Ahad, 25 Jumadil Awwal 1446 H / 28 Februari 2021 10:48 wib
3.368 views
Tatkala Ibadah Umroh Dinistakan
Oleh: Abu Muas T.(Pemerhati Masalah Sosial)
Astaghfirullah, tak ada ucapan yang layak diucapkan kecuali ucapan "Istighfar" jika ada sosok yang wujud kasarnya seperti manusia mengaku muslim, tapi ucapan yang diungkapkan dalam bentuk tulisan yang tersebar di media sosial malah menistakan syariat Islam khususnya ibadah umroh.
Sosok yang jasad kasarnya berbentuk seperti manusia yang satu ini menulis dalam cuitannya di antaranya menuliskan:
"Di kampung, kalau mau berdoa, cukup baca yasin atau ziarah kubur. Skrg, harus ke mekkah dgn biaya tinggi. Beragama jadi mahal. #umroh”
“Padahal, kalau kita umroh berarti kita menyumbang devisa bagi Arab Saudi. #konspirasi”
“Secara sosiologis, ziarah kubur itu menjadikan biaya beragama relatif lebih murah daripada harus umroh ke mekkah.”
Jika disimak dan dicermati tiga alinea tulisan yang bersangkutan seperti di atas peralinea:
Pertama, dia menyamakan ibadah umroh seperti di kampung kalau berdoa, cukup baca yasin atau ziarah kubur tak perlu ke mekkah dengan biaya tinggi yang akhirnya dia menilai beragama itu mahal.
Kedua, lebih nista lagi yang bersangkutan mengaitkan umroh sama dengan menyumbang devisa bagi Arab Saudi. Disadari atau tidak, yang bersangkutan secara eksplisit telah merendahkan martabat sebuah negara tetangga khususnya Arab Saudi.
Ketiga, dengan dalih sosiologis yang bersangkutan menilai tak harus bayar mahal untuk umroh ke Mekkah lebih murah cukup ziarah kubur.
Pemikiran seperti ini telah menjadikan yang bersangkutan seolah-olah merasa memiliki daya pikir yang cerdas, padahal tak disadari telah menistakan syariat-Nya. Yang bersangkutan merasa "besar kepala" dengan pemikirannya terlebih setelah ada yang menjulukinya sebagai intelektual muda.
Diakui atau tidak, pemikiran-pemikiran yang senada dengan yang bersangkutan kini mulai bermunculan di negeri Aneh Tapi Nyata. Hanya di negeri Aneh Tapi Nyata inilah manusia-manusia seperti yang bersangkutan ini dengan bebas menuliskan dan memublikasikan pemikiran-pemikiran sesatnya dengan sebebas-bebasnya.
Pertanyaannya, apakah pemikiran-pemikiran yang telah dituliskan yang bersangkutan tidakkah sudah termasuk memperolok-olok syariat-Nya yang sanksinya bukan hanya berdosa melainkan telah gugur keimanan dan keislamannya? Sebagaimana yang tersirat dan tersurat dalam firman-Nya, di Surat At Taubah:65-66; Muthaffifin:29-36; Al-An'am:68 dan An-Nisa':140.
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!