Ayah, di Surga Ada Es Krim Nggak?

Oleh:

Yons Achmad || Praktisi Komunikasi. Founder Komunikasyik.com

JAVA Profetika (4 tahun), anak kedua saya, belum sekolah. Tapi dia sering ikut kelas online kakaknya, Jingga Kanaya (5,5 tahun) di Kuttab Al-Fatih. Di sana dia kenal apa itu surga dengan sejumput pengetahuan yang diterima kakaknya. Sebuah bayangan tentang tempat yang menyenangkan. Di surga, semua ada.

Suatu ketika, tiba-tiba dia bertanya "Yah di surga ada es krim nggak," saya langsung menjawab dengan tegas.

"Ada dong, gratis, tinggal ambil aja."

Saya merasa pertanyaan ini sederhana saja. Tak susah menjawabnya. Tapi, apakah jawaban itu benar? Ternyata kurang tepat.

Guru kami, Ustaz Budi Ashari, Lc meluruskannya.

Kalau Anda para ayah jawab di surga ada es krim, Salah. Ngarang itu. "Coba tunjukan di Quran ayat mana atau di hadis mana yang bilang es krim itu ada?" kata beliau.

Tapi, kalau Anda bilang tidak ada, itu bahaya bagi anak. "Ah males masuk surga," bahaya kalau ananda sampai bilang begini.

Lalu bagaimana menjelaskanya? Ternyata harus memakai kalimat-kalimat ayat atau kalimat-kalimat hadis. Pahami dulu akar permasalahan pertanyaan anak tentang Allah, tentang hal ghaib, tentang surga dan neraka.

Intinya, anak-anak ingin bersenang-senang di surga. Berarti masalahnya bukan es krim. Tapi, kalau kesenangan, Al-Quran sudah bicara tentang surga.

Salah satunya surat Qaf ayat 35. Di surga itu. "Mereka di dalamnya memperoleh apa yang mereka kehendaki."

Itu saja yang disampaikan. Anak puas. Lalu bisa jadi menyimpulkan "Oh di surga itu ternyata ada es krim".

Begitulah cara bagaimana kita menjawab beragam pertanyaan anak-anak kita. Dengan pendekatan ayat dan hadis yang kita pelajari. Bukan jawaban ngarang-ngarang. *

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Citizens Jurnalism lainnya:

• Pergilah, Bawa Rasa Malu Itu Pulang!
• Suntik Kebiri Bukan Solusi
• Sigap Dampak Covid-19, ACT Kembali Aktifkan Humanity Care Line
• Ironi Pangan, Saat Gelombang Impor Sulit Dihentikan
• Matinya Hati Nurani
• Pelanggaran HAM Harus Berlanjut ke Pengadilan HAM
• Drama Menyedihkan Risma
• Bubar, Bubar, Bubar