Kamis, 10 Rabiul Akhir 1446 H / 26 September 2024 16:22 wib
8.223 views
Allah Kagum & Tertawa Kepada Orang yang Shalat Malam
Oleh: Badrul Tamam
Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas rasulillah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.
Shalat malam adalah ibadah paling utama yang sangat disukai oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. Menjadikan hamba dekat kepada Tuhannya. Ia akan meninggikan derajat dan menambah nilai kebaikan orang yang mengerjakannya. Di sisi lain, qiyamul lail (shalat malam) akan menghapuskan kesalahan-kesalahannya dan menjadi sebab diijabah doa-doanya.
Hadits Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu berikut ini salah satu bukti tentang keistimewaannya,
أَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الصَّلَاةِ المَكْتُوبَةِ الصَّلَاةُ في جَوْفِ اللَّيْلِ
"Shalat paling afdhal (utama) setelah shalat fardhu adalah shalat di tengah malam.” (HR. Muslim)
Dalam haditsAbdullah bin Amr Radhiyallahu 'Anhuma, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
أَحَبُّ الصَّلَاةِ إِلَى اللَّهِ صَلَاةُ دَاوُدَ عَلَيْهِ السَّلَامُ، وَأَحَبُّ الصِّيَامِ إِلَى اللَّهِ صِيَامُ دَاوُدَ، وَكَانَ يَنَامُ نِصْفَ اللَّيْلِ وَيَقُوْمُ ثُلُثَهُ، وَيَنَامُ سُدُسَهُ، ويَصُومُ يَوْمًا، ويُفْطِرُ يَوْمًا
"Shalat yang paling dicintai oleh Allah adalah shalat Nabi Daud, puasa yang paling dicintai Allah adalah puasa Daud. Dia tidur setengah malamnya, lalu qiyamullail (menunaikan shalat) sepertiganya, kemudian tidur lagi seperenamnya. Dan (beliau) puasa sehari serta berbuka sehari." (HR. Muttafaq’alaihi).
Dari Amr bin Abasah Radhiyallahu 'Anhu, sesungguhnya Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:
أَقْرَبُ مَا يَكُوْنُ الرَّبُّ مِنَ الْعَبْدِ فِيْ جَوْفِ اللَّيْلِ الْآخِرِ فَإِنِ اسْتَطَعْتَ أَنْ تَكُوْنَ مِمَّنْ يَذْكُرُ اللّهَ فِيْ تِلْكَ السَّاعَةِ فَكُنْ
"(Waktu) terdekat seorang hamba kepada Tuhannya waktu pertengah malam akhir. Kalau sekiranya anda dapat menjadi orang yang diingat oleh Allah pada waktu itu, maka lakukanlah." (HR. Al-Tirmidzi dan al-Nasa’i)
Sebagaimana yang telah maklum, waktu malam adalah saat yang paling nyaman untuk istirahat. Melepas lelah dan mengistirahatkan badan setelah sibuk beraktifitas fisik sepanjang hari. Lebih-lebih ketika sudah berada ditengah malam atau bagian akhirnya, hawa dingin semakin menambah nikmat berselimut dan melanjutkan mimpi. Karenanya, siapa yang meninggalkan kenikmatan tidurnya untuk rukuk & sujud serta bermunajat kepada Tuhannya ia mendapat apresiasi istimewa dari Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud Radhiyallahu 'Anhu, dari Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam, beliau bersabda,
عَجِبَ رَبُّنَا عَزَّ وَجَلَّ مِنْ رَجُلَيْنِ: رَجُلٍ ثَارَ عَنْ وِطَائِهِ وَلِحَافِهِ، مِنْ بَيْنِ أَهْلِهِ وَحَيِّهِ إِلَى صَلَاتِهِ، فَيَقُولُ رَبُّنَا: أَيَا مَلَائِكَتِي، انْظُرُوا إِلَى عَبْدِي، ثَارَ مِنْ فِرَاشِهِ وَوِطَائِهِ، وَمِنْ بَيْنِ حَيِّهِ وَأَهْلِهِ إِلَى صَلَاتِهِ، رَغْبَةً فِيمَا عِنْدِي، وَشَفَقَةً مِمَّا عِنْدِي
"Tuhan kita takjub(terkagum-kagum) terhadap dua orang. (Salah satunya) Seorang yang meninggalkan ranjang dan selimutnya di antara keluarga dan yang dicintainya untuk menunaikan shalat. Allah Azza Wa Jallah berfirman: Wahai malaikat-Ku, lihatlah hamba-Ku yang meninggalkan ranjang dan selimut serta yang dicintai dari keluarganya untuk menunaikan shalatnya karena berharap apa yang ada pada diri-Ku dan takut terhadap (azab) yang ada pada diri-Ku. . . . ." (HR. Ahmad dan dinilai hassan oleh Syaikh Al-Albani, Shaheh At-Targhib, 258)
Imam al-Baihaqi dalam Al-Asma’ Wash Shifat juga meriwayatkan sebuah hadits dengan sanad hasan tentang 3 golongan manusia yang Allah mencintai mereka, tertawa kepada mereka, dan bergembira terhadap mereka; salah satunya:
وَالَّذِي لَهُ امْرَأَةٌ حَسْنَاءُ وَفِرَاشٌ لَيِّنٌ حَسَنٌ، فَيَقُومُ مِنَ اللَّيْلِ فَيَذَرُ شَهْوَتَهُ فَيَذْكُرُنِي وَيُنَاجِينِي وَلَوْ شَاءَ لَرَقَدَ
“Dan seorang pria yang punya istri cantik dan kasur empuk nan bagus, lalu dia bangun shalat malam, meninggalkan syahwatnya, lalu mengingat-Ku dan bermunajat kepada-Ku. Padahal kalau mau, dia bisa saja tidur.”
Jika demikian nilai Qiyamul lail (shalat malam) dan orang yang mengerjakannya di sisi Allah Subahanahu wa Ta'ala, apakah kita masih belum juga tergugah untuk bangun malam dan bermunajat kepada-Nya? [PurWD/voa-islam.com]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!