Sabtu, 19 Jumadil Awwal 1446 H / 23 Maret 2024 16:23 wib
4.240 views
Waspadai Halal-Haram Dalam Bahan dan Cara Pengolahan Makanan
Oleh: Aily Natasya
Penentuan masing-masing muslim dalam mengkonsumsi makanan yang halal atau haram, berbeda. Ada yang menganggap bahwa selagi bukan babi atau anjing, maka makanan apa pun yang tidak mengandung keduanya adalah halal, tak peduli bagaimana cara penyembelihannya. Ada yang harus dengan label halal agar lebih yakin. Ada yang mengira bahwa tak masalah jika tidak ada label halalnya asalkan tidak tampak daging babi atau anjingnya.
Banyak kalangan muslim yang tidak paham bahwa makanan yang halal atau haram tidak hanya dilihat pada ada daging babi atau anjingnya atau tidak. Dalam industri makanan saat ini, banyak sekali bahan makanan yang harus diwaspadai tentang halal dan haramnya karena penentuan halal-haramnya lebih kompleks seperti walau pun makanan itu ayam, cara penyembelihannya bagaimana? Walau itu hanya mie ramen, bagaimana dengan kuahnya? Ada campuran alkohol atau kaldu babinya atau tidak? Dan lain sebagainya.
Jadi tidak hanya sekilas dilihat dari luarnya saja, tidak ada daging babi atau anjing, maka aman. Padahal belum ada label halalnya. Jika kita tinggal di luar negeri, maka mungkin kita bisa saja tidak terlalu mementingkan label tersebut. Namun di Indonesia, label tersebut sudah merupakan suatu keharusan yang harus dipertimbangkan. Jika tidak ada labelnya, maka jangan dikonsumsi terlebih dahulu. Tunggu saja sampai benar-benar ada labelnya, agar tidak ragu. Karena banyak juga yang ragu-ragu, tapi tetap dikonsumsi.
Dalam Islam, semuanya, mulai dari cara penyembelihan sampai pembuatan makanan sudah ditetapkan syarat halal-haramnya. Jadi mengapa di kalangan muslim malah berbeda-beda penentuannya?
Di dalam Islam, daging hewan darat seperti sapi, kambing, ayam, dan lain-lain itu harus disembelih dengan mengucapkan ‘bismillah’. Tidak juga dalam keadaan tiren (mati kemaren). Adapun jika kita mendapatkan daging yang tidak kita ketahui apakah proses penyembelihannya menyebut ‘bismillah’ atau tidak, maka boleh dimakan dengan mengucapkan ‘bismillah’ jika yang memberi daging tersebut adalah orang muslim sebagai anggapan bahwa sembelihan orang muslim itu selamat (halal), (Majmu’ Al-Fatawa, 35: 240).
Dari Aisyah radhiyallahuanha, ada suatu kaum yang berkata, “Wahai Rasulullah, ada suatu kaum membawa daging kepada kami dan kami tidak tahu apakah daging tersebut saat disembelih dibacakan bismillah atau tidak.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam [lantas menjawab, “Ucapkanlah bismillah lalu makanlah.” (HR. Bukhari no. 2057)
Banyak terjadi, orang-orang masuk ke restoran yang tidak mereka ketahui apakah bahan-bahannya mengandung bahan-bahan haram atau tidak. Tempo hari, ada kasus di mana seorang wanita yang bercerita bahwa dia sering makan di sebuah restoran yang bahan makanannya mengandung bahan yang tidak halal. Dan dia pun bingung megapa tidak ada orang yang memberitahunya. Padahal alih-alih menunggu dikasih tahu, seharusnya kita yang cari tahu. Toh, yang butuh itu kita. Yang menjalankan syariat itu kita. Jadi jangan salahkan orang lain. Salah diri kita sendiri yang tidak berhati-hati.
Makan makanan yang haram ini jangan dianggap sepeleh karena dampak negatif bagi diri kita banyak sekali seperti, Allah jadi menolak ibadah kita, doa-doa kita tidak dikabulkan, menipiskan iman, mendapatkan balasan neraka, dan mengeraskan hati.
Lalu, jika sudah terlanjur bagaimana? Tentu saja bertobat kepada Allah. Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah telah memaafkan umatku yang berbuat salah karena tidak sengaja atau karena lupa, atau karena dipaksa.” (HR. Ibnu Majah)
Jadi, alangkah baiknya jika kita lebih hati-hati lagi setelah ini. Seperti yang tadi dijabarkan, jika di luar negeri, yang negerinya kurang atau tidak adanya label halal di produk-produk makanan, maka berhati-hatilah dengan mencari tahu. Dan jika berada di negeri yang lazim terhadap label halal, atau bahkan wajib seperti di Indonesia, maka jangan abai jika tidak ada label halalnya. Wallahua’lam. (rf/voa-islam.com)
Ilustrasi: Google
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!