Rabu, 25 Jumadil Awwal 1446 H / 24 Februari 2021 21:17 wib
5.600 views
Belajar dari Kisah Ashabul Kahfi: Ikhlas dalam Beribadah
Oleh:
Sainah || Prodi Akuntansi Syari’ah, STEI SEBI
BERIBADAH adalah permohonan seorang hamba kepada Allah SWT baik dalam ucapan maupun perbuatan. Beribadah kepada Allah SWT merupakan hal yang harus di lakukan oleh umat islam agar menjadi umat yang di Ridhoi oleh Allah SWT yaitu dengan menjalankan perintah-Nya seperti halnya, menjalankan shalat wajib yang kemudian berdoa dengan hati yang ikhlas berserah diri hanya kepada Allah SWT.
Mengingat betapa besarnya iman dalam diri Rasulullah SAW ketika beribadah kepada Allah SWT begitu mulia nya iman beliau ketika beribadah dalam membela dan menyebarkan agama islam sampai beliau terluka karena di lempari batu dan kotoran oleh orang kafir akan tetapi, rasulullah tetap ikhlas dan bersabar menerima semuanya, karena Rasulullah SAW telah menyerahkan hidup dan matinya hanya kepada Allah SWT. Selain itu Rasulullah SAW mempunyai keikhlasan yang besar dalam mengemban amanah nya sebagai seorang Rasul yang mulia dan di cintai oleh umatnya sampai akhir zaman.
Beribadah dengan ikhlas adalah hal yang paling mulia, karena beribadah kepada Allah SWT itu tidak bisa di paksakan oleh kehendak apapun. seorang muslim harus beribadah kepada Allah SWT dengan hati yang ikhlas, jernih, suci, dan tidak ada paksaan sama sekali dalam dirinya. oleh karena itu, dalam kesempatan kali ini saya akan membahas mengenai ketauladanan kisah Ashabul Kahfi yang ikhlas dalam beibadah.
Makna beribadah kepada Allah SWT menundukan diri secara total kepada Allah SWT, diantaranya makna ibadah itu adalah menyembah kepada-Nya semata, dan mentauhidkan-Nya sebagai Tuhan dan Rabb serta hanya menerima perintah dan larangan dari-Nya dalam masalah masalah dunia dan akhirat. Adapun makna ikhlas sendiri adalah bersih dan murni dimana seorang yang ikhas itu mempunyai jiwa yang bersih dan murni. Ikhlas merupakan amalan yang susah di lakukan namun mudah untuk di ucapakan seperti Firman Allah SWT yang artinya, “ Padahal mereka di perintahkan menyembah Allah dengan ikhlas, mentaati-Nya semata mata karena (menjalankan) agama dan tujuan agar melaksanakan shalat dan menunaikan zakat dan demikian itulah agama yang lurus (benar) (QS AL-Bayyinah :5).
Hal tersebut dibuktikan oleh para pemuda Ashabul Kahfi dalam mempertahankan keyakinannya kepada Allah SWT yaitu di mulai ketika mereka tinggal di sebuah negeri bernama Afasus yang di pimpin oleh seorang Raja yang sangat kejam dan penyembah berhala, yang bernama Raja Decyanus. Dia selalu memerintahkan dan memaksa rakayatnya untuk ikut menyembah berhala jika ada yang menentangnya, maka tidak segan segan Raja Decyanus membunuh rakyatnya yang tidak mematuhi perintahnya, oleh karenanya sebagian besar penduduknya menyembah berhala.
Suatu hari Raja Decyunus mendengar bahwa ada beberapa pemuda dari kalangan Bangsawan yang menolak untuk menyembah berhala, hal ini membuat Raja marah dan memerintahkan pasukannya untuk mencari para pemuda itu untuk di bawa kehadapannya. Setelah sampainya mereka di hadapan Raja kemudian para pemuda itu ditanya mengapa kalian tidak menyembah behala? kemudian para pemuda itu menjawab, kami beriman kepada Allah SWT sang pencipta langit dan bumi satu satunya Tuhan yang patut disembah.
Kemudian Raja Decyunus menawarkan kepada mereka berbagai kenikmatan duniawi agar para pemuda itu menyebah berhala akan tetapi, keimanan para pemuda itu tidak akan tergoyahkan sedikit pun oleh kenikamatan dunia dan seisinya karena meraka telah berpegang teguh hanya kepada Allah SWT. Hal ini membuat Raja Decyunus murka kemudian dia melucuti pakaian para pemuda tetapi tidak sampai membunuhnya. Kemudian dari keteguhan para pemuda itu turunlah Firman Allah SWT yang artinya, ”Dan kami teguhkan hati mereka ketika mereka berdiri lalu berkata” Tuhan kami adalah Tuhan langit dan bumi, kami tidak menyeru Tuhan selain Dia. Sunggauh, kalau kami berbuat demikian, tentu kami telah mengucapkan perkataan yang sangat jauh dari kebenaran” (QS. AL-kahfi/18: 14).
Karena keteguhan nya mereka bersepakat untuk melarikan diri dari Kota yang penuh kekejaman dan kemaksiatan itu. Kemudian mereka bersembunyi di sebuah Gua, Gua tersebut terletak di Gunung Tikhayus. Kemudian turunlah firman Allah SWT yang artinya; ingatlah ketika pemuda pemuda itu berlindung ke dalam gua lalu mereka berdo’a “ya Tuhan kami berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah petunjuk yang luru bagi kami dalam urusan kami” (QS AL-Kahfi /18:10).
Allah maha besar dan maha mengetahui dan Allah memberi syafa’atnya kepada orang yang bertaqwa dan berimn kepadanya yang kemudian do’a mereka di kabulkan oleh Allah SWT dengan turun ayat selanjutnya;” Maka kami tutup telinga mereka di dalam gua itu selama beberapa tahun” (QS AL- Kahfi/18: 11).
Kemudian berita menghilangnya para pemuda itu di dengar oleh Raja Decyunus bahwa para pemuda itu bersembunyi di dalam Gua, lalu Raja memerintahkan pasukannya untuk menutup Gua itu dan berharap mereka mati di dalam Gua. Akan tetapi kuasa Allah itu turun bagi Orang-Orang yang memiliki keimanan yang besar dalam hatinya dan Bersungguh-Sunguh dalam beribadah. lalu, Allah SWT menidurkan mereka seperti dalam Firman Allah SWT yang artinya, “Dan engkau mengira mereka iu tidak tidur padahal mereka tidur dan kami Bolak Balikan mereka ke kanan dan ke kiri sedang Anjing mereka membentang kedua lengan nya di depan pintu gua… “(QS AL-kahfi/18:18).
Setelah Allah menidurkan mereka kemudian Allah membangunkan mereka agar diantara mereka saling bertanaya, berapa lama mereka tidur? mereka merasa bahwa mereka ada di dalam Gua sehari atau setengah hari. Allah SWT yang maha mengetahui atas apa yang di alami oleh para pemuda itu karena Allah SWT telah menidurkan mereka selama 309 Tahun Qomariyah seperti yang tertera dalam ayat ke 25 surat AL-Kahfi yang artinya,” Dan mereka tinggal di dalam Gua selama tiga ratus tahun dan di tambah sembilan tahun”.
Kemudian dari kisah di atas menyadarkan bahwa ternyata mereka telah berlindung di Gua tersebut selama ratusan tahun. Raja Dicyunus di binasakan oleh Allah SWT sedangkan Ashabul Kahfi di selamatkan dan di pelihara oleh Alllah SWT karena sikap tauhidnya yang teguh dengan segala bentuk resiko yang d pikulkanya. Inilah buah dari sebuah pengorbanan untuk selalu bersikap istiqomah dalam beriman kepada Allah SWT. Kemudian kita dapat mengambil sebuah ketauladanan dari kisah para pemuda Ashabul Kahfi yang tangguh dalam mempertahankan keimanannya dan menentang seorang Raja yang jahat walaupun jabatanya tinggi akan tetapi, Allah lah yang maha tinggi tidak ada Tuhan selain Allah SWT. mereka ikhlas menerima keadaan apapun walau nyawa menjadi taruhannya akan tetapi, Allah SWT menjaganya sampai mereka terbangun di dalam Gua. Inilah kebesaran Allah SWT yang di tunjukan dalam sebuah perjuang seseorang dalam beribadah kepada Allah SWT.
Dari kisah Tujuh pemuda yang tertidur di dalam Gua bersama Anjingnya yaitu kithmir selama 309 Tahun. Dimana mereka bersembunyi di dalam Gua untuk melarikan diri dari kekejaman Raja Decyunus untuk mempertahankan keimananya maka kisah ini di beri Nama Ashabul Kahfi.
Adapun anugerah teruntuk hamba-Nya yang ikhlas seperti halnya para Ashabul Kahfi. Ikhlas sendiri merupakan perkara yang Agung dan memiliki keutamaan yang besar. Diantara anugerah Allah SWT kepada orang yang ikhlas sebagai berikut:
1) “Menghilangkan kesusahan”, setiap musibah dan cobaan yang menimpa pada seorang hamba di dunia ini pasti berakhir. Salah satu sebab hal ini dihilangkan adalah karena keikhlasanya. Seperti cerita di atas Ashabul Kahfi yang di sebutkan kisah nya di dalam Al Qur’an tentang beberapa pemuda yang beriman kepada Allah dan mengikhlaskan semua perbuatan, ucapan, dan keyakinan hanya untuk Allah SWT.
2) “Turun pertolongan Allah SWT“, Allah maha bijaksana dan maha mulia, Allah akan selalu memberikan pertolongan bagi Hamba-Hambanya yang shaleh dan ikhlas. sebagai buktinya, setiap musibah dan siksaan yang menimpa Ashabul Kahfi dari seorang Raja yang dzalim di hilangkan oleh Allah, yakni dengan menyelamatkan mereka di dalam Gua dan menidurkan mereka selama ratusan tahun.
3) “Allah menyempurnakan keimanan Hamba-Hambanya yang ikhlas”, barang siapa memberi karena Allah, membenci karena Allah, dan menikah karena Allah maka sempurnalah imanya (HR. Abu Dawud).
4) “Mendapatkan dua pahala “, seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah SAW, “Ya Rasulullah seseorang melakukan amalan (kebaikan) dengan di rahasiakan dan bila di ketahui orang dia juga menyukainya (merasa senang)” Rasulullah SAW berkata, baginya dua pahala yaitu pahala di rahasiakannya dan pahala Terang-Terangannya (HR. Tirmidzi).
5) “Di cintai Allah SWT”, Rasulullah bersabda bahwasanya,” Setiap gerak gerik dan langkah perbuatanya hanya ia ikhlaskan Semata-Mata untuk mendapatakan Ridho Allah SWT, Itulah yang membuat Allah menyukainya (HR. Ahmad).
DAFTAR PUSTAKA
Drs. H. Ahmad Izzan, M. Ag, STUDY KAIDAH TAFSIR AL QUR’AN: menilik keterkaitan bahasa tekstual dan makna.
Ali Abdul Hlim Mahmud, Pendidikan rohani.
Angga Mulyana, Kisah kisah dalam surah Al kahfi
K.H. Anwar Sanusi, Pohon Rindang Upaya Menggapai Makna
Mukjizat Sabar Syukur Iklhas, Rumus Bahagia Dunia Akhirat, oleh Badrul Munier Buchori
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!