Senin, 27 Jumadil Awwal 1446 H / 24 September 2018 10:30 wib
4.893 views
Alergi Islam Politik, Upaya Mencegah Kebangkitan Islam
Oleh: Aufa Adzkiya (Aktivis Dakwah Kampus, Pegiat di Pena Langit)
Fenomena persekusi terhadap pihak penyampai islam politik, tiada pernah habis mewarnai berbagai pelosok negeri.
Belum lama diberitakan mengenai kasus persekusi yang menimpa ulama tercinta kita salah satu penyuara islam poltik, yaitu Ustadz Abdul Somad (UAS) yang mengalami berbagai ancaman dan intimidasi, menyebakan dibatalkannya sebuah janji didaerah Jawa Timur, Jawa Tengah dan Yogyakarta untuk menyampaikan risalah ilahi.
Tak cukup sampai disitu, pobhia islam politik ternyata masih terus menghantui.
Kapolres Tangerang Selatan AKBP, Ferdy Irawan mengaku telah menerima informasi terkait rencana Ustadz Abdul Somad (UAS) mengisi ceramah di wilayah hukumnya lebih tepatnya ceramah tersebut dilaksanakan di Masjid Raya Al Kautsar Vila Dago, Pamulang, Tangerang Selatan pada Sabtu 29 September 2019 nanti.
Pihak Polisi memberi catatan kepada panitia penyelenggara agar dalam ceramah tersebut tidak berbau poltik. Ferdy mengatakan “yang jelas kami sudah ingatkan panitia agar dalam ceramah jangan membahas politik, murni masalah keagamaan. Kalau acara keagamaan pasti kita berkenan izin dengan catatan tidak ada politik praktis” dikutip di Merdeka.com (9/9).
Imbauan Ferdy tersebut, langsung banjir komentar pro dan kontra dari berbagai pihak. Salah satunya ialah Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid menyampaikan imbauan tersebut merupakan permintaan yang aneh “Permintaan yang aneh (yang semoga sudah dicabut) dari Polisi untuk ceramahnya UAS; agar murni agama dan tak bahas politik.
Padahal pak @jokowi malah sampaikan agar Agama & Bernegara beriringan, tak (lagi) dipisahkan. Maka @jokowi pun cawapreskan tokoh agama, KH Ma’ruf Amin” melalui twitter pribadinya @hnurwahid senin 10 september 2018.
Satu sisi terdapat pihak yang dilarang membawa politik dalam agama, disisi lain terdapat pihak yang diperbolehkan mencampur antar keduanya untuk meraih sebuah kepentingan. Lalu, sebenarnya bagaimana islam memandang permasalahan ini?
Islam adalah agama yang syahmil wa kahmil (menyeluruh dan sempurna) yang mengatur seluruh aspek kehidupan. Dalam Islam terdapat peraturan yang mengatur mengenai hubungan manusia dengan Allah SWT (mencakup sholat, puasa, zakat, haji dan aqidah), peraturan mengenai hubungan manusia dengan dirinya sendiri (mencakup pakaian, makanan, minuman, akhlak dsb) dan peraturan mengenai hubungan manusia dengan sesamanya (pemerintahan, ekonomi, hukum dsb).
Pada peraturan islam yang mengatur hubungan manusia dengan sesamanya inilah konsep politik islam dijelaskan. Politik dalam bahasa Arab ialah as-siyaasah, berasal dari kata saasa-yasiisu (mengatur). Secara istilah syar’i, politik didefinisikan sebagai ri’ayatus syu’uunil ummah yaitu pengaturan urusan masyarakat.
Politik dalam islam tentunya tidak sama seperti politik praktis yang diterapkan dalam sistem demokrasi kapitalis sekular, yang hanya mengutamakan kekuasaan pelaksana kepentingan hingga menghalalkan segala cara demi meraih kekuasaan.
Barat pengekspor Kapitalisme sekular sebagai ideologi yang memimpin dunia sekarang senantiasa berupaya agar ideologi islam senantiasa terkubur dan tak kembali bangkit sebagai institusi politik. Oleh karena itu ada upaya sekulerisasi massif untuk menyingkirkan peran islam dalam seluruh pengaturan kehidupan umat islam. Salah satunya ialah upaya pelarangan ulama bicara politik, dikarenakan eksistensi ulama dan seruan ulama berpengaruh nyata terhadap kecerdasan dan kebagkitan umat islam.
Tujuan pelarangan ini tidak lain adalah menjadikan umat islam menjadi umat apolitis yang tak lagi mengenal islam kaffah dan akhirnya enggan terapkan islam dalam institusi politik. Institusi politik Islam yang dulu pernah berjaya memang sangat ditakuti Barat akan kebangkitannya, karena pastinya akan mengusik kekuasaan mereka yang kini sudah berada diujung kehancurannya.
Institusi Politik Islam atau biasa kita kenal dengan Khilafah Islamiyah telah membuktikan kepada kita bagaimana kegemilangannya dan keberhasilannya memimpin dunia.
Sudah pasti sebuah sistem dari Sang Ilahi mampu merahmati, menjadikan manusia tunduk terhadap segala aturan Allah SWT pemilik semesta. Bukan malah mengebiri islam dan phobia dari konsep islam politik. Karena Allah memerintahkan kita melaksanakan islam secara keseluruhan, sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Baqarah ayat 208 :
“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turuti langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu”.
So, sudah saatnya umat islam sadar bahwa pentingnya kita melaksanakan islam secara keselurahan termasuk dalam hal politik, catat bukan sekedar politik yang diberi embel-embel islam.
Saatnya pula, umat islam merapatkan barisan untuk memperjuangkan islam demi diterapkannya islam dalam segala aspek kehidupan yang merupakan kewajiban dan syarat kebangkitan islam. Wallahu a’lam bish shawab. [syahid/voa-islam.com]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!