Senin, 21 Jumadil Awwal 1446 H / 10 Juni 2013 08:40 wib
8.714 views
Mereka Memulai Dari Masjid Kampus Ukhuwah Universitas Indonesia
Jakarta (voa-islam.com) Ratusan aktivis dakwah berhimpun di Masjid Ukhuwah Universitas Indonesia (UI), Depok sejak pagi hingga siang, pada Ahad (9/6/2013).
Mereka berhimpun dalam sebuah wadah baru yaitu LDKI (Lembaga Dakwah Kemuliaan Islam). Mereka mendeklarasikan LDKI sebagai wadah memperjuangkan tegaknya nilai-nilai Islam.
Momentum ini diambil para aktivis dakwah, bersamaan semakin tenggelamnya sebagian gerakan Islam ke dalam jebakan politik, dan berujung kepada bencana yang sangat dalam.
Di Masjid Ukhuwah UI, setiap Ahad sejak April 2012 lalu mereka menggelar pengajian Dhuha yang membahas tema-tema keIslaman, namun kali ini para aktivis secara resmi membentuk lembaga terstruktur untuk memudahkan gerak langkah dakwah mereka.
Ratusan massa, yang kebanyakan mantan PKS, para aktivis tersebut secara resmi mendeklarasikan sebuah lembaga dakwah yang bernama Lembaga Dakwah Kemuliaan Islam (LDKI).
Sejumlah tokoh turut hadir dalam acara peluncuran LDKI, termasuk ketua dewan syura ormas Hidayatullah, Hamim Tohari dan beberapa tokoh dakwah lainnya.
Dalam jumpa pers, kepada para wartawan, Ketua LDKI Mintarsa memberikan penjelasan bahwa LDKI bukan underbouw partai tertentu dan bukan juga ormas. Namun hanya lembaga dakwah yang berusaha mendakwahkan Islam sesuai pemahaman salafus shalih berdasarkan Al-Quran dan Sunnah.
Visi LDKI sendiri menurut beliau adalah membangunkan umat Islam dari mimpinya, menata ilmu dan amal serta menjadi rahmat bagi seluruh Alam, serta melahirkan generasi Qur'ani.
Mengenai nama LDKI terselip “Kemuliaan”, Mintarsa menjelaskan bahwa karena banyaknya orang yang berdakwah saat ini lebih untuk memuliakan kelompok dan pribadinya, maka LDKI berusaha berdakwah hanya untuk “Kemuliaan” Islam bukan yang lain.
Ketika ditanya apakah LDKI akan ikut memilih partai tertentu untuk menyalurkan hak politiknya pada 2014, Mintarsa menyatakan bahwa untuk saat ini mereka tawaquf karena menurutnya belum ada partai politik yang bisa menjadi tempat mereka memberikan suara.
Layaknya jamaah Tarbiyah era sebelum ada partai, LDKI akan menjalankan program-program pengkaderan dan pembinaan. “Untuk saat ini ada 30-an ustadz yang menjadi pembina kami,” ujar Mintarsa. Dan untuk berapa jumlah massa yang dimiliki LDKI, diakui oleh Mintarsa bahwa mereka belum mendatanya.
LDKI dalam paparan beliau akan juga dideklarasikan di sejumlah daerah. Beberapa daerah yang sudah siap untuk mendirikan LDKI adalah Bandung, Bengkulu, Palembang dan tidak menutup kemungkinan akan dibuka di daerah-daerah lain yang ada di Indonesia.
Mintarsa menegaskah bahwa LDKI tidak menutup diri untuk bersinergi dengan berbagai kelompok, organisasi massa, dan partai politik manapun yang ingin memperjuangkan kemuliaan Islam.
Beberapa tokoh mantan PKS juga turut menjadi pembina LDKI ini. Ada Mashadi (deklarator Partai Keadilan mantan anggota DPR RI Partai Keadilan periode 1999-2004), Sigit Pramono mantan Dewan Syariah DPW DKI Jakarta, Lc, Dr.Misri Ghozan, Mohamad Hafidin, Jose Rizal Geneng, Nasirul haq (Bandung), Hamim Thohari MA, Ketua Hidayatullah, dan Prof. Didin Hafiddudin, ikut memberikan testemoni . Acara ini juga dihadiri sejumlah tokoh lainnya yang pernah aktif di era PKS maupun PK menjadi tokoh penting, termasuk utusan dari beberapa daerah di Jawa dan Sumatera.
Menurut mantan anggota DPR PK, Mashadi, yang hadir dalam acara itu, LDKI ini akan menjadi alternatif dan solusi, manakala kapal PKS yang sekarang diterjang gelombang badai "korupsi" itu tenggelam.
"LDKI akan menjadi wadah berhimpun dan tempat kembali para aktivis dakwah yang masih komit dan bercita-cita menegakkan nilai dan prinsip Islam, serta izzul Islam wal Muslimin", tuturnya.
Memang, saatnya meneguhkan kembali cita-cita di kalangan aktivis Islam yang nyaris punah oleh berbagai fenomena yang terjadi, akibat tergerus oleh demokrasi dan politik yang sangat sekuleristik, dan gaya hidup yang hedonis, serta permisif sekarang ini. af/hh/islampos
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!