Rabu, 13 Jumadil Awwal 1446 H / 12 September 2018 06:10 wib
4.092 views
Rupiah Terkapar, Saatnya Penjajahan Melalui Dolar Dihentikan
Sahabat VOA-Islam...
Usai perhelatan Asian Games kita dihadiahi berita naiknya dolar tembus hampir 15.000. sebagaiama dikutip dari Liputan6.com, Jakarta Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terus melemah.
Bahkan, rupiah sempat melemah hingga menyentuh 14.840 terhadap Dolar AS. Ini merupakan posisi terendah rupiah terhadap dolar sejak Juli 1998, setelah krisis keuangan melanda Asia.
Pelemahan nilai tukar ini dinilai berdampak kepada beberapa Negara yang berkiblat ke AS, Terutama Indonesia, tidak hanya beresiko kepada para pengusaha, melainkan juga bagi pemerintah, terutama dalam pembayaran utang jatuh tempo. Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bima Yudhistira menilai pelemahan rupiah ini sudah diluar fundamentalnya.
Bos BI Ungkap 3 Sumber Ketidakpastian Global. BI Paparkan Alasan Naikkan Suku Bunga Acuan The Fed Bakal Tetap Dongkrak Suku Bunga meski Trump Kritik "Jelas beresiko ke utang. Selisih kurs yang ditanggung pemerintah muncul saat pembayaran kewajiban jatuh tempo utang," katanya saat berbincang dengan Liputan6.com, Sabtu (1/9/2018).
Dia memaparkan, berdasarkan data SULNI BI, kewajiban pembayaran utang luar negeri pemerintah yang jatuh tempo di 2018 mencapai USD 9,1 miliar yang terbagi menjadi USD 5,2 miliar pokok dan USD 3,8 miliar bunga. Mata uang dari beberapa negara berkembang akan tertekan, termasuk rupiah dalam beberapa hari terakhir khawatiran atas kemampuan negara berkembang untuk melunasi utang dalam dolar AS.
Pada hakikatnya apapun nama mata uang adalah hanya selembar kertas dan yang berbentuk koin juga tidak ada harganya, dimana pencetakannya tidak ditopang logam mulia. Adapun uang tersebut dihargai karena ada jaminan dari bank. Kemudian bank sendiri berani menjamin uang yang tak berharga tersebut karena memiliki cadangan berupa devisa emas dan perak.
Sangat membuat terpuruk adalah emas dan perak inilah yang di perebutkan dan di timbun oleh konspirasi internasional para bankier dari seluruh dunia, supaya emas dan perak berada di tangan mereka, dan di tangan orang yang tidak tahu hanyalah kertas yang tidak ada nilai harganya yang mereka pakai sebagai alat transaksi.
Seorang pengusaha nasionalis AS Henry Ford pernah berkata “ada baiknya masyarakat tidak mengetahui asal-usul uang kertas yang mereka pegang, sebab jika mereka mengetahuinya, maka saya yakin besok pagi akan timbul revolusi”.
Dengan demikian keadaan seperti ini, dollar yang melambung, emas dan perak dikuasai dan di timbun, hingga Rupiah melemah, sangat menguntungkan As untuk mengendalikan masyarakat dunia dengan mudah.
Permasalahan ini adalah bukti bahwa kita sedang dijajah tanpa di sadari oleh masyarakat dunia, khususya Indonesia. Karena mata uang Rupiah berkiblat dan bergantung terhadap Dollar AS. Secara otomatis Negara berkembang akan tunduk dibawah Negara Adidaya tersebut.
Alih-alih membantu Indonesia dengan memberikan pinjaman, namun Kurs dollar mereka naikkan. Saya menganalogikaan hal ini seperti “kita disuapin makan tetapi disisi yang bersamaan perut kita di tusuk” perumpamaan seperti inilah yang saat ini juga di alami beberapa Negara berkembang yang menginduk ke AS.
Sekarang adalah saatnya mayarakat bangun, bangkit dari penjajahan secara halus ini, dan kembali pada sistem ekonomi Islam. Kembali pada dinar dan dirham (emas dan perak). Menurut KH Shidiq Aljawi bahwa masalah-masalah moneter itu justru terjadi setelah dunia melepaskan diri dari standar emas dan perak serta berpindah ke sistem uang kertas yang berlaku sementara karena dekrit pemerintah.
Kenapa kita harus kembali pada emas dan perak, sejarah membuktikan bahwa emas dan perak pernah menjadi mata uang dunia, menjamin kestabilan ekonomi dunia.
Dinar dan dirham adalah mata uang paling stabil yang pernah dikenal. Sejak masa awal Islam hingga hari ini, nilai mata uang Islam dwilogam itu secara mengejutkan tetap stabil dalam hubungannya dengan barang-barang konsumtif.
Seekor ayam pada zaman Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasalam harganya satu dirham. Hari ini, 1400 tahun kemudiaan, harganya kurang lebih satu dirham. Dengan demikian, selama 1400 tahun, inflasi adalah nol. Menjadi suatu hal yang luar biasa, ketika Dinar & Dirham ini disirkulasikan di berbagai belahan dunia.
Perlu kita ketahui, Saat mata uang bangsa-bangsa di belahan dunia ditetapkan sebagai berat emas, mereka siap membeli dan menjual emas bagi mata uang mereka. Ini menyebabkan stabilnya (fixed) nilai tukar di antara mata uang. Dengan standar emas, tidak ada inflasi dan tingkat bunga.
Sebagai perbandingan yang kontras, emas adalah logam yang berharga. Nilainya tak bergantung pada negara manapun, bahkan tak bergantung pada sistem ekonomi manapun. Maka dari itu, tak heran bila Vadillo (1998) menyatakan bahwa emas adalah satu-satunya mata uang yang dapat menjamin kestabilan ekonomi dunia. Berikut keunggulan mata uang emas dan perak jika diterapkan di dunia (muslimsiana.com/2015/10/keuntungan-mata-uang-dinar-dirham)
- Kebal terhadap krisis moneter
kelebihan dan keuntungan memakai mata uang dinar dan dirham adalah ketika nilai mata uang Rupiah (Rp) merosot drastis terhadap Dollar, nilai emas tetap tinggi terhadap Dollar,hal ini dikarenakan karena bahan dasar dinar adalah emas murni (24 karat) yang bernilai tinggi dan berharga.
- Stabil dan kebal terhadap inflasi
mata uang yang stabil, nilai dari Dinar dan Dirham tidak akan mengalami peyusutan seiring dengan pertambahan waktu kenaikan harga Dinar dan Dirham selalu melebihi inflansi, karena kestabilan Dinar. harga 1 ekor kambing dizaman Rasulullah SAW, adalah 1 Dinar, sekarang 14 abad kemudian pun harganya masih tetap 1 Dinar
- Memiliki nilai instrinsik
nilai instrinsik (bahan baku) dari uang emas sama dengan nilai ekstrinsik (harga) emas. biarpun emas dilebur dalam bentuk apapun dan model apapun nilainya akan tetap tinggi, dan selalu dihargai sebagai barang berharga oleh masyarakat.
- Mata uang yang sesungguhnya
Dinar bisa berfungsi sebagai medium of exchage, unit of account, dan store of value
- Mempermudah umat muslim dalam mengeluarkan zakat dan muammalah lainnya
Dengan adanya dinar,urusan ibadaah seperti zakat emas dan perak akan lebih mudah dilaksanakan karena pada dasarnya Penentuan Nasab zakat emas didasarkan pada hitungan Dinar. Maka mata uang zakat adalah Dinar dan Dirham Islam, ini adalah tandanya sebagai mata uang kaum Muslimin. Dinar dan Dirham dapat juga menjadi mata uang dunia bagi seluruh masyarakat yang bebas/mandiri.
Sudah saatnya dunia kembali pada sistem ekonomi islam. Dengan di jalankan kembali sistem Ekonomi Syariah Dinar dan Dirham dapat membangun perekonomian ummat dengan menjadi perisai dari serangan spekulan, menimbulkan semangat kesatuan ummat, menghidupkan kembali ekonomi ummat, ini bukti bahwa ummat semakin yakin perlunya Khilafah ‘ala Minhajin Nubuwwah yang dijanjikan Allah, karena hanya sistem Khilafah lah yang mampu menerapkan ekonomi Islam yang menggunakan Dinar dan Dirham.
Islam adalah solusinya, karena islam adalah sebuah ideologi yang mampu mengatasi seluruh aspek tatanan kehidupam, bahkan bukan hanya mengatur dari segi Ekonomi. [syahid/voa-islam.com]
Kiriman dari Dewi Yani
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!