Jum'at, 24 Jumadil Awwal 1446 H / 14 Juni 2019 11:20 wib
3.989 views
Sujud Jokowi
Oleh: M Rizal Fadillah
Ramai viral saat open house di Istana ada warga yang "menghormat" Jokowi dengan bersujud. Nampaknya bukan editan. Komentar nitizen macam macam ada yang menyinggung pencitraan ada pula yang penghambaan. Namun ini kejutan sejarah kepresidenan. Baru kali ini ada yang sujud di depan Presiden.
Sehebat kharisma dua Presiden Soekarno dan Soeharto pun tak ada perilaku seperti ini. Jokowi yang menjadi Presiden dengan bacaan publik sebagai Presiden dengan kemampuan terbatas, gemar pencitraan, serta sering disebut boneka kepentingan ternyata ada yang sujud dihadapannya. Unik dan menarik Indonesia kini.
Sujud bisa keadaan sebenarnya bahwa si warga sangat mengagumi Jokowi bahkan sampai "tergila-gila" menjadikan idola bahkan berhala. Bisa juga itu adalah simbolik yang dibuat sendiri atau buatan orang lain tentang "kharisma" Jokowi. "Settingan" untuk meningkatkan wibawa. Rekayasa. Semua bisa bisa saja.
Meskipun demikian fakta yang terjadi adalah banyaknya tokoh, politisi, ulama atau oposisi yang telah "bersujud" pada Jokowi. Ada Ketum Ulama, ada Ketum Partai, Ketum Ormas, ada Ketum Masjid dan yang terakhir adalah rombongan keluarga Ketum dan mantan Presiden.
Yang mulai bolak balik menjajagi kursi juga ada dalam rangka siap siap untuk "sujud". Politik "tawar menawar" yang menggiurkan berjalan. Oponen didekati, dirayu, dan ditawarkan berbagai jabatan dari Menteri hingga Komisaris. Ujungnya ya "sujud" untuk setia pada sang raja.
Menurut Agama bersujud pada selain Allah adalah musyrik. Menyekutukan Tuhan. Fir'aun mempertuhankan dirinya. Raja dan Kaisar dahulu suka dihormat dengan cara bersujud sebagai wujud kepatuhan dan kesiapan untuk mengabdi.
Raja dahulu di Indonesia juga ada yang rakyatnya harus merendah. Di jaman Jepang pernah diharuskan rakyat bumi putera membungkuk menghormati. Para pejuang menolak meski berisiko ditangkap. Ada yang membungkuk tapi masih ada jiwa perlawanan diam diam dia kentut.
Bentuk perendahan diri di depan sesama manusia dalam agama dilarang. Begitu juga konteks peradaban hal itu dinilai sebagai jiwa budak yang tidak beradab.
Sujudnya Sulaeman, konon warga Kaltim, dihadapan Jokowi bagi publik sangat tidak lazim. Harus diselidiki karena bisa banyak kemungkinan. Apakah pengakuannya benar bahwa itu wujud kegembiraan bertemu Presiden.
Biasanya kegembiraan bisa dengan cukup bukti berfoto bersama. Atau ia sedang berakting untuk tujuan yang bisa menguntungkan Jokowi atau bisa merugikan juga. Atau yang paling ekstrim sehatkah Sulaeman apakah ia satu diantara jutaan pemilih gila yang diberi hak KPU lalu memilih Jokowi ? Klarifikasi nampaknya penting agar masalah ini tidak jadi fitnah.
Memang sujud manusia kepada manusia itu dramatis. Jiwa penghambaan harus dicegah. Bangsa semakin rusak jika "sklaven geist" (jiwa budak) ditumbuhkan. Buat apa teriak teriak merdeka jika yang dibunuh adalah jiwa merdeka.
Sementara yang dibangun adalah kultur "raja" dan "hamba". Raja yang kuasa karena pengaruh paksaan, uang dan fasilitas. Hamba yang mengemis dan mengais ngais sisa dari kerakusan raja dan "cum suis"--kawan kawan. [syahid/voa-islam.com]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!