Selasa, 13 Jumadil Awwal 1446 H / 31 Maret 2020 05:14 wib
3.733 views
Pindah Ibu Kota atau Cegah Covid-19?
Oleh: Tardjono Abu Muas (Pemerhati Masalah Sosial)
Apresiasi atas apa yang disampaikan Sekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, Anwar Abbas yang telah memberikan beberapa pertimbangan kepada penentu kebijakan negeri ini tak terkecuali soal penundaan anggaran pemindahan ibu kota.
Disadari atau tidak, nyaris sebulan setelah dinyatakannya negeri ini terpapar virus corona (Covid-19), percepatan penyebaran virus ini hingga jelang akhir Maret 2020 telah menyebar di 30 dari 34 provinsi yang ada di Tanah Air. Ini fakta bukan Mitos.
Pemerintah yang bijak melihat fakta ini tentu tidak patut harus mengalami kondisi dilematis, tatkala dihadapkan pada dua pilihan antara terus melanjutkan rencana pindah ibu kota atau mencegah penyebaran covid-19 yang semakin mengganas?
Menjadi sebuah keniscayaan bagi pemerintah harus mengambil skala prioritas penanganan, bila sedang menghadapi wabah covid-19 yang terus menelan korban baik yang meninggal maupun yang positif terpapar. Sudah barang tentu dengan prioritas utama penanganannya melindungi keselamatan rakyatnya.
Dengan berat hati atau terpaksa, rela atau tidak rela, pemerintah harus menunda atau membatalkan proyek-proyek raksasa termasuk pemindahan ibu kota, yang dananya dapat dialihkan untuk menghadapi penyebaran virus yang satu ini. Janganlah mengambil solusi yang tak elok sebagai sebuah negara dengan membuka rekening menggalang donasi.
Diakui atau tidak, nyaris dalam waktu sebulan setelah negeri ini resmi diakuinya terpapar covid-19, terlihat ketidaksiapan pemerintah sangat terasa, gagap dan ragu-ragu dalam mengambil kebijakan.
Sehingga tidak eloklah jika harus menyalahkan beberapa pimpinan daerah yang berani mengambil kebijakan yang tidak populer hanya demi melindungi keselamatan warganya dari serangan virus yang satu ini. Sementara pemerintah pusat masih terkesan lambat, kalah dengan percepatan penyebaran Covid-19 yang nyaris ke semua wilayah provinsi.
Kini tiba saatnya, pemerintah pusat dengan segenap jajaran kabinetnya plus staf-staf khususnya dalam waktu yang sesingkat-singkatnya, terukur dan terkoordinasi, dengan baik untuk mengambil keputusan yang mungkin tidak populer dan dirasakan radikal, untuk berani menghentikan proyek pindah ibu kota guna menghentikan penyebaran covid-19 yang semakin hari kian mengganas. Mampukah?
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!