Rabu, 5 Jumadil Awwal 1446 H / 6 Maret 2019 09:42 wib
4.644 views
People Power
Oleh: Rizal Fadillah
Kemarin sore kantor Muhammadiyah Jawa Barat kedatangan tamu dari Kedutaan Besar Singapura Seksi Politik. Ia ingin menyerap informasi mengenai kiprah organisasi secara umum dan mengenai situasi politik Jawa Barat dalam pandangan Muhammadiyah. Tapi pengantarnya yang bersangkutan menyebut "situasi yang agak panas" menjelang Pilpres ini.
Kunjungan adalah hal biasa, namun kunjungan "ingin tahu" di saat ini memang agak luar biasa. Kondisi politik Indonesia akan berpengaruh pada negara tetangga khususnya Singapura. Suasana pertemuan santai dan hangat.
Memang suasana Pemilu kita saat ini yang bermodel "serentak" dengan masa kampanye yang lama menimbulkan suasana tersendiri. Yang paling menarik adalah pernyataan Tim Sukses Jokowi, Moeldoko yang mendeklarasikan "perang total". Pilpres menjadi istimewa bagi kedua kubu. Petahana "all out" ingin mempertahankan kekuasaan. Analisis pengamat ada yang menyebut kanpanye Jokowi sudah sangat vulgar.
Entah mengantisipasi sinyal kekalahan atau provokasi "situasi bahaya" jika lawan menang. Pengerahan birokrasi, ASN, kepala daerah hingga aparat desa sangat masif dan terang-terangan. Demikian juga tanpa malu malu mekakukan pembagian sembako dan bagi bagi uang. Berbaju Presiden dan aparat yang berdinas pun ikut terlibat. Bawaslu tak bisa menindak pelanggaran pemilu yang nyata seperti ini.
Memang pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin menghadapi lawan tangguh Prabowo-Sandi. Dukungan pada Prabowo jauh lebih besar dibandingkan pilpres 2014. Prabowo mendapat enerji lebih kuat dari ijtima ulama dan gerakan umat 212, Sandiaga yang fenomenal, serta mantan Presiden SBY yang juga "all out" dengan barisan partainya.
Sentimen perjuangan jelas yakni Pemerintahan Jokowi banyak ingkar janji dan banyak masalah yang dihadapi. Soal impor, tenaga kerja China, hutang yang besar, serta lainnya. Perasaan politik rakyat berpihak pada pasangan Prabowo Sandi. Terbukti dari semangat tulus dukungan masyarakat saat kampanye dan kemenangan "pertempuran" di media sosial.
Di masyarakat sering terdengar ungkapan bahwa Prabowo Sandi akan menang dan lawan terberat adalah kecurangan. Nuansanya memang ada dan terasa. Kini yang jadi pertaruhan menjadi lebih jelas. Tuntutan agar Pemilu Presiden dikakukan dengan fair, jujur, dan adil sehingga iklim kompetisi yang demokratis berjalan, atau dengan "memaksakan" kemenangan dengan segala cara, termasuk kecurangan yang terang terangan.
Jika pilihan pada yang pertama, maka negara kita masih aman, sehat dan selamat. Siapapun pemenang. Jika opsi kedua yang dipilih, maka kemenangan bisa menjadi kekalahan yang tertunda. Perlawanan rakyat pada kecurangan akan menguat dan tak terbendung. Meski dilakukan langkah langkah represif. People power menjadi keniscayaan.
Sejarah dunia dan bangsa telah menampilkan drama perjuangan dan perlawanan rakyat pada rezim zalim. Berujung pada tumbangnya kekuasaan. Kiranya kini bangsa Indonesia bisa melalui dengan baik proses politik konstitusional yang sedang berjalan.
Hati rakyat jangan tersakiti oleh kecurangan, penipuan, dan pemaksaan. Orde lama dan Orde Baru yang tumbang oleh gerakan rakyat cukup memberi pelajaran. Arif atau semakin bebalkah kita?
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!