Rabu, 25 Jumadil Awwal 1446 H / 24 Februari 2021 20:05 wib
3.001 views
Manajemen Marah
BELAJAR mengenali tanda seseorang menjadi marah dan mengambil tindakan untuk menenangkan diri untuk menghadapi situasi dengan cara yang produktif.
Kemarahan merupakan emosi yang normal dan sehat saat kamu tahu bagaimana mengekspresikannya dengan cepat.
Selama ini kita langsung marah. Bukan memprediksi pada hal-hal apa yang membuat marah dan efeknya. Padahal, ketika kepekaan itu kita asah, kita akan sadar gelombang mau marah itu akan datang. Maka, yang bisa kita lakukan, tarik nafas yang dalam, hembuskan perlahan sampai detak jantung stabil. Lalu, ketika memuntahkan amarah
berbicaralah seperti manusia hendak diperlakukan, bahkan dalam keadaan salah sekalipun, kendalikan marah itu dengan cara yang ahsan, karena fitrah manusia ingin selalu diperlakukan dengan baik walaupun salah. begitupun anak-anak.
Manusia pemarah kadang tak pandai mengutarakan keluh kesahnya. Buat ibu-ibu yang sebenarnya telah “terlatih” dengan akumulasi kelelahan yang tak pernah selesai, sehingga hampir tidak pernah absen dari aktivitas marah-marah. Hal yang wajar, tapi aliran marah itu kadang kita lupa siapkan wadahnya. Main meledak aja. Akhirnya, sisa-sisa semburan tak sadar melukai seisi rumah.
Islam sangat menekankan kepada umat manusia untuk berhati-hati ketika emosi. Banyak motivasi yang diberikan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam agar manusia tidak mudah terpancing emosi.
Islam pun mengajarkan beberapa cara mengendalikan emosi, dari mulai
membaca istigfar, berwudhu, dan dianjurkan diam, karena bawaan orang marah adalah berbicara tanpa aturan. Karena itulah, diam merupakan cara mujarab untuk menghindari timbulnya dosa yang lebih besar
Bijaklah mengalirkan emosi, tetap stabil khususnya buat wanita, kalau pencetak generasi ini salah meluapkan emosinya akan ambyar pengaturan dan pelayanan orang di rumah.*
Mia Fitriah Elkarimah
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!