Ahad, 24 Jumadil Awwal 1446 H / 16 Juni 2019 08:25 wib
6.589 views
Waspada Narasi Toleransi
Oleh: Fida Hafiyyan Nudiya, S.Pt (Pemerhati Remaja Yogyakarta)
Senin (03/06/2019) lalu, warga kampong Bintaran, Wirogunan, Mergangsan, Kota Yogyakarta mengadaan acara Buka Puasa Bersama di Gereka Katolik Santo Yusup Bintaran. Tepatnya di aula sisi selatan.
Kepala Paroki Santo Yusup Bintaran, Pastor Stephanus Heruyanto Pr., mengatakan buka puasa bersama tersebut digelar untuk pertama kalinya. Menurutnya ada sekitar 200 warga Kampung Bintaran yang ikut dalam buka puasa bersama ini, sebagian diantaranya merupakan umat gereja Santo Yusup.
Sebelum berbuka diadakan tausyiah yang mengundang ustadz dari Masjid At-Tauhid Bintaran, setelah berbuka warga melanjutkan salat tarawih disana. Menjelang hari raya Idul Fitri, Pastor Stephanus pun mengucapkan selamat bagi warga Bintaran yang merayakannya (tribunnews.com).
Pengarusan Isu Toleransi
Nampaknya narasi toleransi sedang digulirkan saat ini. Dalam Islam, istilah toleransi dimaknai sebagai “Lakum diinukum waliyadiin” (Bagimu agamamu, bagiku agamamu, QS Al-Kafirun: 6). Dalam aktivitas ibadah, tidak seharusnya ada pencampuran dengan umat agama lain. Meski demikian, aktivitas dakwah menyeru ke dalam Islam tetap berhak diterima oleh kalangan non-muslim.
Adapun hukum masuk gereja atau tempat ibadah non-muslim lainnya, sebagian ulama melarang secara mutlak memasuki gereja. Dalilnya firman Allah, yang artinya : “Janganlah kamu bersembahyang dalam masjid itu selama-lamanya…” (QS At-Taubah: 108).
Dalam sistem sekuler seperti saat ini, toleransi hanya berlaku bagi umat agama lain, adapun jika yang menjadi ‘korban’ adalah umat Islam maka tidak ada istilah toleransi. Contoh saat terjadi tragedi pengeboman di Perancis beberapa waktu lalu, seluruh dunia memviralkan tagar #PrayforParis, pelakunya pun diusut tuntas sampai dapat.
Namun apa yang terjadi ketika kaum muslimin yang sedang shalat jumat ditembaki di New Zealand beberapa waktu lalu, dunia bungkam dan pelaku dibiarkan. Meski pada ahirnya empati dari sesama warga New Zealand didapatkan. Makna toleransi yang sesungguhnya ialah ketika kaum muslimin dan umat lainnya dapat hidup rukun tentram di bawah naungan penerapan Syariat Islam. [syahid/voa-islam.com]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!