Rabu, 24 Jumadil Awwal 1446 H / 15 Mei 2019 18:53 wib
7.233 views
Ramadhan, Saatnya Metamorphose
Oleh:
Lilik Yani
RAMADHAN adalah bentuk cinta Allah kepada hamba-Nya. Banyaknya maksiat dan dosa yang dilakukan manusia, maka diberi kesempatan untuk bertaubat di bulan ampunan. Bagaikan kepompong yang mengalami metamorphose menjadi kupu-kupu yang indah.
*******
Saat jalan-jalan di taman bunga ada banyak kupu-kupu yang bersayap indah warna warni. Terbang bebas dengan mengepakkan sayapnya dan hinggap di dahan bunga yang sedang mekar.
Tak jauh dari situ, tampak kepompong yang hampir menetas. Ada seorang pengunjung taman yang tersentuh hatinya. Kasihan melihat 'penderitaan' kepompong. Tidak berfikir panjang lalu dia ambil cutter untuk merobek cangkangnya.
Kupu-kupu cantik keluar. Tapi setelah diperhatikan, kupu-kupu itu tidak bisa terbang. Sayapnya tidak cukup kuat untuk dikembangkan. Hingga kupu-kupu malang itu hanya bisa berjalan, tidak bisa terbang seperti teman-temannya.
Mengapa kupu-kupu itu tidak bisa terbang?
Proses perubahan dari telur berubah menjadi ulat kemudian kepompong lalu menetas menjadi kupu-kupu yang indah disebut metamorphose. Langkah-langkah itu adalah proses yang harus dijalani untuk menjadi kupu-kupu yang cantik.
Jika ada proses yang tidak dijalankan sesuai fitrahnya, maka hasilnya seperti yang dilihat tadi. Kupu-kupu yang lahir sayapnya lemah, tidak bisa terbang seperti pada umumnya.
Begitu pula manusia, keberhasilan itu harus mengikuti proses atau prosedur yang benar. Dalam segala aktivitas, prosedur itu harus ditaati dan dijalankan. Jika tidak, maka hasilnya pasti tidak sesuai dengan apa yang diharapkan.
Ramadhan adalah Kepompong Bagi Kita
Dalam menjalankan kehidupan kita berinteraksi dengan banyak orang dengan karakter beda-beda. Ada yang baik dan mengajak dalam kebenaran. Ia tidak rela melihat ada temannya dalam kemungkaran. Sehingga ia akan menasehati dan menunjukkan jalan yang diridloi Allah, agar selamat.
Sebaliknya, ada teman yang cuek tidak peduli dengan temannya. Walau posisi temannya sudah ditepi jurang, akan dibiarkan saja. Bahkan kebanyakan teman suka mengajak pada kemaksiatan. Hingga banyak yang menjadi korban, terpengaruh menjadi ahli maksiat.
Tapi Allah sangat sayang kepada hamba-hambaNya. Walau banyak menjalankan maksiat, Allah memberi kesempatan buat hamba tersebut untuk membersihkan diri dengan bertaubat, dan menjalankan metamorphose di bulan Ramadhan ini.
Ibarat kepompong yang menjalani proses, harus bersabar menikmati prosedurnya secara alami, agar lahir menjadi kupu-kupu cantik yang bisa terbang tinggi.
Maka manusia yang banyak dosa, akan ditempa dengan menjalankan ibadah Ramadhan baik itu puasa di siang hari, untuk mengendalikan hawa nafsu dilanjutkan dengan qiyamul lail dan tadarus al-Qur'an di malam hari. Juga ibadah-ibadah lainnya, yang bisa menguatkan jiwa dan membersihkan hatinya.
Tentunya proses itu tidak mudah dilakukan. Akan banyak ujian yang dihadapi, baik dari luar (teman dan lingkungan), juga dari dalam dirinya sendiri. Setan memang sudah dibelenggu tapi musuh yang terberat adalah mengendalikan nafsunya sendiri.
Butuh pertolongan Allah agar hatinya selalu dijaga di jalan yang benar, juga dukungan teman dan saudara yang beriman agar memotivasi dan mengingatkan mereka jika ada penyimpangan atau keluar dari prosedur.
Harus tetap meluruskan niat untuk bertaubat dan menjalani proses metamorphose. Jika berharap lahir seperti kupu-kupu indah yang bisa terbang.
Menjadi Manusia Bertaqwa
Allah akan memberikan derajat yang tinggi buat para hambaNya yang sukses menjalani proses tempaan di bulan Ramadhan yaitu sebagai hamba Allah yang bertaqwa.
Tempaan sebulan di bulan Ramadhan, menjadikannya terlahir sebagai manusia yang suci (fitrah) sebagaimana bayi yang baru lahir. Dan pantas menikmati idul fitri sebagai bentuk syukur atas kemenangannya.
Dengan tempaan yang cukup berat di bulan Ramadhan itu, akan menguatkan keimanannya. Sehingga harus diterapkan di sebelas bulan selanjutnya dengan menjadi manusia yang bertaqwa kepada Rabb-nya.
Bukti ketaqwaan itu mereka akan menjadikan hukum syara atau aturan Allah sebagai sandaran hidupnya. Orientasi hidupnya adalah akherat, meraih syurga dengan Ridlo Allah.
Anggap ini Ramadhan Terakhir
Saudaraku, semua orang tidak ada yang bisa menjamin dirinya akan bertemu Ramadhan tahun depan. Hanya atas ijin Allah, kita bisa menjumpai Ramadhan lagi.
Maka dari itu, sudah sepantasnya kita bersyukur atas karunia ini. Kita masih diberi kesempatan untuk bertemu dengan bulan penuh berkah ini. Bentuk syukur kita dengan menjalankan ibadah Ramadhan dengan sepenuh hati. Agar terlahir banyak kupu-kupu indah yang terbang dengan kepak sayap berwarna warni. Menambah pesona di negeri ini.
Demikian pula jika pasca Ramadhan ini akan terlahir banyak manusia suci dengan keimanan tangguh dan ketaqwaan tinggi, akan bertebaran di seluruh pelosok negeri. Membawa perubahan di negeri ini ke arah kebaikan. Dengan menerapkan aturan Allah di seluruh aspek kehidupan. Hingga kesejahteraan dan Ridlo Allah akan dirasakan.**
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!