Kamis, 27 Rabiul Akhir 1446 H / 21 November 2013 07:44 wib
36.226 views
Tiga Larangan Menggunakan Tangan Kanan Dalam Buang Hajat
Oleh: Badrul Tamam
Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam teruntuk Rasulullah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.
Islam mengatur semua urusan manusia sampaipun masalah buang hajat. Islam mengajarkan adab-adab tentangnya. Tujuannya, memuliakan manusia agar nampak bedanya dari binatang yang tak memiliki aturan saat buang hajatnya. Di antara hikmahnya, agar aktifitasnya tersebut bernilai ibadah dan berpahala dengan menjaga adab-adab tersebut.
Adab-adab buang hajat ada yang berkaitan dengan perkataan dan ada yang berkaitan dengan perbuatan. Di antara adab yang berkaitan dengan perbuatan adalah larangan menggunakan tangan kanan saat buang hajat. Ada tiga larangan berkaitan dengannya. Pertama, memegang kemaluan dengan tangan kanan. Kedua, membersihkan atau menghilangkan najis yang mengenai tubuh. Ketiga, bercebok atau istinja’.
Diriwayatkan dari Abu Qatadah Radhiyallahu 'Anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:
لَا يُمْسِكَنَّ أَحَدُكُمْ ذَكَرَهُ بِيَمِينِهِ وَهُوَ يَبُولُ وَلَا يَتَمَسَّحْ مِنْ اَلْخَلَاءِ بِيَمِينِهِ وَلَا يَتَنَفَّسْ فِي اَلْإِنَاءِ
“Janganlah sekali-kali salah seorang kamu menyentuh kemaluannya dengan tangan kanannya saat sedang kencing, jangan pula membersihkan bekas kotorannya dengan tangan kanan, dan juga jangan bernafas dalam tempat air.” (Muttafaq Alaihi; dan lafadznya milik Muslim)
Dari Salman Radhiyallahu 'Anhu, ia berkata:
لَقَدْ نَهَانَا رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم "أَنْ نَسْتَقْبِلَ اَلْقِبْلَةَ بِغَائِطٍ أَوْ بَوْلٍ أَوْ أَنْ نَسْتَنْجِيَ بِالْيَمِينِ أَوْ أَنْ نَسْتَنْجِيَ بِأَقَلَّ مِنْ ثَلَاثَةِ أَحْجَارٍ أَوْ أَنْ نَسْتَنْجِيَ بِرَجِيعٍ أَوْ عَظْمٍ
“Sungguh Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam benar-benar telah melarang kami menghadap kiblat pada saat buang air besar atau kecil; atau ber-istinja' (membersihkan kotoran) dengan tangan kanan, atau beristinja' dengan batu kurang dari tiga biji, atau beristinja' dengan kotoran hewan atau dengan tulang.” (Muslim)
Hadits pertama –berkaitan dengan tangan kanan- menerangkan 2 larangan. Pertama, larangan memegangi kemaluan dengan tangan saat buang air kecil (kencing). larangan ini juga berlaku atas wanita, ia tak boleh memegang /menyentuh kemaluannya dengan tangan kanan. Berarti, dibolehkan memegangnya dengan tangan kiri.
Kedua, larangan membersihkan najis (kotoran) yang mengenai (mpeleper,-dalam bahasa jawa-) ke anggota tubuh, seperti paha, betis, dan lainnya. Syaikh Abdullah Al-Bassam dalam Taudhih al-Ahkam menyebutkan salah satu faidah dari hadits pertama, “wajibnya menjauhi barang-barang najis, apabila terpaksa menyentuhnya maka hendaknya menggunakan tangan kiri.”
Sementara hadits kedua –berkaitan dengan tangan kanan- menerangkan satu larangan, yaitu larangan istinja’ (cebok) dengan menggunakan tangan kanan. Sebaliknya, cebok itu dengan menggunakan tangan kiri. Ini juga berlaku pada istijmar (cebok dengan menggunakan batu), maka tangan yang memegang batu dan bekerja membersihkannya adalah yang kiri.
Semua ini menunjukkan pemuliaan terhadap tangan kanan atas tangan kiri. Dalam perkara-perkara yang baik didahulukan tangan kanan, seperti menyisir rambut, memakai baju, memakai sandal, dan selainnya. Sebaliknya, dalam urusan yang berkaitan dengan kotoran atau sesuatu yang menjijikkan digunakan atau didahulukan tangan kiri. Inilah ketetapan Allah Subhanahu Wa Ta'ala dalam urusan pembagian tugas tangan kanan dan tangan kiri. Sedangkan orang beriman, apabila diseru kepada aturan Allah dan Rasul-Nya maka ia hanya mengucapkan Sami’naa wa Atha’naa (kami mendengar dan kami taat). Wallahu Ta’ala A’lam. [PurWD/voa-islam.com]
Tulisan Terkait:
1. Buang Air Besar atau Kecil Bisa Datangkan Laknat, Kok Bisa?
2. Dilarang Ngobrol Saat Buang Air
3. Hukum Buang Air Kecil Sambil Berdiri
4. Bolehkah Istinja' (Bercebok) dengan Tissue?
5. Membaca Dzikir dan Doa di Dalam Kamar Kecil
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!