Home | Redaksi | Advertisement | Kirim Naskah | Pedoman Pemberitaan Media Siber
Facebook RSS
3.076 views

Balada Corona: Antara Longgar dan Larangan

 

Oleh:

Chusnatul Jannah

Lingkar Studi Perempuan dan Peradaban

 

BINGUNG....bingung ku memikirnya. Sempat bingung dengan cara berpikir pemerintah. Sejak aturan PSBB bergulir, segala upaya dilakukan untuk menekan penyebaran Covid-19 ke semua daerah. Beberapa daerah juga sudah menerapkan PSBB. Seperti Jabodetabek, Jawa Barat, Surabaya Raya, dan daerah lainnya. 

Menteri perhubungan, Budi Karya Sumadi, mengaktifkan kembali pengoperasian moda transportasi mulai 7 Mei 2020. Ia mengatakan pengoperasian moda transportasi akan tetap mematuhi protokol kesehatan. 

Menurut Budi Karya, keputusan ini diambil agar perekonomian nasional tetap berjalan. Salah satunya untuk anggota DPR. "Jadi rekan DPR boleh kembali ke daerah pemilihan. Tetapi untuk bekerja. Bukan untuk mudik. Kami pun boleh untuk tugas negara. Jika untuk tugas berhak melakukan movement," paparnya, seperti dilansir cnnindonesia.com, 6/5/2020. 

Dari awal sejak penanganan virus corona, pemerintah memang tidak niat. Tidak niat melakukan pengetatan. Tidak niat melakukan karantina wilayah. Tidak niat melaksanakan program bantuan Covid-19. Tidak niat memenuhi kebutuhan rakyat selama pandemi. Dimulai dari sensinya mendengar istilah lockdown karena konsekuensinya begitu besar bagi pemerintah dan perekonomian negara. Tidak mau memakai UU No.6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan, mereka bikin aturan PSBB yang katanya menjadi derivat UU No.6 Tahun 2018.

Alhasil, PSBB melonggarkan kewajiban pemerintah memenuhi kebutuhan hidup rakyat. Sebab, UU Kekarantinaan Kesehatan menyatakan pemerintah harus memenuhi kebutuhan rakyat selama karantina. PSBB pun menjadi jalan tengah bagi pemerintah. Upaya menekan Covid-19 harus tetap ada, tapi tidak perlu menjamin penuh kebutuhan rakyat. Dibuatlah program enam paket bantuan. Tapi belakangan, bansos yang dijanjikan sebatas pemanis di muka. Penyalurannya bermasalah dan tidak merata. 

Perjalanan pemerintah dalam menangani kasus corona di Indonesia terlihat ogah-ogahan. Ditambah kebijakan Menhub yang kontradiksi dengan aturan PSBB. Maunya apa? Rakyat di-PSBB, eh moda transportasi diaktifkan lagi. Bagaimana memastikan para penumpang transportasi tak ada niatan mudik? Bagaimana pula penerapana moda transportasi tetap mematuhi protokol kesehatan? Sementara belum ada jaminan para penikmat transportasi tersebut adalah pekerja bukan pemudik? 

Dengan alasan yang sama, aturan mengoperasikan kembali moda transportasi lantaran faktor ekonomi. Ekonomi harus tetap jalan, tapi  sebaran Covid-19 juga harus berkurang. PSBB tetap dilaksanakan, tapi moda transportasi bakal melenggang. Bukankah mencegah peneybaran salah satunya adalah membatasi trasnportasi? Mengapa malah dilonggarkan? Logiskah? 

Dilematis. Mau melarang segala rupa, tapi tidak mau biayai hidup rakyat. Mau melonggarkan, tapi ancaman Covid-19 masih terbayang. Melarang salah, melonggarkan simalakama. Begitulah bila dari awal kebijakan setengah-setengah. Takut ekonomi makin nyungsep. Takut investasi kabur. Takut rugi. Sayangnya. Kenapa tidak takut rakyat kelaparan? Sudahlah bantuan yang diberikan ribet, hidup rakyat pun simpang siur. Penuh ketidakpastian. 

Ketahuilah, pemerintah sedang kebingungan. Bingung mau bikin kebijakan yang mana. Bingung mau berbuat adil. Bingung mau bersikap amanah. Tapi tidak pernah bingung mengundang asing bermain. Tidak pernah bingung mau berutang ke negara lain. Dan tidak pernah bingung mengamankan kekuasaannya. 

Di tengah politik kebingungan, ini negara mau dibawa kemana? Kapitalisme itu bikin pusing. Ruwet dan ribet. Masalah tak kunjung berakhir. Malah menumpuk masalah. Daripada bingung, kenapa tak mencoba solusi Islam? andaikata sejak corona tiba, Indonesia sudah menerapkan karantina wilayah sebagaimana yang dicontohkan Islam,  tentu ekonomi tak separah ini. Rakyat juga tidak galau makan apa nanti. 

Karena nasi sudah menjadi bubur, kekacauan tersebab pemerintahan yang amburadul, harusnya tak gegabah melakukan kebijakan maju mundur. Inkonsistensi pemerintah terhadap penanganan corona menunjukkan ketidakcakapan mereka mengurus negara. Cacat kompetensi. 

Perlu bukti berapa kali lagi? Sistem negara berasas kapitalisme banyak problemnya. Perlu wacana solusi baru. Balada corona semoga segera berlalu. Dengan berakhirnya pandemi, semoga berakhir pula kapitalisme yang menyakiti nurani. Sebab, pemimpin di sistem kapitalisme kurang empati dan peduli. Mereka hanya berpikir profit dan bisnis.  Padahal mereka adalah pengurus rakyat, bukan diurusi rakyat. Mereka pemangku kepentingan rakyat, bukan kepentingan pemodal. Dan mereka semestinya mewujudkan kemaslahatan, bukan kesengsaraan. 

Sistem negara berasas kapitalisme banyak problemnya. Perlu wacana solusi baru. Balada corona semoga segera berlalu. Kapitalisme runtuh, dan bermulanya peradaban baru yang ditunggu. Kebangkitan peradaban Islam.*

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Citizens Jurnalism lainnya:

+Pasang iklan

Gamis Syari Murah Terbaru Original

FREE ONGKIR. Belanja Gamis syari dan jilbab terbaru via online tanpa khawatir ongkos kirim. Siap kirim seluruh Indonesia. Model kekinian, warna beragam. Adem dan nyaman dipakai.
http://beautysyari.id

Cari Obat Herbal Murah & Berkualitas?

Di sini tempatnya-kiosherbalku.com. Melayani grosir & eceran herbal dari berbagai produsen dengan >1.500 jenis produk yang kami distribusikan dengan diskon sd 60% Hub: 0857-1024-0471
http://www.kiosherbalku.com

Dicari, Reseller & Dropshipper Tas Online

Mau penghasilan tambahan? Yuk jadi reseller tas TBMR. Tanpa modal, bisa dikerjakan siapa saja dari rumah atau di waktu senggang. Daftar sekarang dan dapatkan diskon khusus reseller
http://www.tasbrandedmurahriri.com

NABAWI HERBA

Suplier dan Distributor Aneka Obat Herbal & Pengobatan Islami. Melayani Eceran & Grosir Minimal 350,000 dengan diskon s.d 60%. Pembelian bisa campur produk >1.300 jenis produk.
http://www.anekaobatherbal.com

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Ustadzah Salma Khoirunnisa, salah satu pengajar di Pesantren Tahfizul Quran Darul Arqom Sukoharjo mengalami kecelakaan. Kondisinya masih belum sadar, dan sempat koma selama 5 hari karena diperkirakan...

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Diawali dengan berniat karena Allah, berperan aktif menebarkan amal sholeh dan turut serta membantu pemerintah memberikan kemudahan kepada umat mendapatkan pelayanan kesehatan, maka Ulurtangan...

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Rafli Bayu Aryanto (11) anak yatim asal Weru, Sukoharjo ini membutuhkan biaya masuk sekolah tingkat SMP (Sekolah Menengah Pertama). Namun kondisi ibu Wiyati (44) yang cacat kaki tak mampu untuk...

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Alhamdulillah, pada Sabtu, (18/11/2023), Yayasan Ulurtangan.com dengan penuh rasa syukur berhasil melaksanakan program Sedekah Barangku sebagai wujud nyata kepedulian terhadap sesama umat Islam....

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Sungguh miris kondisi Arga Muhammad Akbar (2) anak kedua pasangan Misran dan Sudarti ini, sudah sebulan ini perutnya terus membesar bagai balon yang mau meletus. Keluarganya butuh biaya berobat...

Latest News

MUI

Sedekah Al Quran

Sedekah Air untuk Pondok Pesantren

Must Read!
X