Jum'at, 24 Jumadil Awwal 1446 H / 17 Mei 2019 04:02 wib
5.832 views
Ramadhan Bertauhid Sebagai Upaya Merajut Harga Diri dan Kedamaian
BULAN Ramadhan merupakan bulan pelatihan bagi segenap umat Islam agar tetap mengaja ketauhidannya kepada Allah SWT, bulan Ramadhan juga refleksi bagi umat Islam agar mampu menjaga diri dari hasrat bersambalewa dengan hiruk pikuk dunia yang akan menuntunnya menuju angkara murka.
Disadari maupun tidak, ibadah puasa satu-satunya ibadah yang bersifat pribadi, artinya suatu ibadah yang tidak mungkin disertai oleh orang lain, dan juga pada hakikatnya tidak diketahui orang lain. Bahkan semua ibadah yang kita lakukan selain puasa mempunyai unsur-unsur kontrol sosialnya. Misalnya, shalat itu lebih utama dikerjakan berjamaah, sepenglihatan orang banyak secara bersama-sama.
Senada dengan ini, Rasul SAW bersaba : كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ، إِلَّا الصِّيَامَ، فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِه‘’ "Setiap amalan anak Adam itu untuknya kecuali puasa, maka sesungguhnya puasa itu untuk-Ku, dan Aku yang akan memberinya balasan." [HR. Bukhari dan Muslim]
Apa makna ketika seseorang yang sedang berpuasa tetap bertahan untuk tidak membatalkan puasa, minum, padahal dia benar-benar haus-dahaga ? Tidak lain ialah karena dia menyadari sepenuhnya akan kehadiran Allah dalam hidupnya itu dimana saja dan kapan saja, dan dia yakin Allah mengawasi tingkah lakunya. Ini merupakan puasa yang berimplikasi bagi Ketauhidan umat Islam.
Menurut Sayd Qutb Tauhid adalah sendi utama konsep Islam, sebab ia adalah hakikat pokok dalam akidah Islam. Tauhid juga merupakan karakteristik yang menonjol dalam setiap agama yang dibawa oleh setiap rasul dari sisi Allah. Dengan konsep ketauhidan ini, berarti menghadapkan diri hanya kepada Allah. Apa jadinya ketika umat Islam kehilangan rasa ketauhidan kepada Allah SWT.
Dewasa ini, rasanya kita umat Islam berada di titik keterpurukan, kita kehilangan semangat tradisi-tradisi keilmuan serta semangat menguasai dunia, untuk meredakan kepedihan ini biasanya kita berpaling ke masa lalu yang gemilang, ketika kaum Muslimin menaklukkan lebih dari separuh dunia, ketika suara Muazin merupakan nada musikal terbaik dunia, kita jarang melampaui hal itu, apakah yang mengubah penunggang-penunggang unta di gurun-gurun sunyi dan gersang menjadi tolok ukur pengetahuan dan hikmah ? Apakah yang mengubah suku-suku yang bertikai menjadi kesatuan kekuatan kebaikan dan kebajikan ? Apakah yang membuat pengembala-pengembala bodoh menjadi penakluk kekaisaran Bizantium dan Persia?
Hal yang pertama dilakukan Rasulullah SAW ialah menanamkan di dalam hati pengikut-pengikutnya kalimat Laa Ilaha Illallah. Dia mengajarkan kepada mereka bahwa tidak ada tuhan selain Allah, bahwa selain dia tidak patut disembah dan dipuja, bahwa semua manusia betapapun berkuasanya mereka hanyalah sesuatu yang kecil dan hina di hadapan Allah. Hal ini memberi kaum muslim awal rasa harga diri, dan sepenuhnya menyirnakan rasa rendah diri mereka.
Melalui penyerahan diri kepada Allah SWT umat Islam juga mampu memberikan kontribusi terhadap kedamaian, kedamaian eksternal dimulai dari kedamaian internal. Tanpa penyerahan diri sepenuhnya kepada kehendak mutlaknya, ketakutan dan kegelisahan akan selalu dirasakan oleh manusia, perwujudan perintahnya bukan hanya kata tanpa tujuan. Perdamaian bukan hanya ucapan semata, tetapi juga keyakinan yang dalam dan perbuatan nyata.
Perdamaian bukan sebuah perbincangan, tetapi perasaan yang berujung pada tindakan. Perdamaian dalam diri setiap manusia datang sebelum muncul perdamaian dalam masyarakat. Perdamaian di dalam jiwa mendahului perdamaian di dunia. Dalam hal ini, tauhid sebagai bentuk penyerahan diri kepada Allah merupakan hal yang sangat istimewa. Oleh karenanya, bulan suci yang akan kita tempuh baiknya dalam rangka menambah rasa ketauhidan kita kepada Allah SWT.
Mengingat keterpurukan umat Islam diharapkan mampu menjadi solusi sederhana bahwa ketauhidan mengajarkan kita merajut harga diri kembali serta menanamkan rasa kedamaian dalam diri umat Islam.*
Fasya
Aktivis Pelajar Islam Indonesia (PII)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!