hadirnya buku panduan ini merupakan wujud dari tanggung jawab dan sikap tegas MUI itu, dengan harapan umat Islam Indonesia mengenal Syiah dengan benar dan kemudian mewaspadai serta menjauhi dakwah mereka, karena dalam pandangan MUI faham Syiah itu menyimpang dari ajaran Islam, dan dapat menyesatkan umat.” (hlm. 13-15)
Karena itu, dengan hadirnya buku ini diharapkan masyarakat tidak lagi dibuat bingung oleh ulah beberapa oknum yang mengatasnamakan MUI untuk mengatakan Syiah tidak sesat, seperti yang pernah termuat dalam Harian Fajar Makassar yang menyebutkan, MUI: Syiah Sah Sebagai Mazhab Islam. Juga, beberapa sikap tokoh yang menyederhanakan persoalan Sunni-Syiah, seperti Syafi’i Ma’arif, Din Syamsuddin, Aqil Siradj dan lain-lain. (PurWD/voa-islam.com)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!