Home | Redaksi | Advertisement | Kirim Naskah | Pedoman Pemberitaan Media Siber
Facebook RSS
4.388 views

Natsir, Apa Pesanmu untuk Pemilu 2019?

Oleh: Hilman Indrawan

Tiba-tiba, di tengah-tengah gemuruh ancaman dan gertakan, rayuan umbuk dan umbai silih berganti, melantang menyambar api kalimah hak dari mulutmu, yang biasa bersenandung itu, seakan tak terhiraukan olehmu bahaya mengancam.

Aku tersentak, darahku berdebar, air mataku menyenak, girang, diliputi syukur. Pancangkan! Pancangkan olehmu, wahai Bilal! Pancangkan Pandji-pandji kalimah tauhid, walau karihal kafirun… Berjuta kawan sefaham bersiap masuk ke dalam ”daftarmu” (Puisi Mohammad Natsir kepada Hamka, 23 Mei 1959).

Mobil Chevrolet Impala produk Amerika itu terparkir di depan rumah sederhana Mohammad Natsir. Mobil tersebut tergolong mewah pada zamannya. Mobil buatan USA itu akan diberikan kepada Natsir yang saat itu menjadi anggota parlemen.

Sitti Muchliesah bersama empat adik dan sepupunya mendengar pembicaraan ayahnya dengan seorang tamu dari Medan. Mereka sangat bahagia karena sebentar lagi mobil mewah akan menjadi milik keluarga. Mereka membayangkan betapa nyamannya mengendarai mobil yang jauh lebih mahal dibanding mobil Natsir saat itu, yakni mobil bermerek 'DeSoto' yang sudah kusam. Namun harapan keluarga memiliki mobil mewah pudar ketika ayahnya dengan bahasa yang halus menolak pemberian mobil tersebut.

“Cukupkan yang ada, jangan cari yang tiada. Pandai-pandailah mensyukuri nikmat.” Begitulah pesan Natsir yang selalu disampaikan pada anak-anaknya. Kesederhanaan itu pun ia tunjukkan ketika menjadi pejabat negara. Ia menumpang tinggal di rumah sahabatnya dengan perabot seadanya. Bukan hanya itu, bahkan Natsir tidak malu menggunakan jas tambal, sedang Ia adalah seorang menteri.

“Pakaiannya sungguh tidak menunjukkan ia seorang menteri dalam pemerintahan,” tulis Kahin dalam buku Memperingati 70 tahun Mohammad Natsir.

Contoh lain kejujuran Natsir selama menjadi pejabat negara didengar pula oleh Amien Rais. Ketika masih mahasiswa, ia mendengar cerita Khusni Muis yang pernah menjadi Ketua Muhammadiyah Kalimantan Selatan. Khusni menuturkan, ia pernah datang ke Jakarta untuk urusan partai (saat itu Muhammadiyah merupakan anggota istimewa Masyumi).

Ketika hendak pulang ke Banjarmasin, ia mampir ke rumah Natsir. Tujuannya meminjam uang untuk ongkos pulang. Tapi Natsir menjawab tidak punya uang karena belum gajian. Natsir lalu meminjam uang dari kas majalah Hikmah yang ia pimpin.

“Bayangkan, Perdana Menteri tidak memegang uang. Kalau sekarang, tidak masuk akal,” ujar Amien.

Ketika Natsir mundur dari jabatannya sebagai perdana menteri pada Maret 1951, sekretarisnya, Maria Ulfa, menyodorkan catatan sisa dana taktis. Saldonya cukup banyak. Maria mengatakan bahwa dana itu menjadi hak perdana menteri. Tapi Natsir menggeleng. Dana itu akhirnya dilimpahkan ke koperasi karyawan tanpa sepeser pun mampir ke kantong pemiliknya.

Dia juga pernah meninggalkan mobil dinasnya di Istana Presiden. Setelah itu, ia pulang berboncengan sepeda dengan supirnya. Keluarganya pindah lagi ke rumah di jalan Jawa setelah Natsir turun dari jabatan perdana menteri. Natsir kembali pada kehidupan semulanya, kehidupan yang sebenarnya tidak pernah berubah, yakni hidup dengan sederhana dan penuh rasa syukur. Menjadi seorang menteri merupakan amanah dan tugas pengabdian, bukan momentum perkaya diri.

Teladan Natsir sebagai negarawan bukan hanya tentang kesederhanaan. Perannya terhadap bangsa ini cukup vital, ia berkontribusi atas berdirinya negara kesatuan republik Indonesia (NKRI). Upayanya dalam penyatuan negara tidak mudah. Natsir mengaku, “Dua setengah bulan saya melakukan lobi, terutama dengan negara-negara bagian di luar Jawa." Natsir tidak hanya melobi politisi islam, tetapi juga dari partai katholik, partai kristen dan dari PKI. Natsir pergi ke daerah-daerah untuk melakukan pendekatan dan mengetahui pendapat mereka. Ini yang dikenal dengan “Mosi Integral Natsir”.

Melalui “Mosi Integral”, Natsir telah menyatukan wilayah bagian nusantara yang telah terpecah belah ke dalam beberapa negara bagian hasil buatan Belanda, kembali menjadi negara kesatuan. Nurcholis Madjid menilai, “Mosi Integral Natsir merupakan kebijakan seorang pemimpin yang mampu menerobos masa-masa mendatang serta berhasil mengantisipasi perkembangan bangsa dan negaranya dengan pandangan yang jauh dan strategis.”

“Meskipun bersilang keris di leher Berkilat pedang di hadapan matamu Namun yang benar kau sebut juga benar” (Puisi Hamka untuk Natsir, 1959)

Sebuah puisi apresiatif yang ditujukan untuk kegigihan Natsir dalam memerjuangkan prinsipnya di Parlemen. Dalam sidang pleno konstituante, dengan tegas Natsir menyatakan bahwa “Indonesia hanya mempunyai dua alternatif pilihan sebagai dasar negara : paham sekularisme (la diniyah) atau paham agama (diniy)”.

Ketulusan, kesederhanaan, dan ketegasan Natsir adalah referensi mahal bagi bangsa ini. Natsir berpesan bahwa menjadi abdi negara itu adalah amanah berat yang hanya bisa dipikul oleh orang-orang yang ikhlas. Bahwa menjadi pejabat negara itu adalah tugas mulia, tempat menghimpun amal, bukan ladang menumpuk harta.

Natsir pun pernah berpesan,

“Dahulu, mereka girang gembira, sekalipun hartanya habis, rumahnya terbakar, dan anaknya tewas di medan pertempuran, kini mereka muram dan kecewa sekalipun telah hidup dalam satu negara yang merdeka, yang mereka inginkan dan cita-citakan sejak berpuluh dan beratus tahun yang lampau… Semua orang menghitung pengorbanannya, dan minta dihargai. Sengaja ditonjol-tonjolkan kemuka apa yang telah dikorbankannya itu, dan menuntut supaya dihargai oleh masyarakat. Dahulu, mereka berikan pengorbanan untuk masyarakat dan sekarang dari masyarakat itu pula mereka mengharapkan pembalasannya yang setimpal… Sekarang timbul penyakit bakhil. Bakhil keringat, bakhil waktu dan merajalela sifat serakah. Orang bekerja tidak sepenuh hati lagi. Orang sudah keberatan memberikan keringatnya sekalipun untuk tugasnya sendiri.”

Teladan Natsir di Parlemen adalah pesan abadi yang akan terus berlaku di setiap zaman. Sebab sejarah adalah referensi  masa depan. Maka hanya yang pura-pura tak tahu sejarahlah, yang menjabat hanya untuk kepuasan syahwat. [syahid/voa-islam.com]

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Citizens Jurnalism lainnya:

+Pasang iklan

Gamis Syari Murah Terbaru Original

FREE ONGKIR. Belanja Gamis syari dan jilbab terbaru via online tanpa khawatir ongkos kirim. Siap kirim seluruh Indonesia. Model kekinian, warna beragam. Adem dan nyaman dipakai.
http://beautysyari.id

Cari Obat Herbal Murah & Berkualitas?

Di sini tempatnya-kiosherbalku.com. Melayani grosir & eceran herbal dari berbagai produsen dengan >1.500 jenis produk yang kami distribusikan dengan diskon sd 60% Hub: 0857-1024-0471
http://www.kiosherbalku.com

Dicari, Reseller & Dropshipper Tas Online

Mau penghasilan tambahan? Yuk jadi reseller tas TBMR. Tanpa modal, bisa dikerjakan siapa saja dari rumah atau di waktu senggang. Daftar sekarang dan dapatkan diskon khusus reseller
http://www.tasbrandedmurahriri.com

NABAWI HERBA

Suplier dan Distributor Aneka Obat Herbal & Pengobatan Islami. Melayani Eceran & Grosir Minimal 350,000 dengan diskon s.d 60%. Pembelian bisa campur produk >1.300 jenis produk.
http://www.anekaobatherbal.com

Palestina Masih Berduka, Ayo Ulurkan Tangan Bantu Mereka

Palestina Masih Berduka, Ayo Ulurkan Tangan Bantu Mereka

Sahabat, Ulurtangan mari kirimkan dukungan terbaikmu untuk warga Palestina di Gaza demi menguatkan mereka menghadapi situasi mencekam ini. Mari dukung mereka dengan berdonasi dengan cara:...

Open Donasi Wakaf Pembangunan Rumah Qur'an & TK Islam Terpadu An Najjah di Jonggol

Open Donasi Wakaf Pembangunan Rumah Qur'an & TK Islam Terpadu An Najjah di Jonggol

Saat ini, Ulurtangan bersama Yayasan An Najjahtul Islam Jonggol sedang merintis pembangunan Rumah Qur’an dan Taman Kanak-kanak Islam Terpadu (TKIT) An Najjah dan Gedung Majelis Taklim di Jonggol,...

Ulurtangan Bersama PDUI Kota Bekasi Safari Wakaf Qur'an dan Tebar Sembako ke Pelosok Negeri

Ulurtangan Bersama PDUI Kota Bekasi Safari Wakaf Qur'an dan Tebar Sembako ke Pelosok Negeri

Mari bergabung dalam memperkuat jaringan kebaikan di pelosok negeri dengan Wakaf Al-Qur'an. Jangan ragu untuk menjadi bagian dari kebaikan ini. Abadikan harta dengan wakaf Al-Qur'an dan saksikan...

Bantu Naura, Balita Hebat Sembuh Dari Tumor Pembuluh Darah

Bantu Naura, Balita Hebat Sembuh Dari Tumor Pembuluh Darah

Hidup Naura Salsabila dipenuhi dengan rintangan yang sangat berat. Meskipun baru berusia sepuluh bulan, bayi yang imut ini harus menghadapi penyakit yang dahsyat, yaitu tumor pembuluh darah berukuran...

Rumah Keluarga Yatim Ludes Terbakar Saat Ditinggal Sholat Tarawih

Rumah Keluarga Yatim Ludes Terbakar Saat Ditinggal Sholat Tarawih

Rumah yang ditinggali keluarga yatim Ibu Turyati (34) ludes terbakar saat ditinggal berbuka puasa bersama dan sholat Tarawih. Kebakaran pada Kamis malam (23/3/2023) itu tak menyisakan barang...

Latest News

MUI

Sedekah Al Quran

Sedekah Air untuk Pondok Pesantren

Must Read!
X