Home | Redaksi | Advertisement | Kirim Naskah | Pedoman Pemberitaan Media Siber
Facebook RSS
4.708 views

'Kutukan' Perpajakan dan US$300 Juta Utang Baru

Oleh: Edy Mulyadi*

Nafsu besar tenaga kurang. Begitulah perumpamaan yang pas untuk Indonesia hari-hari ini. Hasrat membangun negeri dengan gegap-gempita dipaksa pupus karena ketidaan fulus. Penyebab utamanya, penerimaan negara jeblok.

Pajak yang menjadi penyumbang utama penerimaan negara sudah lama selalu meleset. Target-target yang dipatok, selalu tidak berhasil dicapai. Padahal, target-target itu biasanya sudah direvisi (baca; diturunkan) di APBN-Perubahan menjadi lebih rendah ketimbang APBN. Tapi, begitulah yang terjadi. Kinerja Menkeu Sri Mulyani Indrawati (SMI) dan aparatnya memang di bawah banderol.

Bayang-bayang terjadinya kekurangan penerimaan pajak (shortfall)  makin kentara seiring mencuatnya fakta paling anyar. Hingga Oktober 2017, realisasi penerimaan pajak baru mencapai Rp869,6 triliun. Ini artinya hanya 67,7% dari target APBNP 2017 yang Rp1.238,6 triliun. Mungkinkah Sri dan jajarannya mampu memenuhi target yang mereka tetapkan sendiri? Ingat, waktunya hanya kurang dari sebulan lebih sedikit. Padahal, kekurangannya masih Rp369 triliun.

Itukah sebabnya Sri seperti kalap? Dia berusaha mengais semua sumber pendapatan untuk mendongkrak penerimaan pajak. Sayangnya, perempuan mantan petinggi IMF dan Bank Dunia ini kelewat sibuk dan asyik merogoh kocek rakyat menengah-bawah. Sedangkan rakyat yang sudah kaya atau kelewat kaya justru nyaris tidak disentuhnya.

Sikap galak Sri juga jadi pupus kalau sudah berhadapan dengan asing. Padahal, dari sini justru potensi pendapatannya jauh lebih besar ketimbang mengurusi printal-printil alias recehan dari kantong rakyat. Freeport, misalnya, BPK menemukan potensi pelanggaran berupa kurang bayar mencapai Rp6,9 triliun. Begitu juga aneka pendapatan negara bukan pajak (PNBP) dari sektor pertambangan yang pasti jauh lebih bergizi ketimbang PNBP dari SPP anak sekolahan, biaya kesehatan, nikah-talak-cerai-rujuk, dan sebagainya.

Pajak di tangan Sri menjadi semacam ‘kutukan’. Dikutak-katik seperti apa pun, tetap saja jeblok. Jurang antara pendapatan dan belanja negara kian lebar. Defisit makin besar. Angkanya sudah mendekati batas maksimum yang diizinkan UU, yaitu 3%. Itulah sebabnya ada wacana mengubah UU agar defisit  anggaran bisa diperbesar hingga lebih dari 3%.

 

Katanya hebat…?

Kembali ke soal ‘kutukan’ penerimaan pajak, sejatinya ini benar-benar mengherankan. Bagaimana mungkin mantan petinggi dua lembaga keuangan internasional, gagap dalam mengemban tugasnya selaku Bendahara Negara? Katanya dia ekonom hebat? Bukankah perempuan ini juga yang beberapa waktu lalu kebanjiran penghargaan dari pasar sebagai Menkeu terbaik Asia?

Moncernya sang jagoan ternyata cuma karena polesan media mainstream yang berkolaborasi dengan kepentingan pasar. Buktinya, pajak tetap saja terpuruk. Padahal dia juga sudah menggandeng Bank Dunia, almamater sekaligus kiblatnya dalam mengurus ekonomi Indonesia. Bukan cuma sosok dan nasehatnya, lembaga ini juga kembali mengucurkan pinjaman senilai US$300 juta untuk mereformasi fiskal Indonesia, awal November silam. Katanya, duit itu untuk membantu meningkatkan kualitas belanja pemerintah, administrasi pendapatan, dan kebijakan perpajakan.

Khusus di bidang perpajakan, bantuan tadi dimaksudkan agar sistem perpajakan bisa lebih efisien dan adil. Bank Dunia menilai selama ini sebagian rancangan kebijakan pajak kita kurang optimal. Akibatnya, basis pajak terbatas dan sulit dalam pengelolaannya.

Asal tahu saja, pinjaman untuk mereformasi perpajakan ini bukan kali pertama. Sebelumnya, reformasi perpajakan jilid satu dimulai pada 2002 dan berakhir tahun 2008. Tidak jelas betul berapa anggaran yang digelontorkan untuk proyek ini. Tapi sangat mungkin nilainya puluhan bahkan ratusan juta dolar.

Karena dianggap kurang memadai, maka digulirkan reformasi perpajakan jilid dua bertajuk Project for Indonesian Tax Administration Reform (PINTAR) yang dimulai pertengahan 2009. Ia merupakan penyempurnaan dari proses bisnis perpajakan, yang berbasis teknologi informasi terkini, sekaligus perbaikan sistem dan manajemen SDM.Total Pendanaan PINTAR mencapai US$146 juta. Dari jumlah itu, 75% atau US$110 juta dibiayai dari pinjaman Bank Dunia. Sisanya yang US$36 juta bersumber dari APBN.

Apa hasilnya? Nyaris tak terdengar. Reformasi perpajakan yang dijanjikannya ternyata majal alias tidak membuahkan hasil seperti yang diharapkan. Bahkan, pada era itu juga mencuat skandal Gayus Tambunan, pegawai Pajak golongan III yang punya simpanan ratusan miliar rupiah. Ini jelas pemborosan yang keterlaluan.

Akankah pinjaman senilai US$300 juta bakal mengalami nasib serupa? Dihitung dengan kurs tengah BI yang hari ini Rp13.511/US$, maka utang baru itu setara dengan Rp4,053 triliun lebih. Kasihan rakyat, harus membayar utang yang digunakan untuk merogoh koceknya sendiri lebih dalam dan lebih dalam lagi. Tapi, sepertinya, yang sudah-sudah, penerimaan perpajakan tetap saja bakal jeblok. Waduhhh…

 

Terendah di Asia

Rendahnya penerimaan negara ini jelas bukti nyata kinerja Sri yang pas-pasan. Ia sekaligus menempatkan Indonesia sebagai negara dengan rasio PDB terendah di kawasan Asia Timur dan Pasifik.

Kondisi ini pula yang menyebabkan  dua lembaga pemeringkat surat utang internasional, Fitch Ratings dan Moody's memberi peringatan kepada Pemerintah Indonesia. Pasalnya, penerimaan negara yang masih rendah dan penghematan belanja negara bisa berpengaruh pada peringkat utang Indonesia.

Peringatan itu disampaikan tim Fitch usai bertemu Sri dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution. Fitch juga banyak menanyakan soal penerimaan negara, iklim investasi, dan reformasi struktural. Sedangkan Moody's berpendapat, pemangkasan belanja negara dan batasan defisit anggaran memicu sentimen negatif.

Yang serunya, sentilan Fitch dan Moody’s tadi jelas menerpa Sri. Bukankah rendahnya penerimaan negara menjadi tanggung jawab dia? Sementara soal pemangkasan anggaran, memang sudah lama menjadi senjata andalan Menkeu berpaham neolib ini.

Gunting tajamnya menyambar-nyambar aneka anggaran belanja sosial yang berdampak pada melangitnya harga berbagai kebutuhan pokok. Rakyat pun kian tercekik. Sementara si penyusun APBN dan pembuat utang, dengan tanpa merasa berdosa, terus saja tertawa terkikik-kikik. [syahid/voa-islam.com]

 

*) Direktur Program Centre for Economic and Democracy Studies (CEDeS)

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Citizens Jurnalism lainnya:

+Pasang iklan

Gamis Syari Murah Terbaru Original

FREE ONGKIR. Belanja Gamis syari dan jilbab terbaru via online tanpa khawatir ongkos kirim. Siap kirim seluruh Indonesia. Model kekinian, warna beragam. Adem dan nyaman dipakai.
http://beautysyari.id

Cari Obat Herbal Murah & Berkualitas?

Di sini tempatnya-kiosherbalku.com. Melayani grosir & eceran herbal dari berbagai produsen dengan >1.500 jenis produk yang kami distribusikan dengan diskon sd 60% Hub: 0857-1024-0471
http://www.kiosherbalku.com

Dicari, Reseller & Dropshipper Tas Online

Mau penghasilan tambahan? Yuk jadi reseller tas TBMR. Tanpa modal, bisa dikerjakan siapa saja dari rumah atau di waktu senggang. Daftar sekarang dan dapatkan diskon khusus reseller
http://www.tasbrandedmurahriri.com

NABAWI HERBA

Suplier dan Distributor Aneka Obat Herbal & Pengobatan Islami. Melayani Eceran & Grosir Minimal 350,000 dengan diskon s.d 60%. Pembelian bisa campur produk >1.300 jenis produk.
http://www.anekaobatherbal.com

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Ustadzah Salma Khoirunnisa, salah satu pengajar di Pesantren Tahfizul Quran Darul Arqom Sukoharjo mengalami kecelakaan. Kondisinya masih belum sadar, dan sempat koma selama 5 hari karena diperkirakan...

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Diawali dengan berniat karena Allah, berperan aktif menebarkan amal sholeh dan turut serta membantu pemerintah memberikan kemudahan kepada umat mendapatkan pelayanan kesehatan, maka Ulurtangan...

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Rafli Bayu Aryanto (11) anak yatim asal Weru, Sukoharjo ini membutuhkan biaya masuk sekolah tingkat SMP (Sekolah Menengah Pertama). Namun kondisi ibu Wiyati (44) yang cacat kaki tak mampu untuk...

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Alhamdulillah, pada Sabtu, (18/11/2023), Yayasan Ulurtangan.com dengan penuh rasa syukur berhasil melaksanakan program Sedekah Barangku sebagai wujud nyata kepedulian terhadap sesama umat Islam....

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Sungguh miris kondisi Arga Muhammad Akbar (2) anak kedua pasangan Misran dan Sudarti ini, sudah sebulan ini perutnya terus membesar bagai balon yang mau meletus. Keluarganya butuh biaya berobat...

Latest News

MUI

Sedekah Al Quran

Sedekah Air untuk Pondok Pesantren

Must Read!
X