Kamis, 15 Jumadil Awwal 1446 H / 30 November 2017 17:54 wib
6.608 views
Pesta Sederhana Sang Putri di Panggung Demokrasi
RESEPSI pernikahan putri Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kahiyang Ayu dan Bobby Nasution digadang-gadang sebagai pesta yang sederhana. Hampir seluruh stasiun televisi menayangkannya. Mulai dari persiapan hingga pelaksanaan resepsinya. Semua sama, memuat framing 'kesederhanaan'.
Rabu (8/11) prosesi pernikahan digelar dengan mengundang 8000 undangan. Wow angka yang fantastis dalam balutan 'kesederhanaan'.
Berakhirnya pesta adat (26/11) yang baru diselenggarakan secara 3 hari berturut-turut diperspektifkan pesta yang kental budaya serta sederhana.
Merujuk pada kesederhanaan pesta, ternyata pesta sederhana masa kini ditaksir menelan biaya lebih dari Rp. 2 Milyar (tempo.co). Itupun belum termasuk biaya pesta ngunduh mantu di Medan. Wah biaya yang sederhanakah ?
Ditengah ekonomi rakyat yang serba sulit, harga bahan pokok kian menjulang, kebutuhan listrik kian mencekik. Nampaknya membuat luka semakin menganga pada rakyat. Perih saat melihat 'pesta sederhana' dipertontonkan secara terbuka dihadapan mata rakyat.
Disana, masih banyak rakyat jelata yang kelaparan. Disini, masih banyak pengangguran. Dampaknya, setiap hari kita selalu disuguhkan dengan fakta yang membuat mata kita sakit melihatnya, angka kriminalitas semakin meninggi. Bunuh diri massal sekeluarga, ayah bunuh istri dan anak. Berita yang selalu tayang setiap hari. Motifnya, karena tidak bisa memenuhi kebutuhan hidup.
Inilah panggung demokrasi. Buah sistem tata kelola penerapan ekonomi kapitalisme yang menyengsarakan rakyat. Dipanggung demokrasi cukup rakyat sebagai penonton kemegahan pesta para penguasa. Tetapi, jelas berbeda tatkala Islam diterapkan secara sempurna.
Dalam Islam, penerapan sistem ekonomi merujuk pada hukum syara'. Sehingga seluruh kebutuhan rakyat akan terpenuhi. Pemimpinnya (Khalifah), akan selalu senantiasa zuhud dan wara' dalam kehidupan. Seperti kisah khalifah Umar bin Abdul Aziz, yang tidak mau memakai fasilitas negara walau hanya aroma minyak wangi.*
Nawfa Andini
Anggota Komunitas Revowriter
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!