Home | Redaksi | Advertisement | Kirim Naskah | Pedoman Pemberitaan Media Siber
Facebook RSS
4.098 views

Ironi, Potensi Unggul Generasi Dilelang Demi Korporasi

 

Oleh:

Retnaning Putri

 

DIREKTORAT Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) bersama Google, Gojek, Tokopedia dan Traveloka menyelenggarakan program Bangun Kualitas Manusia Indonesia (Bangkit) 2021.

Bangkit merupakan program pembinaan 3.000 talenta digital terampil guna menyiapkan sembilan juta talenta digital terampil pada 2030. Seperti yang dilansir Kompas.com (08/01/2021), program ini ditawarkan kepada mahasiswa di semua perguruan tinggi Indonesia untuk dapat mengimplementasikan Kampus Merdeka melalui studi/proyek independen untuk mendapatkan kompetensi di bidang machine learning, mobile development dan cloud computing.

Studi/proyek independen yang digadang-gadang bisa mendapatkan kompetensi dalam bidang yang ditawarkan tersebut tampaknya berusaha menyetir pendidikan generasi sesuai dengan kehendak industri, yakni yang terampil dan mencukupkan diri sebagai buruh industri yang hasil pemikirannya akan terbelenggu pada permintaan  korporasi melalui karya dan penelitian-penelitiannya.

Potensi dan kreativitas generasi hanya dinilai berdasarkan ekonomi semata, bukan kebermanfaatan untuk masyarakat. Bahkan, saat ini kontribusi pemuda, khususnya mahasiswa seakan tak dirasakan oleh masyarakat . Justru mahasiswa semakin menampakkan sikap apatis dan apolitis. Maka wajar, jika cita-cita tertinggi mahasiswa hanya sesempit mendapat IPK-4, lulus dan mendapat kerja yang bagus.

Fakta orientasi mahasiswa dengan gambaran demikian, sejatinya tidak terjadi secara tiba-tiba. Justru hal ini sudah dimassifkan untuk menyasar output pendidikan tinggi hari ini. Pendidikan tinggi di era demokrasi kapitalisme telah membuat atmosfer di sistem pendidikan supaya generasi memiliki tujuan kepada kepentingan materi.

Hal ini sejalan dengan pernyataan Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Wikan Sakarinto. “Kami pun telah memberikan penghargaan kepada 40 IDUKA (dunia industri, usaha dan kerja) baik swasta maupun BUMN karena mereka turut membina puluhan, bahkan ratusan, satuan pendidikan vokasi. Mereka semakin menerima karena dengan 'link and match', lulusan pendidikan vokasi sesuai dengan kebutuhannya," jelas Wikan Sakarinto.” (news.detik.com, 9/1/2020).

Alhasil, arah kebijakan pemberdayaan potensi generasi yang melibatkan korporasi, sama artinya dengan menyerahkan potensi unggul generasi pada korporasi (asing). Semakin terlihat bahwa pendidikan kapitalis justru dijadikan penopang mesin kapitalisme yang diarahkan untuk menyediakan tenaga kerja supaya memiliki pengetahuan dan keahlian. Akibatnya kurikulum disusun lebih menekankan pada pengetahuan dan keahlian tapi kosong dari nilai-nilai agama.

Pendidikan akhirnya hanya melahirkan manusia robotik, pintar dan terampil tapi tidak religius.

Ini terbaca dari kurikulum pendidikan menengah dan tinggi, seperti langkah-langkah yang disiapkan Ditjen Pendidikan Vokasi untuk mengasah kualitas pendidikan vokasi dan meningkatkan serapan tenaga kerja bagi lulusan di industri: Pertama, menciptakan SDM lulusan yang kompeten, unggul dan sesuai dengan kebutuhan industri skala nasional maupun global. Kedua, terjadi peningkatan produktivitas, inovasi, serta daya saing yang signifikan hingga memajukan pertumbuhan ekonomi. Ketiga, meningkatkan kesejahteraan dan karir lulusan vokasi lebih baik.

Keempat, menciptakan generasi wirausaha yang tangguh dan inovatif. Kelima, input peserta didik pendidikan vokasi harus passion dengan dunia vokasi. Keenam, keterlibatan dunia industri dan kerja semaksimal mungkin. Ketujuh, meningkatan soft skills dan karakter lulusan agar menjadi pembelajar mandiri sepanjang hayat. Kedelapan, mampu menjawab tantangan kebutuhan kompetensi masa kini dan mendatang. Kesembilan, riset terapan yang menghasilkan produk nyata yang dihilirkan ke pasar industri dan masyarakat. (news.detik.com, 9/1/2020)

Ini adalah bukti bahwa desain pendidikan tinggi Indonesia mengabaikan aspek agama, bahkan bersifat pragmatis, berorientasi pada peradaban Barat, serta tidak memiliki visi yang cukup untuk menghasilkan SDM yang akan membangun negara dan memimpin peradaban. Pendidikan hanya diarahkan untuk memenuhi kebutuhan industri atau pasar.  Aspek intelektualitas generasi hanya dieksploitasi demi capaian ilmu pengetahuan sebagai komoditi ekonomi.  Sungguh ironis, hari ini pemuda dan pemudi hanya tunduk pada pemegang remote control, yaitu para pemilik dana/modal.

Pemuda dengan segala potensi dan peran yang dimiliki, sejatinya adalah modal bagi suatu bangsa. Sayangnya, sistem pendidikan kapitalis sekuler telah menyusupkan pemikiran materialistik kepada para pemuda. Khususnya Barat yang berupaya terus menerus membajak potensi pemuda dengan mengarahkan mereka pada industri.

Program riset, enterpreneurship dan lain-lain, merupakan salah satu jalan untuk menjauhkan mereka dari peran sebagai iron stock peradaban dan agen perubahan. Harapan masyarakat pada pemuda kritis dan idealis hanya sebatas angan saja, yang ada hanyalah sosok pemuda pebisnis dan individualis. Apakah ini berarti negara rela kehilangan generasi unggul dengan segala potensinya?

Pendidikan kapitalis sekuler telah memperlihatkan kegagalannya dalam mencetak generasi cemerlang dan berdayaguna bagi peradaban. Selain itu, standar materi yang dihembuskan pada generasi lewat berbagai kurikulum yang diterapkan, hanya menunjukkan kegagalan kapitalis dalam melahirkan manusia yang bertakwa yang mampu menjawab tantangan perkembangan zaman dengan keunggulan penguasaan sains dan teknologi.

Hal ini tentu sangat berbeda dengan sistem pendidikan dalam Islam. Sistem pendidikan Islam menempatkan pendidikan sebagai kebutuhan pokok seluruh rakyat yang wajib dipenuhi oleh negara. Untuk itu, negara mempunyai peran yang sangat penting atas berlangsungnya pendidikan, yaitu memberikan fasilitas yang optimal pada lembaga-lembaga pendidikan dan membebaskan biaya pendidikan untuk rakyatnya, sehingga pendidikan akan mampu menjadi pilar penegak peradaban mulia.

Dalam sistem pendidikan Islam, akidah menjadi landasan utama dalam pendidikannya. Akidah Islam berkonsekuensi atas ketaatan pada syari’at Islam. Selain itu, tujuan, kurikulum dan pelaksanaan pendidikan harus terikat dengan ketaatan pada syari’at Islam. Maka tidak heran, jika pendidikan Islam melahirkan sosok-sosok pemuda, generasi Muslim yang cemerlang.

Berkaca pada zaman kegemilangan Islam, generasi Muslim tidak hanya menguasai ilmu agama saja. Akan tetapi, menjadi pelopor peradaban dunia dan peletak dasar ilmu pengetahuan. Rasulullah pun telah mencontohkan bagaimana membina para sahabat-sahabatnya, serta generasi yang masih belia seperti Al Arqam bin Abil Arqam (yang berusia 16 tahun) berani menjadikan rumahnya sebagai madrasah pendidikan yang dibangun oleh Rasulullah selama 13 tahun berturut turut.

Lalu lahir pula hasil pembinaan Rasulullah, yaitu Zaid bin Tsabit (yang berusia 13 tahun), Zaid diangkat sebagai juru tulis oleh Rasulullah yang menulis wahyu yang turun kepada Rasulullah. Selain itu, Zaid juga seorang penghafal Al Quran dan ikut beberapa kali dalam peperangan. Mereka adalah anak-anak umat (abna’ul ummah) yang rasul banggakan karena jumlah dan kontribusinya bagi Islam.*

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Citizens Jurnalism lainnya:

+Pasang iklan

Gamis Syari Murah Terbaru Original

FREE ONGKIR. Belanja Gamis syari dan jilbab terbaru via online tanpa khawatir ongkos kirim. Siap kirim seluruh Indonesia. Model kekinian, warna beragam. Adem dan nyaman dipakai.
http://beautysyari.id

Cari Obat Herbal Murah & Berkualitas?

Di sini tempatnya-kiosherbalku.com. Melayani grosir & eceran herbal dari berbagai produsen dengan >1.500 jenis produk yang kami distribusikan dengan diskon sd 60% Hub: 0857-1024-0471
http://www.kiosherbalku.com

Dicari, Reseller & Dropshipper Tas Online

Mau penghasilan tambahan? Yuk jadi reseller tas TBMR. Tanpa modal, bisa dikerjakan siapa saja dari rumah atau di waktu senggang. Daftar sekarang dan dapatkan diskon khusus reseller
http://www.tasbrandedmurahriri.com

NABAWI HERBA

Suplier dan Distributor Aneka Obat Herbal & Pengobatan Islami. Melayani Eceran & Grosir Minimal 350,000 dengan diskon s.d 60%. Pembelian bisa campur produk >1.300 jenis produk.
http://www.anekaobatherbal.com

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Ustadzah Salma Khoirunnisa, salah satu pengajar di Pesantren Tahfizul Quran Darul Arqom Sukoharjo mengalami kecelakaan. Kondisinya masih belum sadar, dan sempat koma selama 5 hari karena diperkirakan...

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Diawali dengan berniat karena Allah, berperan aktif menebarkan amal sholeh dan turut serta membantu pemerintah memberikan kemudahan kepada umat mendapatkan pelayanan kesehatan, maka Ulurtangan...

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Rafli Bayu Aryanto (11) anak yatim asal Weru, Sukoharjo ini membutuhkan biaya masuk sekolah tingkat SMP (Sekolah Menengah Pertama). Namun kondisi ibu Wiyati (44) yang cacat kaki tak mampu untuk...

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Alhamdulillah, pada Sabtu, (18/11/2023), Yayasan Ulurtangan.com dengan penuh rasa syukur berhasil melaksanakan program Sedekah Barangku sebagai wujud nyata kepedulian terhadap sesama umat Islam....

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Sungguh miris kondisi Arga Muhammad Akbar (2) anak kedua pasangan Misran dan Sudarti ini, sudah sebulan ini perutnya terus membesar bagai balon yang mau meletus. Keluarganya butuh biaya berobat...

Latest News

MUI

Sedekah Al Quran

Sedekah Air untuk Pondok Pesantren

Must Read!
X