Home | Redaksi | Advertisement | Kirim Naskah | Pedoman Pemberitaan Media Siber
Facebook RSS
6.876 views

[Story Hamka-2] Menulis Ala Hamka

Oleh: Roni Tabroni*

Puncak cobaan yang dihadapi Hamka dalam perjuangan dakwahnya adalah ketika harus mendekam di jeruji besi.

Fitnah kejam yang dialamatkan pihak lain memaksanya harus tinggal dalam kesempitan ruang selama dua tahun lebih. Bahkan tanpa pengadilan, Soekarno yang sahabat Hamka sendiri, tega menjebloskannya dengan alasan yang tidak jelas.

Selama 1964-1966, Hamka menjalani hukuman untuk sebuah tuduhan yang tidak ada faktanya. Sadar bahwa dirinya difitnah, Hamka memilih mengikuti apa kemauan polisi walaupun itu pahit. Itulah saat dimana Hamka harus tega menyaksikan tetesan air mata istrinya yang biasanya selalu tegar.

Di saat yang sempit tersebut Hamka menemukan hikmah yang istimewa. Rush misalnya menemukan rasa syukur Hamka dibalik penderitaannya itu. Setidaknya Hamka dengan hidup di penjara, merasa mendapat anugerah karena yang pertama terhindar dari fitnah politik dan hiruk pikuk kemelut G30S/PKI, kedua Hamka dapat melakukan aktivitas menulis dengan menamatkan tafsir al-Azhar.

Tafsir inilah yang kemudian disebut sebagai karya terbesar Hamka dalam sepanjang hayatnya. Sebuah karya yang Hamka sendiri mengakui, belum tentu bisa diselesaikannya jika dalam kondisi normal. Sebab menulis tafsir setebal itu, diperlukan keluangan waktu, keheningan suasana, kehusyuan ibadah, dan kesempatan yang cukup.

Di saat orang mensikapi tahanan sebagai bencana, Hamka justru menemukan cahaya. Di tempat itulah Hamka menemukan kesempatan berharganya, sejak beberapa hari menjadi tahanan dan mendapat kebijakan dari petugas untuk membawa beberapa bahan bacaan ke dalam penjara.

Hamka yang secara fisik terpenjara, tetapi hati dan fikirannya sangat bebas. Imajinasinya mengembara ke alam tak terbatas. Kemudian "memanggil" kembali seluruh memori dan kemampuan intelektualnya, setelah tidak kurang 15 hari diinterogasi siang dan malam.

Walaupun jumlah waktu tahanannya tidak menemukan angka yang pasti, Hamka tidak menyia-nyiakan kesempatan itu. Maka di ujungnya kita akan menemukan fakta yang mungkin bagi sebagian orang dianggap kebetulan, setelah karya tafsirnya selesai, Hamka kemudian dibebaskan tanpa syarat oleh Orde Baru.

Selepas dari penjara, Hamka kemudian menyunting kembali tulisan tafsirnya, di teliti secara detail, dan di edit lagi hingga dianggap final.

Tafsir al-Azhar merupakan satu dari 115 buku yang beliau tulis. Jumlah yang mencengangkan, karena masih terhampar ratusan artikel atau tulisan lain di berbagai media massa baik yang dikelola sendiri maupun orang lain.

Namun, keterampilan menulis Hamka tidak tiba-tiba. Hamka sudah belajar menulis sejak usia belia. Ketika Hamka kecil sering menyewa buku di kampung halamannya, dia suka menuliskan kembali apa yang sudah dibacanya. Semakin banyak buku yang dibaca, maka semakin sering dia menulis.

Ketika beranjak remaja, Hamka sudah belajar menyadur pesan-pesan dari para penceramah. Maka Hamka sejak remaja sudah memiliki karya berupa kumpulah khutbah. Karena kecintaannya terhadap sastra, terutama pantun-pantun yang senantiasa dibaca dan didengarnya, Hamka kemudian mulai menyusun berbagai ceritera dan roman.

Aktivitas menulis Hamka terus diasah tidak kenal waktu. M. Yunan Nasution misalnya pernah bersaksi bahwa Hamka adalah penulis hebat. Kecepatan menulisnya di atas rata-rata orang lain. Ketika sama-sama di Pedoman Masyarakat, Hamka selalu menulis dengan cepat dan baik.

Untuk mengikat setiap gagasannya, Hamka tidak segan-segan menuliskan setiap apa yang dia pikirkan pada setiap bidang atau kertas yang dia temui. Bahkan, jika tidak ada kertas yang memadai, Hamka bisa mencoretkan idenya pada bungkus rokok.

Namun, dari sejumlah karya Hamka yang terhampar itu, Rush menemukan benang merah yang sangat penting. Hamka sesungguhnya sedang mencoba melakukan narasi besar untuk membangun sebuah peradaban yang luhur.

Maka tidak aneh jika setiap goresan penanya, yang diciptakan mulai belia hingga akhir hidupnya, merupakan karya abadi yang tidak pernah bosan untuk dibaca.

Tlisan-tulisan Hamka terus dibaca dan tidak memgenal usang. Maka tidak aneh jika kita membuka kembali lembaran-lembaran majalahnya, membaca-baca kembali buku-bukunya, yang dibuat puluhan tahun lalu, tetapi tetap segar, menggairahkan intelektual dan menyejukan rohani. [syahid/voa-islam.com]

*) Penulis adalah Dosen Prodi Ilmu Komunikasi USB YPKP, UIN SGD Bandung dan Pengurus Majelis Pustaka dan Informasi PP Muhammadiyah

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Citizens Jurnalism lainnya:

+Pasang iklan

Gamis Syari Murah Terbaru Original

FREE ONGKIR. Belanja Gamis syari dan jilbab terbaru via online tanpa khawatir ongkos kirim. Siap kirim seluruh Indonesia. Model kekinian, warna beragam. Adem dan nyaman dipakai.
http://beautysyari.id

Cari Obat Herbal Murah & Berkualitas?

Di sini tempatnya-kiosherbalku.com. Melayani grosir & eceran herbal dari berbagai produsen dengan >1.500 jenis produk yang kami distribusikan dengan diskon sd 60% Hub: 0857-1024-0471
http://www.kiosherbalku.com

Dicari, Reseller & Dropshipper Tas Online

Mau penghasilan tambahan? Yuk jadi reseller tas TBMR. Tanpa modal, bisa dikerjakan siapa saja dari rumah atau di waktu senggang. Daftar sekarang dan dapatkan diskon khusus reseller
http://www.tasbrandedmurahriri.com

NABAWI HERBA

Suplier dan Distributor Aneka Obat Herbal & Pengobatan Islami. Melayani Eceran & Grosir Minimal 350,000 dengan diskon s.d 60%. Pembelian bisa campur produk >1.300 jenis produk.
http://www.anekaobatherbal.com

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Ustadzah Salma Khoirunnisa, salah satu pengajar di Pesantren Tahfizul Quran Darul Arqom Sukoharjo mengalami kecelakaan. Kondisinya masih belum sadar, dan sempat koma selama 5 hari karena diperkirakan...

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Diawali dengan berniat karena Allah, berperan aktif menebarkan amal sholeh dan turut serta membantu pemerintah memberikan kemudahan kepada umat mendapatkan pelayanan kesehatan, maka Ulurtangan...

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Rafli Bayu Aryanto (11) anak yatim asal Weru, Sukoharjo ini membutuhkan biaya masuk sekolah tingkat SMP (Sekolah Menengah Pertama). Namun kondisi ibu Wiyati (44) yang cacat kaki tak mampu untuk...

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Alhamdulillah, pada Sabtu, (18/11/2023), Yayasan Ulurtangan.com dengan penuh rasa syukur berhasil melaksanakan program Sedekah Barangku sebagai wujud nyata kepedulian terhadap sesama umat Islam....

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Sungguh miris kondisi Arga Muhammad Akbar (2) anak kedua pasangan Misran dan Sudarti ini, sudah sebulan ini perutnya terus membesar bagai balon yang mau meletus. Keluarganya butuh biaya berobat...

Latest News

MUI

Sedekah Al Quran

Sedekah Air untuk Pondok Pesantren

Must Read!
X