Jum'at, 25 Jumadil Awwal 1446 H / 25 Desember 2020 19:18 wib
3.745 views
Memberi Perlindungan Fisik dan Psikis bagi Ibu dan Anak
Di masa pandemi ini peran ibu dituntut lebih ekstra dalam mengatur waktu antara urusan rumah tangga dengan tuntutan mendampingi anak-anak untuk melakukan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
Oleh:
Hani Handayani, A. Md || Pemerhati Sosial dan Penulis
“Sejahat-jahatnya Harimau, tidak akan memakan anaknya sendiri.” Peribahasa ini patut menjadi renungan karena, harimau yang terkenal jahat saja tidak akan membunuh anaknya sendiri. Tapi, tidak berlaku saat ini di tengah berbagai impitan hidup seorang ibu kembali tega membunuh anaknya.
Dilansir dari viva.com (13/12/2020), seorang ibu membunuh ketiga anak kandungnya di Dusun II Desa Banua Sibohou, Kecamatan Namohaku Esiwa, Kabupaten Nias Utara, Provinsi Sumatera Utara, karena stres dengan kondisi ekonomi. Kasus ini terjadi saat ayah para korban, sedang menggunakan hak pilihnya ke TPS pada 9 Desember lalu.
Selang beberapa hari kemudian muncul kembali kasus seorang ibu kandung membunuh anak perempuannya yang berusia 8 tahun di wilayah hukum Polres lebak, Banten. Dikutip dari kompas.tv (15/12/2020), menurut Kasat Reskrim Polres Lebak, AKP David Andhi Kusuma, ibu korban melakukan penganiayaan hingga tewas pada 26 Agustus karena putrinya sulit memahami pelajaran, saat daring.
Sungguh miris ketika membaca fakta ini, karena ini bukan kali pertama terjadi. Masih banyak kasus-kasus yang sama pernah terjadi dengan berbagai alasan yang mencuat.
Beban Ibu di Masa Pandemi
Di masa pandemi ini peran ibu dituntut lebih ekstra dalam mengatur waktu antara urusan rumah tangga dengan tuntutan mendampingi anak-anak untuk melakukan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Tak heran hal ini memicu banyak permasalahan yang dihadapi para ibu.
Belum lagi beban ekonomi yang semakin sulit di masa pandemi ini, akhirnya terjadi Parental burnout yang diartikan sebagai kelelahan luar biasa dialami orang tua, meliputi kelelahan mental, fisik dan emosional. Sehingga membuat para ibu dituntut ekstra dalam mengatur perannya dalam rumah tangga.
Sistem saat ini membuat setiap kebijakan yang dihasilkan tidaklah relevan, seperti pemberlakuan PJJ yang tidak mempersiapkan para ibu untuk bisa mendampingi anak-anak mereka dengan baik, hak ini membuat para ibu kesulitan mendampingi anak-anak mereka dalam belajar.
Wajar bila kekerasan terhadap anak-anak di masa pandemi meningkat, di lansir dari halaman tempo.com Deputi Bidang Tumbuh Kembang Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan anak, Leny Nuthayati Rosali. Mengatakan hanya dalam waktu tiga Minggu dalam dua periode hingga 2 April 2020, kekerasan pada anak mengalami peningkatan. Sebanyak 368 kasus kekerasan dialami 407 anak.
Sistem Membuat Peran Ibu Hilang
Kondisi ekonomi keluarga yang lemah dan ditambah beban hidup yang lain membuat fitrah seorang ibu hilang, hingga tega menghabisi darah dagingnya sendiri. Ini sungguh miris karena peran ibu sebagai pelindung bagi anak-anaknya tidak terjadi.
Sistem kapitalis yang telah merasuk ke dalam pemikiran ibu membuat standar kebahagiaan hanya berdasarkan materi semata. Sehingga ketika para ibu stres menghadapi tuntutan hidup membuat para ibu kalap. Agama yang seharusnya dijadikan fondasi dalam rumah tangga tidak berjalan dengan baik.
Hal ini tidak bisa dimungkiri sekularisme telah membuat agama tidak dijadikan pegangan dalam segala aspek kehidupan, agama dipisahkan dalam mengatur urusan kehidupan.Wajar bila peran ibu sebagai pengatur urusan rumah tangga dan madrasah awal bagi anak-anaknya hilang di sistem saat ini, karena sistem kapitalis sekuler membuat para ibu stres.
Solusi Islam Mengembalikan Fitrah Ibu
Islam adalah agama yang sempurna setiap permasalahan dalam kehidupan Islam mempunyai solusinya. Pun dalam mengembalikan fitrah seorang ibu, Islam akan menanamkan akidah yang kuat bagaimana tugas seorang ibu dalam mendidik anaknya dengan kasih sayang, bukan kebencian, karena anak adalah titipan dari Allah.
Begitu pun dalam menjaga kesejahteraan ekonomi keluarga, Islam mempunyai mekanisme penetapan sistem politik ekonomi
Dalam Islam, kesejahteraan tidak bisa diraih hanya lewat peran individu atau keluarga saja, di dalamnya ada peran Negara. Islam menjamin tercapainya kesejahteraan hidup melalui mekanisme penerapan sistem politik ekonomi Islam. Seperti Negara wajib menyediakan lapangan pekerjaan bagi para ayah agar mampu menafkahi keluarganya, sehingga para ibu fokus sebagai penjaga, pengasuh dan pendidik anak-anak tanpa terbebani dengan ekonomi keluarga.
Islam pun menjamin pemenuhan kebutuhan pendidikan dengan memberikan kurikulum berlandaskan akidah Islam, sehingga setiap pelajaran dan metodologinya disusun selaras tanpa membebani siswa. Pemahaman tsaqofah Islam mendapat porsi yang besar sehingga tercipta generasi yang unggul.
Maka, sudah selayaknya sistem Islam yang sudah terbukti dalam menjamin setiap kebutuhan dasar setiap rakyat terus diupayakan kehadirannya oleh seluruh kaum muslimin. Agar perlindungan fisik dan psikis ibu terjaga secara baik. Wallahu a’lam.*
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!