Ahad, 26 Jumadil Awwal 1446 H / 1 Mei 2022 12:56 wib
5.590 views
Benarkah Setan Dibelenggu Selama Bulan Romadhon?
Berasal dari Hadits silsilah Sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Baginda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ وَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ
“Apabila Ramadhan tiba, pintu surga dibuka, pintu neraka ditutup, dan setan dibelenggu.” (HR. Bukhari no. 1899 dan Muslim no. 1079).
Hadits serupa dalam kalimat lain disebutkan,
إِذَا كَانَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الرَّحْمَةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ جَهَنَّمَ وَسُلْسِلَتِ الشَّيَاطِينُ
“Jika masuk bulan Ramadhan, pintu-pintu rahmat dibukan, pintu-pintu Jahannam ditutup dan setan-setan pun diikat dengan rantai.” (HR. Bukhari no. 3277 dan Muslim no. 1079).
Apakah semua setan dibelenggu selama bulan Suci Romadhon Mubarok Karim ?!
Berbagai pendapat bermunculan, dari mulai semua setan dibelenggu sampai hanya sebagian setan yang dibelenggu.
Begitu juga ada pendapat mengenai 'setan dibelenggu' itu adalah kiasan bahwa manusia yang harus membelenggu setan supaya tidak bisa mengganggu manusia yang beriman dengan cara meningkatkan iman dan taqwa sehingga tidak ada kesempatan bagi setan untuk menggoda manusia dan setan terbelenggu.
Ada juga pendapat yang beranggapan bahwa setan dari jenis jin yang dibelenggu, sementara setan dari jenis manusia masih bebas berkeliaran menggoda manusia untuk melanggar arturan ALLOH Subhanahu wa Ta'ala.
Tentu saja maksud Hadits di atas bahwa semua setan akan dibelenggu baik dari jenis jin maupun manusia.
Pertanyaan kita adalah bagaimana setan itu dibelenggu?
Sementara masih kita saksikan berbagai kemasiatan selama bulan Suci Romadhon Mubarok Karim ini. Termasuk masih banyak Muslim yang belum melakukan ibadah shaum. Ini pasti karena godaan setan.
Begitulah setan, dibelenggu saja masih bisa menggoda apalagi tidak dibelenggu.
Semenjak mulai melaksanakan Shaum Romadhon Mubarok Karim kita masih saksikan banyak saudara-saudari kita yang belum melaksanakan ibadah shaum, belum menutup aurat, masih melakukan ghibah (menceritakan keburukan orang lain), tajassus (mencari kesalah orang lain), namimah (adu domba), menolak Syari'at Islam dan lain sebagainya.
Apalagi di antara mereka orang-orang yang memang belum BerIslam kemaksiatan tetap berjalan.
Atas izin ALLOH Subhanahu wa Ta'ala bulan Romadhon tahun ini kami melaksanakan ibadah shaum Romadhon Mubarok Karim di negeri yang pernah menjadi pusat Dunia Islam Khilafah Türkiye Islamiyah.
Mayoritas penduduknya tentu saja Muslim. Ternyata di bulan Suci Romadhon Mubarok Karim ini masih banyak yang belum melaksanakan ibadah shaum Romadhon, restoran buka di siang hari, toko-toko minuman beralkohol tetap buka, bahkan masih banyak aurat yang terbuka dan tidak jarang orang berciuman di muka umum.
Seperti Syari'at dalam Muamalah dalam transaksi keuangan, riba tetap berjalan, aurat terbuka, minuman beralkohol diperjual-belikan dan fitnah terus berlangsung dan yang melakukannya adalah juga melakukan Shaum Romadhon.
Merasakan lapar tapi tidak merasakan kelaparan saudara-saudarinya dengan berbagi untuk yang tidak mampu dan enggan mengeluarkan zakat dan Infaq nya.
Begitu juga sebagaimana Islam diturunkan kepada manusia untukmmenjadi Rahmatan lil Alamin tapi kenyataannya adalah belum seluruhnya terbukti. Ya pantas saja karena Syar'iat Islam tidak dilaksanakan seluruhnya.
Contoh sederhana, Zakat tidak akan menjadi solusi bagi pemerataan ekonomi ummat Ketika tidak ada otoritas yang mengkordinir Zakat, mengadministrasikan, mendistribusikan dan melakukan pembinaan terhadap kaum yang masih lemah untuk menjadi kuat. Untuk itulah perintah Zakat, kalimatnya berbentuk Perintah 'Khud'! yang artinya 'Ambilah'! Ini berarti harus ada otoritas yang melakukannya.
Begitu juga Syar'iat Islam lainnya akan tegak jika ada otoritas yang melaksanakannya.
Begitulah setan akan terbelenggu ketika ada perangkat yang melaksanakan aturan ALLOH Subhanahu wa Ta'ala dan mencegah setiap upaya setan baik setan dari kalangan jin maupun manusia. Sehingga setan benar-benar dibelenggu. Dibelenggu dengan kesadaran untuk berIslam Kaffah hasil dari Tarbiyah (Pembinaan) Islam dan kebijakan dari Pemimpin yang mendukung Syari'at Islam dan kebijakan yang mencegah setiap budaya setan.
Jadi melaksanakan suatu Syari'at ALLOH Subhanahu wa Ta'ala tidak selalu bisa diterjemahkan secara individual tetapi juga harus secara berJama'ah bahkan harus oleh suatu otoritas dengan seluruh perangkat nya atau kekuasaan Pemimpin Islam.
ALLOHU A'LAM.
Semoga ALLOH Subhanahu wa Ta'ala membimbing, menguatkan dan memberikan Kemenangan yang hakiki untuk Islam dan ummat Islam dunia akhirat ???? Amin
@Istanbul
28 Romadhon 1443 H/29 April 2022 M.
Abdurrahman Anton Minardi
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!