Kamis, 27 Jumadil Awwal 1446 H / 17 Mei 2018 15:00 wib
6.535 views
Ramadhan Menyapa Kita (Lagi)
Oleh: Adi Permana Sidik, S.I.Kom., M.I.Kom.
(Dosen Prodi Ilmu Komunikasi USB YPKP Bandung)
Segala Puji bagi Allah SWT, hanya itu yang bisa diucapkan atas Nikmat dan Kesempatan yang diberikan-Nya, dengan dihadirkannya kembali bulan yang penuh dengan kemuliaan, penuh dengan rahmat, penuh dengan barokah, serta penuh dengan pahala dan ampunan-Nya. Marhaban ya Ramadhan, selamat datang bulan Ramadhan 1439 H/2018 M.
Bulan Ramadhan telah datang kembali, Ramadhan telah menyapa lagi kepada umat Islam di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Bulan Ramadhan adalah bulan yang sangat-sangat dirindukan oleh mereka yang beriman kepada Allah SWT., dan kerinduan kepada bulan Ramadhan dan bisa memasukinya adalah satu nikmat terbesar dalam kehidupan orang-orang yang beriman.
Di tengah hiruk pikuk kehidupan dunia dengan warna-warninya selama sebelas bulan sebelumnya, kehadiran bulan Ramadhan seperti menjadi sebuah tempat untuk berkontemplasi sejenak, mereflesikan diri, menata ulang syahwat-syahwat, dan juga menjadi tempat untuk membersihkan diri dari berbagai kotoran dosa.
Ramadhan menyapa (lagi) artinya apa? Bagi kaum muslimin yang saat ini sudah berusia lebih dari 20 tahun, tentu Ramadhan kali ini bukanlah Ramadhan yang pertama kali ditemui, bukanlah Ramadhan yang ‘asing’, sehinga Ramadhan tahun ini menjadi Ramadhan yang kesekian kali ditemuinya. Walaupun setiap Ramadhan, sejatinya adalah Ramadhan yang baru paling tidak dari segi waktunya.
Ramadhan kali ini memang berbeda dengan Ramadhan sebelumnya, karena secara bersamaan, Ramadhan kali ini juga diiringi dengan momen pemilihan kepala daerah serentak di berbagai wilayah di Indonesia. Dan menjelang Ramadhan kali ini juga, masyarakarat kembali disuguhkan dengan isu terorisme menyusul peristiwa kerusuhan di Mako Brimob dengan ledakan bom di Surabaya dan di Riau.
Pertanyaannya kemudian adalah, bagaimana kita mengisi Ramadhan yang menyapa kita kembali? Pertama, tentu kita harus bersyukur kepada Allah SWT, karena atas kasih sayang-Nya, masih memberikan kita kesempatan untuk bertemu kembali dengan Ramadhan. Sudah berapa banyak saudara, teman kerja, rekan sejawat, tetangga kita, yang tahun kemarin masih bertemu Ramadhan, tahun ini mereka tidak bertemu lagi dengan Ramadhan karena sudah dipanggil Allah SWT.
Kedua, kita harus mengisi bulan Ramadhan ini lebih baik lagi dibandingkan dengan Ramadhan sebelum dari berbagai aspeknya. Kita bisa memulainya dengan lebih memahami apa sesungguhnya makna bulan Ramadhan dalam kehidupan kita, keluarga, serta masyarakat, sehingga dengan kita bisa memaknai bulan Ramadhan secara lebih mendalam, maka tentu kita akan mengisi bulan Ramadhan ini dengan berbagai macam kebaikan, juga secara bersamaan kita akan meninggalkan perbuatan-perbuatan yang bisa mendzolimi atau menyakiti orang lain, perbuatan yang bisa mengurahi pahala shaum kita, serta perbuatan yang berpotensi mendatangkan dosa. Ini harus dilakukan karena siapa tahu ini adalah Ramadhan terakhir kita, dan kalaupun ini adalah Ramadhan terakhir kita, kita sudah setidaknya berusaha memberikan dan mempersembahkan Ramadhan yang terbaik selama hidup kita.
Ketiga, jangan sia-sia kan kesempatan Ramadhan yang berharga ini dengan tindakan-tindakan yang tidak produktif khususnya di dunia maya. Kehadiran media sosial (medsos) saat ini memang membuka peluang kita menerima berbagai macam informasi, sekaligus juga membuka ruang untuk kita berbagai informasi yang kita peroleh kepada banyak orang. Sebelum Ramadhan, barangkali kita sulit untuk menahan diri membuka medsos, kemudian menerima semua informasi di dalamnya, tidak jarang kita akhirnya terjebak dengan tindakan-tindakan saling hujat, saling mencela, saling menghina yang pada akhirnya membuat hubungan menjadi retak, rusak dan yang paling menyedihkan adalah putusnya tali silaturahim kemudian menjadi saling memusuhi. Maka pada Ramadhan ini adalah menjadi waktu yang sangat tepat untuk kita menahan diri membuka medsos kecuali untuk menyebarkan kebaikan.
Ramadhan tentu kita tidak hanya bicara soal shaum saja, karena di dalam Ramadhan ada banyak hal yang menyertainya. Di dalam Ramadhan ada Sholat malam, tilawah Qur’an, sedekah, zakat, memberikan makan faqir miskin, dzikir, silaturahim, ta’lim, doa, I’tikaf, mendapatkan malam laitul qodr, silaturahim, saling memaafkan, bersabar, menahan lisan, menahan jari, serta menghindarkan diri tindakan-tindakan yang dilarang dalam ajaran Islam.
Akhirnya, semoga Ramadhan kali ini bisa menghantarkan kita menjadi insan-insan yang bertaqwa sesuai dengan apa yang disampaikan dalam firman-Nya, karena yang menjadi ukuran kedekatan, kemuliaan seorang hamba dengan Allah SWT adalah ketaqwaannya.
“Wahai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu Shiyam (Puasa) sebagaimana telah diwajibkan atas umat-umat sebelum kamu agar kamu bertaqwa” (QS Al-Baqarah: 183).
“Sungguh orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orag yang paling bertaqwa” (QS Al-Hujurat: 13).
Wallahu’alam bis showab. [syahid/voa-islam.com]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!