Selasa, 26 Jumadil Awwal 1446 H / 22 September 2020 06:35 wib
4.157 views
Bedah Buku 'Bau Amis Komunis' Karya Rizal Fadillah
SEIRING isu kebangkitan PKI yang kerap muncul pada September ini, pemerhati politik M. Rizal Fadhilah meluncurkan karya terbarunya berjudul Bau Amis Komunis. Buku setebal 152 halaman ini merangkum tulisan-tulisan kritis Rizal menyikapi situasi politik yang ditengarai menyimpan bau amis komunis menyengat.
Dalam pemaparannya pada acara bedah buku yang diselenggarakan Dewan Da'wah Karawang bekerjasama dengan Yayasan Lampu Iman Indonesia, pada Ahad (20/09/2020) di Masjid DUI Lampu Iman Karawang, Jawa Barat, Rizal menjelaskan maksud dari judul bukunya itu.
Bau Amis Komunis demikian judul bukunya, dapat dimaknai dalam dua hal. Pertama bau amis menunjuk pada bau amis darah. Dan ini mengingatkan pada sepak terjang komunis yang memang gemar melakukan pemberontakan berdarah. Dalam sejarah bangsa Indonesia, tercatat peristiwa kelam berdarah tahun 1945 di Madiun yang diotaki tokoh PKI Musso. Dan tahun 1965 pada peristiwa gerakan 30 September yang dipimpin DN Aidit penerus Musso.
Sedangkan bau amis yang kedua menunjuk pada bau amis yang menempel pada benda (gelas, piring) yang dibersihkan secara serampangan. Biasanya piring atau gelas yang tidak dibersihkan dengan baik, banyak meninggalkan sisa kotoran yang dapat menimbulkan bau amis.
Situasi saat ini dikaitkan dengan isu kebangkitan PKI dalam pandangan Rizal melalui bukunya ini menunjuk pada kedua makna itu sekaligus. Artinya pilihan diksi bau amis pada kata komunis memberi pesan warning kepada bangsa Indonesia. Agar selalu mengingat sejarah kelam kebiadaban PKI supaya senantiasa waspada akan ancaman PKI yang sifat dasarnya menghalalkan segala cara dan gemar menumpahkan darah.
Juga membawa pesan agar bangsa Indonesia waspada terhadap fenomena-fenomena dan indikasi kebangkitan PKI yang aromanya sudah mulai merebak dan sulit disembunyikan.
Bau amis menyengat yang disinyalir Rizal merupakan indikasi paling kuat bangkitnya PKI itu adalah lahirnya RUU HIP yang kemudian berubah menjadi RUU BPIP.
Oleh karenanya, dalam buku yang peluncurannya dimulai sejak awal September ini, Rizal mengkritisi dan menganalisa dengan sangat tajam indikasi-indikasi yang mengarah pada kentalnya infiltrasi idiologi komunis di dalam RUU ini. Sehingga dalam bukuya tersebut tetcatat sekitar 20 artikel lebih yang membahas seputar RUU HIP dari 51 artikel yang dihimpun dalam bukunya ini.
Pada paparan penutupnya Rizal, yang juga merupakan Pembina Yayasan Lampu Iman kemudian mengajak semua yang hadir untuk merenungi, mewaspadai serta berbuat maksimal untuk mencegah pengembangan faham komunis di Indonesia yang dinilainya semakin masif saja. Dan kehadiran bukunya ini diharapkan dapat semakin meningkatkan kewaspadaan tersebut.
Imanuddin Kamil
Ketua Dewan Da'wah Karawang
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!