Selasa, 21 Jumadil Awwal 1446 H / 28 Mei 2013 04:55 wib
125.122 views
Doa Berlindung dari Fitnah Dunia
Oleh: Badrul Tamam
اللَّهُمَّ إنِّي أعُوذُ بِكَ مِنَ البُخْلِ، وَأَعوذُ بِكَ مِنَ الجُبْنِ، وَأعُوذُ بِكَ أنْ أُرَدَّ إِلَى أَرْذَلِ العُمُرِ، وَأعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الدُّنْيَا، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ القَبْرِ
"ALLAHUMMA INNI A'UUDZU BIKA MINAL BUKHLI WA A'UUDZU BIKA MINAL JUBNI WA A'UUDZU BIKA MIN AN URADDA ILAA ARDALIL 'UMURI WA A'UUDZU BIKA MIN FITNATID DUNYA WA ADZAABIL QABRI
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kebakhilan, aku berlindung kepada-Mu dari sifat pengecut, aku berlindung kepada-Mu dari kepikunan, dan aku berlindung kepada-Mu dari fitnah dunia dan siksa kubur.”
Sumber Doa
Diriwayatkan dari Amru bin Maimun al-Adawi dan Mus’ab bin Sa’ad bin Abi Waqqash, bahwasanya Sa’ad mengajarkan kepada putra-putranya beberapa kalimat doa sebagaimana seorang guru mengajari menulis kepada anak kecil. Beliau berkata: “Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam berlindung dari lima perkara di penghujung shalatnya:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْبُخْلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ الْجُبْنِ وَأَعُوذُ بِكَ أَنْ أُرَدَّ إِلَى أَرْذَلِ الْعُمُرِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الدُّنْيَا وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kebakhilan, aku berlindung kepada-Mu dari sifat pengecut, aku berlindung kepada-Mu dari kepikunan, dan aku berlindung kepada-Mu dari fitnah dunia dan siksa kubur.” (HR. Al-Bukhari, Al-Tirmidzi, al-Nasai, dan Ahmad)
Kapan Dibacanya?
Doa di atas termasuk salah satu dari pilihan doa di penghujung shalat, yakni sebelum salam. Tepatnya sesudah membaca tasyahhud dan shalawat Nabi. Ini ditunjukkan oleh kalimat yang disampaikan perawi hadits, Sa’d bin Abi Waqqash,
وَيَقُولُ إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَتَعَوَّذُ مِنْهُنَّ دُبُرَ الصَّلَاةِ
“. . dan ia (Sa’d) berkata: Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam berlindung darinya (lima perkara) di penghujung shalatnya.” (HR. Al-Bukhari)
Sebagaimana yang sudah maklum, waktu sebelum salam dalam shalat termasuk waktu mustajab untuk dikabulkannya doa. Karenanya dianjurkan memperbanyak doa padanya sebagaimana sabda Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam,
ثُمَّ يَتَخَيَّرُ مِنْ الدُّعَاءِ أَعْجَبَهُ إِلَيْهِ فَيَدْعُو
“Kemudian ia memilih doa yang disukainya lalu berdoa dengannya.” (HR. Al-Bukhari)
Ada beberapa doa ma’tsur dari Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam untuk dibaca di tempat ini, antara lain:
اَللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ , وَمِنْ عَذَابِ اَلْقَبْرِ , وَمِنْ فِتْنَةِ اَلْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ , وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ اَلْمَسِيحِ اَلدَّجَّالِ
"Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari adzab Jahannam, dari adzab kubur, dari fitnah kehidupan dan kematian, dan dari keburukan fitnah Masih Dajjal." (Muttafaq 'alaih)
اللَّهُمَّ إنِّي ظَلَمْت نَفْسِي ظُلْمًا كَثِيرًا ، وَلَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إلَّا أَنْتَ ، فَاغْفِرْ لِي مَغْفِرَةً مِنْ عِنْدِك وَارْحَمْنِي ، إنَّك أَنْتَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
"Ya Allah, Sesungguhnya aku telah menzalimi diriku sendiri dengan kezaliman yang banyak. Tidak ada yang bisa mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau. Maka ampunilah aku dengan ampunan dari sisi-Mu dan rahmati aku. Sesungguhnya Engkau Dzat Maha pengampun lagi Penyayang." (Muttafaq 'Alaih)
اَللَّهُمَّ أَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ
"Ya Allah, Bantu aku untuk berzikir, bersyukur, dan memperbaiki ibadah kepada-Mu." (HR. Ahmad, Abu Dawud, dan al-Nasai dengan sanad kuat)
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
"Ya Allah, ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka." (HR. Bukhari dan Ahmad)
Penjelasan Global
Doa di atas berisikan perlindungan dari lima perkara buruk yang menghancurkan. Di mana jika ada dalam diri manusia ia akan menjadi manusia hina dan merugi. Kelima perkara tersebut;
Pertama, al-Bukhli; yaitu pelit yang merupakan lawan dari dermawan. Inilah penyebab seseorang tidak menunaikan kewajiban dalam harta seperti zakat, membantu orang susah, menyokong kebutuhan dakwah dan jihad, serta lainnya.
Kedua, Al-Jubni, yakni pengecut. Lawannya Saja’ah (berani). Orang yang terjangkiti penyakit Jubun akan takut kepada resiko dalam melaksanakan kebaikan sehingga ia meninggalkan perbuatan baik tersebut. Akibatnya, banyak kewajiban-kewajiban agama yang akan ditinggalkan. Misalnya: jihad fi sabililla, menyampaikan dan membela kebenaran, mengingkari tindakan munkar, membela orang teraniaya, menghentikan tindakan kejahatan, dan selainnya.
Ketiga, Arzdal al-Umr (pikun) adalah puncat dari umur tua. Pada kondisi ini, seseorang akan menjadi seperti anak-anak dalam cara berpikir dan menyikapi masalah. Kekuatan fisik dan akannya sudah sangat menurun, sehingga keberadaannya menjadi beban bagi yang lain.
Keempat, Fitnah dunia, yakni terfitnah dengan dunia sehingga menuruti syahwat duniawi dan tertipu olehnya. Akibatnya, ia lupa akhirat. Masuk dalam hal ini adalah berlindung dari berbagai fitnah yang menghancurkan dien dan akhiratnya saat masih hidup di dunia.
Kelima, Adzab Kubur, yakni kengerian dan siksa yang diperolehnya saat ditanya oleh dua Malaikat setelah dikuburkan. Ia berlindung dari menyaksikan amal-amal buruknya dalam rupa makhluk yang sangat menyeramkan. Ia berlindung dari himpitan kubur yang mematahkan tulang belulang, serta berbagai macam siksa di dalamnya.
Penjelasan Khusus
Fitnah dunia tidak kalah bahayanya dari perkara-perkara yang disebutkan di atas. Banyak orang menjadi korbannya. Tidak hanya kalangan awam saja. Para ulama dan aktifis Islam tidak sedikit yang tergelincir karenanya. Mereka menjadikan dunia sebagai tujuan hidupnya. Pikiran, cita-cita, harapan, dan segala perbuatannya hanya untuk dunia. Akibatnya, ia lalai dari tujuan penciptaannya, yakni ibadah. Ia lalai dari menyiapkan bekal untuk kehidupan akhirat. Ia hidup seperti binatang. Hanya menikmati kelezatannya dan menurutkan syahwatnya. Ia tak peduli halal dan haram dalam memperolehnya. Ia tak pernah peduli kemana dan untuk apa ia habiskan dunianya. Sehingga hidupnya hanya mengumpulkan bekal menuju kesengsaraan dan siksa pedih di ahirat.
Oleh sebab bahayanya yang dahsyat, Allah dan Rasul-Nya berulang-ulang memberi peringatan terhadap fitnah dunia. Baik peringatan secara langsung, memberikan permisalan tentangnya, dan menceritakan umat-umat terdahulu tersesat karenanya.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman agar tidak tertipu dengan kehidupan dunia,
فَلَا تَغُرَّنَّكُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا وَلَا يَغُرَّنَّكُمْ بِاللَّهِ الْغَرُورُ
“Maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdayakan kamu, dan jangan (pula) penipu (syaitan) memperdayakan kamu dalam (mentaati) Allah.” (QS. Luqman: 33)
Allah Subhanahu Wa Ta'ala memperingatkan dunia dengan memberikan permisalan tentangnya,
وَاضْرِبْ لَهُمْ مَثَلَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا كَمَاءٍ أَنْزَلْنَاهُ مِنَ السَّمَاءِ فَاخْتَلَطَ بِهِ نَبَاتُ الْأَرْضِ فَأَصْبَحَ هَشِيماً تَذْرُوهُ الرِّيَاحُ وَكَانَ اللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ مُقْتَدِراً
“Dan berilah perumpamaan kepada mereka (manusia), kehidupan dunia sebagaimana air hujan yang Kami turunkan dari langit, maka menjadi subur karenanya tumbuh-tumbuhan di muka bumi, kemudian tumbuh-tumbuhan itu menjadi kering yang diterbangkan oleh angin. Dan adalah Allah, Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (Al-Kahfi: 45)
اعْلَمُوا أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِي الْأَمْوَالِ وَالْأَوْلَادِ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهُ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَاهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُونُ حُطَامًا وَفِي الْآَخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَغْفِرَةٌ مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانٌ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ
“Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah- megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.” (Al-Hadid: 20)
Allah mangabarkan umat yang tersesat karena dunia, “Dan bacakanlah kepada mereka berita orang yang telah Kami berikan kepadanya ayat-ayat Kami (pengetahuan tentang isi Al Kitab), kemudian dia melepaskan diri dari pada ayat-ayat itu, lalu dia diikuti oleh syaitan (sampai dia tergoda), maka jadilah dia termasuk orang-orang yang sesat. Dan kalau Kami menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia mengulurkan lidahnya (juga). Demikian itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir.” (QS. Al-A’raf: 175-176)
Penutup
Di kehidupan zaman yang sudah tua. Kiamat juga semakin dekat. Dunia dibukakan untuk manusia selebar-lebarnya. Berbagai ilmu pengatahuan dan teknologi serta fasilitas kehidupan sudah sebegitu canggih. Kehidupan mewah dipamerkan di hadapan setiap saat. Akibatnya, Menggenggam kekayaan dan kemewahan dunia menjadi cita-cita banyak orang. Mereka berlomba-lomba menumpuk harta dan menikmatinya. Mereka merasa bahwa harta benda itu akan mengekalkan mereka. Sehingga akhirat bagi dia hanya tinggal dongeng semata. Tidak benar-benar diimani dan yakini keberadaannya.
وَقَالُوا إِنْ هِيَ إِلَّا حَيَاتُنَا الدُّنْيَا وَمَا نَحْنُ بِمَبْعُوثِينَ
“Dan tentu mereka akan mengatakan (pula): "Hidup hanyalah kehidupan kita di dunia ini saja, dan kita sekali-sekali tidak akan dibangkitkan”.” (QS. Al-An’am: 29)
Maka kita lihat, kasus-kasus korupsi yang mejerat elit-elit politik dan penguasa dinegeri kita tidak lepas dari fitnah dunia. Bahkan tidak hanya menyerang orang-orang yang jauh dari ilmu agama. Para ustadz dan kiainya juga ikut terjeras fitnah dunia.
Kasus terorisasi aktifis Islam sehingga darah orang-orang shalih dihargai murah, tidak lain dibelakangnya ada kepentingan dunia. Mendapat hadiah malimpah, bantuan dikucurkan dengan deras, atau sebagai promosi kenaikan pangkat/jabatan.
Oleh sebab itu, doa perlindungan di atas sangat penting untuk dibaca. Agar kita tidak tertipu dengan dunia dan larut dalam fitnahnya. Wallahu Ta’ala A’lam. [PurWD/voa-islam.com]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!