Rabu, 13 Jumadil Awwal 1446 H / 4 Juli 2018 13:39 wib
4.524 views
BBM Naik Tambah Beban Rakyat
Oleh:
Novita Tristyaningsih, Muslimah Peduli Umat
TERHITUNG sejak hari Ahad, 1 Juli 2018, Pertamina menaikkan lagi harga bahan bakar minyak nonsubsidi alias bahan bakar khusus (BBK), di antaranya Pertamax, Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamax Dex. Kenaikan harga itu berlaku se-Indonesia namun besaran kenaikannya bervariasi, menyesuaikan dengan provinsi masing-masing.
Menurut VP Corporate Communication Pertamina Adiatma Sardjito, besaran kenaikannya antara Rp 600 sampai Rp 900. Harga baru Pertamax di DKI Jakarta, misal, naik menjadi Rp 9.500 per liter dari sebelumnya Rp 8.900. Harga Pertamax Turbo sebelumnya Rp 10.100 per liter kini menjadi Rp 10.700 per liter. Harga Dexlite dari harga Rp 8.100 per liter menjadi Rp 9.000 per liter. Pertamax Dex dari harga Rp 10.000 per liter menjadi Rp 10.500 per liter (RMOL.co).
Seperti yang dilansir oleh RMOL.co, pemerintahan Joko Widodo alias Jokowi dinilai mengalami kepanikan menyusul tagihan hutang luar negeri yang jatuh tempo. Cara termudahnya yakni dengan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) secara diam-diam.
"Pemerintahan Jokowi panik luar biasa karena utang luar negeri yang jatuh tempo," kata Pengamat Kebijakan Publik dari Budgeting Metropolitan Watch (BMW), Amir Hamzah saat dihubungi, Minggu (1/7).
Amir mengungkapkan hingga Juli 2019, Jokowi harus membayar utang luar negeri sekitar Rp 810 triliun. Artinya setiap bulannya wajib mencicil Rp 70 triliun. "Bagimana cara gampang cari uang? Salah satunya menaikan harga BBM. Pemerintah tidak peduli kesengsaraan rakyat," ujar Amir.
Sudah semakin nyata dan jelas kezaliman yang dibuat oleh penguasa saat ini. Kebijakan mereka bukannya mengurangi beban rakyat, tetapi semakin menambahnya. Tidak ada yang bisa diharapkan dari penguasa, mereka tidak memikirkan nasib mayoritas rakyatnya, apalagi rakyat dengan ekonomi menengah ke bawah, sungguh miris.
Alhasil, rakyat sudah terbiasa mengurusi hidupnya sendiri. Para penguasa tidak paham tugas mereka sebagai pemimpin. Benarlah apa yang dikatakan Rasulullah SAW. Jabir ibn Abdillah R.A meriwayatkan, bahwa Rasulullah S.A.W berkata kepada Ka’ab ibn ‘Ajrah, “Semoga Allah melindunginya dari kepemimpinan orang bodoh, wahai Ka’ab. ”Ka’ab lantas bertanya, “Apakah yang dimaksud kepemimpinan orang-orang bodoh, wahai Rasulullah? “Nabi menjawab, “Sepeninggalku nanti, akan muncul para pemimpin yang tidak mengikuti petunjukku dan tidak pula mengambil sunnah-sunnahku. Barangsiapa membenarkan kedustaan mereka serta mendukung kezaliman mereka, maka mereka itu bukan termasuk golonganku dan aku pun bukan bagian dari mereka." (HR. Ahmad dan Bazzar).
Keadilan dan kesejahteraan manusia datangnya dari aturan Allah yang di bawa oleh kekasih Nya Rasulullah S.A.W. Karena Dia lah dzat yang maha mengetahui. Tak sepantasnya manusia menolak aturan yang di buat oleh sang Khaliq, betapa sombongnya manusia. Untuk itu, terapkanlah syari'at Islam dalam institusi negara, yakni khilafah. Karena hanya khilafah yang memposisikan penguasa sebagai junnah dan peri'ayah bagi rakyat. Sehingga kesejahteraan akan merata tidak hanya pada segelintir manusia saja.*
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!