Jum'at, 18 Jumadil Akhir 1446 H / 5 Juni 2020 11:12 wib
4.324 views
Spongebob dan Perlunya Animasi Anak Islami Penanding
Oleh:
Ahmad Hassan
ADA yang mengganggu saya belakangan ini. Di kala pandemi seperti saat ini ketika anak-anak terpaksa "diparkir" di rumah karena sekolah ditutup akibat covid, otomatis seluruh kegiatan hanya dilakukan dari dan di rumah saja. Sayangnya, bagi anak-anak seolah tidak punya pilihan lain dalam beraktivitas selama stay at home selain nonton tv atau main hape tentunya.
Nonton tv seperlunya tentu tak ada masalah tapi kalau sudah kebablasan tentunya ini tidak bisa ditolerir karena jelas hal ini berdampak negatif bagi si penonton apalagi kalau masih anak-anak sekolah. Salah satu kartun atau animasi anak di tv yang sangat populer saat ini adalah Spongebob Squarepants. Serial produksi Nickelodeon ini, begitu menyita perhatian anak-anak. Bagaimana tidak, kartun ini menghiasi layar kaca setiap harinya dari jam 11 sampai 15:30 di salah satu tv swasta nasional. Bahkan weekend jam tayangnya ditambah di pagi hari yaitu jam 6-9. Dengan jam tayang yang mencengangkan seperti ini kalau tidak ada perhatian dan kontrol dari orangtua, sungguh akan seperti apa anak-anak kita nantinya.
Selain dianggap sukses dan fenomenal, serial Spongebob ternyata juga memiliki daftar hitam. Dari sisi content, kartun ini dianggap bermasalah dan pernah dikenai sanksi yang bukan hanya sekali oleh KPI. Animasi ini menurut KPI mengandung unsur kekerasan dan bahaya di beberapa adegannya (beritagar.id 16/09/2019). Selain itu, serial ini juga tak luput dari dugaan adanya dukungan terhadap kelompok gay meskipun hal tersebut dibantah sendiri oleh Stephen Hillenburg, si pencipta Spongebob (kompas.com 15/9/2019). Juga dilihat dari sisi image dari tokoh ceritanya, karakter utama di film ini dianggap mewakili tujuh dosa besar menurut ajaran Katolik. Mereka adalah Greed / Keserakahan (Mr. Krabs), Envy / Iri Hati (Plankton), Sloth / Kemalasan (Patrick), Pride / Kesombongan (Sandy), Wrath / Kemarahan (Squidward), Gluttony /Kerakusan (Gary), Lust / Nafsu (Spongebob) (gagasmedia.net 8/1/2013 ). Kebetulankah? Mengingat Stephen Hillenburg adalah seorang ahli biologi laut dan animator.
Bagaimana dengan tontonan lain yang lebih edukatif dan Islami? Apakah tidak ada film seperti itu? Dalam perkembangan film, kartun dan animasi anak di tanah air, track recordnya sudah pernah ada kartun seperti "Syamil dan Dodo" (2013) dan yang terbaru adalah animasi "Nussa" (November 2018). Kemunculan keduanya cukup berhasil mencuri hati penggemarnya ditengah maraknya animasi dari luar negeri. Namun sayangnya kehadirannya hanya bersifat temporer atau situasional saja. Misalnya hanya tayang ketika bulan suci ramadhan atau momen tertentu saja.
Muncul pertanyaan kenapa animasi anak Islami tidak bisa jadi mainstream di layar tv. Apakah hanya karena alasan marketing dan rating semata ataukah ada faktor lain. Tentunya ini perlu jadi perhatian kita bersama khususnya para sineas dan film maker muslim yang konsen pada tontonan anak yang bermutu dan syarat nilai religius. Sehingga anak-anak kita punya tontonan alternatif sebagai penanding dan counter attack terhadap gempuran animasi semisal Spongebob yang begitu masif dan tak terbendung.*
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!