Rabu, 25 Jumadil Awwal 1446 H / 12 Juli 2017 15:20 wib
7.704 views
Rohis: Menebar Keshalehan, Mencegah Kemungkaran
Oleh: Rahmat Abu Zaki (Dir. Lingkar Opini Rakyat-LOR)
Mantan ketua umum PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin, mengkritisi pernyataan Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin, yang meminta Rohis (Pembina Rohani Islam) di sekolah-sekolah diawasi. Din sebaliknya menilai Rohis selama ini telah membantu dalam pembinaan para siswa.
"Seharusnya Menag berterima kasih kapada para Rohis di sekolah-sekolah yang selama ini berjasa dalam ikut membina kerohanian siswa,'' kata Din dalam keterangannya kepada Republika.co.id, Sabtu (8/7). ''Justru dalam keadaan kekurangan guru agama seperti yang dilansir selama ini, para rohis telah berperan mengisi kekosongan itu.''
Din mengaku sangat mengetahui bahwa rohis di sekolah-sekolah tingkat menengah itu berjasa dalam membina pemahaman keagamaan siswa, sekaligus membentuk akhlak generasi muda.
"Bahwa mungkin ada rohis yang tidak atau belum benar, justru itu tugas Kemenag untuk membinanya," ucap dia.
Menurutnya, penggeneralisasian sesuatu itu berbahaya. Kemenag diharap membantu pembinaan kerohanian di sekolah-sekolah umum maupun sekolah-sekolah agama swasta. "Jangan bertindak represif terhadap hal yang seharusnya edukatif," katanya. (Republika.co.id, Sabtu , 08 Juli 2017, 15:43 WIB) 1
ROHIS, BENTENG KOKOH MELINDUNGI PELAJAR
Keberadaan Rohis saat ini “Bagaikan oase di padang pasir”. Dalam ilmu geografi, oasis atau oase adalah suatu daerah subur terpencil yang berada di tengah gurun, umumnya mengelilingi suatu mata air atau sumber air lainnya. Oasis juga dapat menjadi habitat bagi hewan dan bahkan manusia jika memiliki area yang cukup luas. Lokasi oasis sangatlah penting dalam rute perdagangan dan transportasi di daerah gurun. Para kafilah harus melintasi oasis sehingga persediaan air dan makanan dapat diisi kembali.
Sebagaimana yang kita ketahui, Kerohanian Islam (Rohis) adalah sebuah organisasi yang memperdalam dan memperkuat ajaran Islam. Rohis biasanya dikemas dalam bentuk ekstrakurikuler di sekolah menengah. Tujuan utama dari Rohis adalah melakukan aktivitas dakwah Islam, membimbing anggota dan lingkungannya untuk melanjutkan kehidupan Islam yang dimulai dari lingkungan sekolah.
Fungsi Rohis adalah forum, pengajaran, dakwah, penggerak massa, dan berbagi Tsaqofah keislaman. Rohis mampu membantu mengembangkan ilmu tentang Islam yang diajarkan di sekolah.
Namun sungguh sangat disayangkan, ketika negara dihadapkan pada potret buram produk pendidikan generasi hari ini yang menghasilkan generasi narkoba, tawuran, pergaulan bebas dan lain-lain. Justru pejabat negara mempermasalahkan dan mengawasi keberadaan mereka.
Jika saja mereka melihat dengan akal yang jernih, betapa keberadaan Rohis bukan saja diperlukan di setiap sekolah, namun sudah menjadi sebuah kebutuhan sehingga negara wajib untuk memenuhi dan menjaga keberadaanya.
Apakah mereka tidak melihat, tawuran yang hampir setiap hari selalu terjadi tidak hanya di kota-kota besar seperti Jakarta tetapi juga di daerah-daerah.
Fenomena lain yang tak kalah menyedihkan adalah adanya minat yang tinggi di kalangan generasi muda terhadap kehidupan non-science seperti asyik mencari kekuatan ghaib, belajar ilmu sihir/hitam, mencari jawaban dari Paranormal, percaya dengan ramalan bintang, atau pergi ke tempat-tempat angker menyelami black magic dan mempercayai mistik.
Hal ini diperparah limbah budaya barat berbentuk sensate culture yaitu budaya yang bertalian dengan sikap hedonistik dengan orientasi gaya hidup hura-hura, gaya hidup konsumeristik, rakus, boros, cinta mode, pergaulan bebas, individualistik, kebebasan yang salah arah yang lepas dari kendali aturan agama dengan tampilan generasi yang permissif dan anarkis.
Itulah sekilas potret buram generasi kita yang tidak lain adalah buah dari sistem pendidikan generasi yang berlangsung saat ini.
Jika kita perhatikan dengan seksama, pembinaan para pelajar melalui kegiatan Rohis efektif dalam mencegah berbagai kenakalan pelajar dan tawuran antarpelajar yang menelan korban seperti yang terjadi di Jakarta beberapa waktu yang lalu. Lewat kegiatan Rohis, para pelajar dibina untuk menjadi insan bertakwa yang memiliki pola pikir dan pola sikap Islami.
Dengan bekal ketakwaan yang dimiliki, mampu menjadi benteng yang kokoh dalam melindungi pelajar dari berbagai perilaku negatif seperti tawuran antarpelajar, seks bebas, dan narkoba termasuk juga efektif dalam menangkal aksi terorisme. Pada sisi lain, kegiatan Rohis akan menumbuhkan generasi cerdas dan tangguh dalam menghadapi tantangan zaman.
KHATIMAH
Kejayaan dan kehancuran suatu bangsa tergantung kepada kualitas generasi yang mengembannya. Hal mendasar yang sangat menentukan kualitas sebuah generasi adalah pemikirannya. Pemikiran yang cemerlang akan mengantarkan suatu bangsa untuk mencapai keunggulan dan kejayaan, dapat memimpin umat manusia dan mensejahterakan kehidupan dunia.
Sebagai agama yang paripurna, Islam sangat concern dengan pembangunan generasi berkualitas yang memiliki pemikiran yang prima. Islam telah menempatkan orang-orang yang memang memiliki ilmu pengetahuan pada derajat yang lebih tinggi,
Potret remaja rusak saat ini adalah produk sekularisme-liberal. Ideologi inilah yang mencekoki remaja dengan pemahaman yang salah mengenai hakikat hidupnya. Bahwa masa remaja adalah saat bersenang-senang, sehingga di dalam benak remaja yang ada hanyalah hura-hura. Mereka tak terpisahkan dari gaya hidup materialistis, hedonis dan permisif. Tak peduli haram, merugikan pihak lain atau bahkan menjerumuskan diri pada kenistaan, yang penting kesenangan duniawi direngkuh.
Berbeda dengan profil remaja Islam, yang memahami hakikat dirinya sebagai hamba Allah SWT. Remaja yang tertanam di dalam dirinya nilai-nilai halal-haram sejak dini, sehingga menjadikan pemuda memiliki tanggung jawab atas segala perbuatannya. Generasi muda muslim seperti ini memiliki pola pikir Islam dan pola sikap Islam yang distandarkan pada aturan Allah SWT.
Sejarah mencatat, masa-masa keemasan dan kejayaan Islam didominasi oleh kiprah para pemuda. Bahkan sejak zaman Rasulullah SAW, banyak sahabat dan sahabiyah yang berkiprah membawa kemaslahatan bagi umat di usia belia. Generasi seperti inilah yang seharusnya menjadi model remaja saat ini. Dan inilah yang di antaranya sedang diupayakan para aktivis Rohis.
Di sekolah umum, Rohis lah wadah para siswa memupuk moralitas itu dengan mempelajari Islam dan mempraktekkannya, satu hal yang sulit atau hampir mustahil bisa diwujudkan melalui pelajaran agama di sekolah yang hanya dua jam seminggu. Maka sungguh aneh jika muncul tuduhan dan opini yang bisa mendorong Rohis dihambat, diawasi bahkan dilarang.
Sebaliknya, yang semestinya, keberadaan Rohis dan kegiatannya harus didukung, diberi ruang dan difasilitasi. Para orang tua pun semestinya justru mendorong anaknya aktif di kegiatan Rohis, bukan sebaliknya. Bahkan untuk menyelesaikan berbagai masalah remaja yang ada, salah satu cara yang efektif adalah melalui pembinaan Rohis secara intensif. Itu artinya adalah kembali kepada ajaran Islam. Al-Quran sendiri menegaskan, ketika tampak jelas berbagai kerusakan, maka solusinya hanyalah kembali kepada Islam, kembali kepada Syariah.
41. telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).(TQS ar-Rum [30]: 41). Wallâh a’lam bi ash-shawâb. [syahid/voa-islam.com]
Catatan Kaki :
1) http://khazanah.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-nusantara/17/07/08/osrk7t396-din-rohis-bantu-bina-kerohanian-para-siswa
2) Al Islam, edisi 624
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!