Home | Redaksi | Advertisement | Kirim Naskah | Pedoman Pemberitaan Media Siber
Facebook RSS
10.305 views

Meski Terlambat, Buya Hamka Akhirnya Mendapat Gelar Pahlawan

Jakarta (voa-islam)  – Di Hari Pahlawan ini, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada tujuh orang yang dianggap berjasa bagi bangsa. Dua di antaranya Syafruddin Prawiranegara dan  Abdul Malik Karim Abdullah atau Buya Hamka. Penyerahan gelar dilakukan di Istana Negara Jakarta, belum lama ini.

Berikut sekilas tentang perjuangan Buya Hamka: Haji Abdul Malik Karim Amrullah atau lebih dikenal dengan julukan HAMKA, yakni singkatan namanya, (lahir di desa kampung Molek, Maninjau, Sumatera Barat, 17 Februari 1908 – meninggal di Jakarta, 24 Juli 1981 pada umur 73 tahun) adalah sastrawan Indonesia, sekaligus ulama, dan aktivis politik.

Belakangan ia diberikan sebutan Buya, yaitu panggilan buat orang Minangkabau yang berasal dari kata abi, abuya dalam bahasa Arab, yang berarti ayahku, atau seseorang yang dihormati. Ayahnya adalah Syekh Abdul Karim bin Amrullah, yang merupakan pelopor Gerakan Islah (tajdid) di Minangkabau, sekembalinya dari Makkah pada tahun 1906.

Hamka aktif dalam gerakan Islam melalui organisasi Muhammadiyah. Ia mengikuti pendirian Muhammadiyah mulai tahun 1925 untuk melawan takhayul, bid'ah dan khurafat serta dan kebatinan sesat di Padang Panjang.

Kegiatan politik Hamka bermula pada tahun 1925 ketika beliau menjadi anggota partai politik Sarekat Islam. Pada tahun 1945, beliau membantu menentang usaha kembalinya penjajah Belanda ke Indonesia melalui pidato dan perang gerilya di dalam hutan di Medan. Pada tahun 1947, Hamka diangkat menjadi ketua Barisan Pertahanan Nasional, Indonesia.

Dari tahun 1951 hingga tahun 1960, beliau menjabat sebagai Pegawai Tinggi Agama oleh Menteri Agama Indonesia, tetapi meletakkan jabatan itu ketika Soekarno menyuruhnya memilih antara menjadi pegawai negeri atau bergiat dalam politik Masyumi.

Hamka pun menjadi anggota Konstituante Masyumi. Tapi kemudian, Masyumi diharamkan oleh pemerintah Indonesia pada tahun 1960. Dari tahun 1964 hingga tahun 1966, Hamka dipenjarakan oleh Presiden Sukarno karena dituduh pro-Malaysia.

Pada 26 Juli 1977, Menteri Agama Indonesia, Prof. Dr. Mukti Ali melantik Hamka sebagai ketua umum MUI, tetapi beliau kemudiannya mengundurkan diri pada tahun 1981 karena nasihatnya soal larangan ucapan selamat Natal tidak dipedulikan oleh pemerintah Indonesia.

Semasa hidupnya, Hamka pernah menerima beberapa anugerah pada peringkat nasional dan internasional seperti anugerah kehormatan Doctor Honoris Causa, Universitas al-Azhar, 1958, dan  Doktor Honoris Causa, Universitas Kebangsaan Malaysia (1974).

Buya Hamka pernah dipenjara oleh Soekarno, selama 2 tahun 4 buan (20 Agustus 1964-23 Januari 1966). Selama di penjara itulah, Buya menghasilkan karya monumental, yakni “Tafsir Al-Azhar. Selama di penjara pula Buya mengkhatamkan Al-Qur’an sebanyak 150 kali.

Ulama yang Jurnalis


Selain aktif dalam soal keagamaan dan politik, Hamka merupakan seorang wartawan, penulis, editor, dan penerbit. Sejak tahun 1920-an, Hamka menjadi wartawan beberapa buah surat kabar seperti Pelita Andalas, Seruan Islam, Bintang Islam, dan Seruan Muhammadiyah. Pada tahun 1928, beliau menjadi editor majalah Kemajuan Masyarakat. Pada tahun 1932, beliau menjadi editor dan menerbitkan majalah al-Mahdi di Makassar. Hamka juga pernah menjadi editor majalah Pedoman Masyarakat, Panji Masyarakat, dan Gema Islam.

Di Medan, Buya Hamka pernah menjadi Hoof Redaktur majalah Pedoman Masyarakat dengan tiras 5.000 eksemplar. Berbekal dari sini, Panji Masyarakat pun didirikan dan langsung dinahkodainya, walau mengalami pasang surut karena dibreidel oleh Soekarno, lantara memuat kritikan Mohammad Hatta yang menulis tentang “Demokrasi Kita”. Majalah ini di masa Orde Baru diizinkan kembali terbut dan beliau tetap menjadi pemimpin redaksinya hingga menjelang wafat tahun 1981.

Saat peralihan dari Soekarno  ke Soeharto, Buya didatangi oleh Letnan Jenderal Sudirman dan Muchlas Rowi untuk menghidupkan kembali majalah Islam dengan nama lain “Gema Islam”, kendati isinya tetap seperti Panji Masyarakat yang dibreidel Soekarno ketika itu. Tujuannya adalah untuk mengimbangi propaganda kaum Komunis yang mengusung Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra) yang mengajarkan konsep atheis.

Sekalipun Buya Hamka tidak didudukkan sebagai Pimpinan Redaksi, tidak jadi soal, karena ini adalah strategi untuk memuluskan dua kepentinga, yaitu: menyelamatkan umat Islam dan angkatan darat yang sama-sama berkolaborasi menyelamatkan bangsa dalam melawan komunisme saat itu. Ternyata yang puny aide dan yang membiayai penerbitan Gema Islam ini adalah Jenderal Abdul Haruis Nasution sendiri yang waktu itu menjabat sebagai KASAD.

Saat itu, kaum komunis berada di atas angin dan berupaya mengucilkan peranan ulama Islam. Buya Hamka yang mewakili budayawan Islam juga diserang martabatnya oleh organisasi kebudayaan PNI, yaitu Lembaga Kebudayaan Nasional. Harian Bintang Timur yang merupakan corong komunis mencaci maki Buya Hamka soal bukunya “Tenggelamnya Kapal Vanderwijk”. Berbulan-bulan lamanya beliau dituduh sebagai plagiator karya sastra. Setelah itu Buya ditangkap, bukan lagi soal sastra atau soal dakwahnya, melainkan karena kena UU Anti-Subversif, yaitu tuduhan mengadakan komplotan hendak membunuh presiden Soekarno.

Hadirnya Gema Islam sebelum beliau ditangkap, telah memupuk rasa keislaman umat saat itu. Wartawan Tiga Zaman Rosihan Anwar mencatatnya dalam kenang-kenangan 70 tahun Buya Hamka. Rosihan menuturkan, bahwa dengan terbitnya Gema Islam itu telah mengumandang dengan santer dakwah Islamiyah. Ia melihat posisi kedudukan umat Islam saat itu terdesak dan terjepit. Secara politik Partai Komunias Indonesia (PKI) sedang mendapat angin dari Soekarno, dan mereka tidak ingin mengabaikan kesempatan untuk mengucilkan golongan Islam dari gelanggang politik nasional.

Ada yang menarik dari Buya Hamka, soal pelurusan sejarah masuknya Islam ke Nusantara. Ia punya pandangan lain. Beliau mengatakan, Islam masuk bukan  di abad pertengahan dan bukan pula dari India. Justru pada abad VI atau ke-VII dan langsung dari Hijaz atau Arab. Kalau ada yang mengatakan dari India, maka bisa saja sejarah itu disimpangkan orientalis untuk kepentingan sesuatu.

(Desastian/dbs)

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Berita Dakwah Indonesia lainnya:

+Pasang iklan

Gamis Syari Murah Terbaru Original

FREE ONGKIR. Belanja Gamis syari dan jilbab terbaru via online tanpa khawatir ongkos kirim. Siap kirim seluruh Indonesia. Model kekinian, warna beragam. Adem dan nyaman dipakai.
http://beautysyari.id

Cari Obat Herbal Murah & Berkualitas?

Di sini tempatnya-kiosherbalku.com. Melayani grosir & eceran herbal dari berbagai produsen dengan >1.500 jenis produk yang kami distribusikan dengan diskon sd 60% Hub: 0857-1024-0471
http://www.kiosherbalku.com

Dicari, Reseller & Dropshipper Tas Online

Mau penghasilan tambahan? Yuk jadi reseller tas TBMR. Tanpa modal, bisa dikerjakan siapa saja dari rumah atau di waktu senggang. Daftar sekarang dan dapatkan diskon khusus reseller
http://www.tasbrandedmurahriri.com

NABAWI HERBA

Suplier dan Distributor Aneka Obat Herbal & Pengobatan Islami. Melayani Eceran & Grosir Minimal 350,000 dengan diskon s.d 60%. Pembelian bisa campur produk >1.300 jenis produk.
http://www.anekaobatherbal.com

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Ustadzah Salma Khoirunnisa, salah satu pengajar di Pesantren Tahfizul Quran Darul Arqom Sukoharjo mengalami kecelakaan. Kondisinya masih belum sadar, dan sempat koma selama 5 hari karena diperkirakan...

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Diawali dengan berniat karena Allah, berperan aktif menebarkan amal sholeh dan turut serta membantu pemerintah memberikan kemudahan kepada umat mendapatkan pelayanan kesehatan, maka Ulurtangan...

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Rafli Bayu Aryanto (11) anak yatim asal Weru, Sukoharjo ini membutuhkan biaya masuk sekolah tingkat SMP (Sekolah Menengah Pertama). Namun kondisi ibu Wiyati (44) yang cacat kaki tak mampu untuk...

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Alhamdulillah, pada Sabtu, (18/11/2023), Yayasan Ulurtangan.com dengan penuh rasa syukur berhasil melaksanakan program Sedekah Barangku sebagai wujud nyata kepedulian terhadap sesama umat Islam....

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Sungguh miris kondisi Arga Muhammad Akbar (2) anak kedua pasangan Misran dan Sudarti ini, sudah sebulan ini perutnya terus membesar bagai balon yang mau meletus. Keluarganya butuh biaya berobat...

Latest News

MUI

Sedekah Al Quran

Sedekah Air untuk Pondok Pesantren

Must Read!
X