Rabu, 3 Jumadil Awwal 1446 H / 28 Februari 2018 09:20 wib
8.545 views
Hakikat Kebahagiaan
Sahabat VOA-Islam...
Jika ada seseorang yang mengatakan bahwa bahagia itu saat kita bisa membelanjakan seluruh harta kita untuk hal yang tidak diperlukan, bukankah itu lebih cocok disebut berfoya-foya?
Jika ada yang yang berkata bahagia itu saat kita dapat berkumpul bersama sahabat, lalu bagaimana saat sendirian tanpa ada yang menemani? Jika ada yang berpendapat bahwa bahagia itu saat memenangkan suatu perlombaan, lantas apa yang terjadi saat mendapat kekalahan?
Memang benar adanya bahwa hal-hal di atas adalah contoh kebahagiaan. Namun itu semua hanyalah kebahagiaan dunia yang bersifat sementara. Seperti firman Allah SWT dalam surat Ali-Imran ayat 185, “Kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan yang memperdaya”.
Lalu bagaimana kah definisi kebahagiaan yang sesungguhnya? Bahagia itu sederhana dan bergantung pada diri kita sendiri. Kita telah mengetahui contoh-contoh dari kebahagiaan dunia yang sesaat. Maka berhentilah untuk hanya mengejar kebahagiaan dunia saja, libatkan tujuan akhirat didalamnya. Agar kebahagiaan itu bisa bertahan hingga menuju syurganya.
Misalnya saat berbelanja adalah hal yang menyenangkanmu, berhentilah menghabiskan hartamu untuk hal yang sia-sia. Kita bisa menggantinya dengan membeli barang yang lebih bermanfaat untuk disumbangkan kepada orang-orang yang lebih membutuhkan, agar harta kita menjadi amal jariyah yang terus mengalir pahalanya.
Contoh lain saat berkumpul dengan sahabat. Berkumpullah dengan tujuan yang bermanfaat, seperti untuk halaqoh atau pergi ke majelis ilmu yang dapat menguatkan iman kita dan agar dapat terus merangkul dalam kebaikan. Agar persahabatan tetap kokoh tak hanya di dunia namun juga di surga-Nya.
“Dan ingatlah ketika tuhanmu memaklumkan. Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku tambahkan (nikmat) kepadamu. Tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti adzab-Ku sangatlah berat.” (Q.S. Ibrahim : 7)
Ayat tersebut sangat menjelaskan kewajiban untuk bersyukur dan keutamaan yang akan didapatkan darinya. Bersyukur bukan hanya tentang ucapan, tapi juga perbuatan. Melaksanakan setiap kewajiban dan menguatkan amalan-amalan sunnah merupakan tindakan dari syukur atas kebahagiaan yang telah kita dapatkan. Karena kebahagiaan bukan tentang seberapa besar karunia-Nya, namun tergantung seberapa besar kau mensyukurinya.
Bahagia dalam KBBI artinya kondisi senang dan tentram tanpa kesulitan. Bukankah hanya kepada Allah sebaik-baiknya tempat meminta pertolongan saat kesulitan? Dan bukankah hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenang? Semoga kita semua mendapatkan kebahagiaan yang hakiki di dunia maupun di akhirat. [syahid/voa-islam.com]
Kiriman Finia Salwanisa, Mahasiswi STEI SEBI
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!