Sabtu, 24 Jumadil Awwal 1446 H / 17 Desember 2016 22:48 wib
7.135 views
Penjajahan Asing-Aseng Membahayakan Indonesia
Sahabat VOA-Islam...
Kondisi ekonomi Indonesia saat ini tidak jauh beda dengan kondisi saat kita dijajah. Hal ini dilontarkan oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Bambang Brodjonegoro.
Gurita penjajahan asing-aseng sudah masuk ke semua sektor di Indonesia. Investasi menjadi dalih bagi pemerintah untuk mengizinkan pemodal asing masuk ke negeri ini. Pada sektor perkebunan, 50% luas areal perusahaan perekebunan sawit di Indonesia, dimiliki asing. Nasib kakao dan kopi pun sama mengenaskannya.
Banyak perusahaan asing yang menjadi pengepul langsung. Sehingga petani tak bisa meminta harga pantas untuk dijual. Di bidang migas, ada 60 kontraktor asing yang sudah menguasai hampir 90% migas Indonesia. Belum lagi pembangunan infrastruktur negeri ini yang telah disapu bersih oleh perusahaan asing Tiongkok.
Pemerintah Jokowi juga mengizinkan asing menguasai tanah dan properti, misalnya kawasan reklamasi pantai Jakarta yang mulai ramai ditawarkan kepada kaum kaya di Tiongkok. Cengkraman penjajahan asing semakin terasa setelah dikeluarkannya paket kebijakan ekonomi. Paket kebijakan yang belum bisa membangkitkan perekonomian nasional ini justru semakin menjerumuskan ke dalam ekonomi liberal yang sangat pro asing.
Berbagai penyerahan garapan kepada pihak asing justru akan menyulitkan pengontrolan dan berpotensi mematikan perekonomian dalam negeri. Ditambah lagi utang luar negeri yang kian membengkak. Ironisnya, pemerintah Jokowi yang sudah membuat rekor utang luar negeri meroket dalam waktu dua tahun, melakukan pinjaman utang ke Cina untuk refinancing sejumlah proyek infrastruktur.
Kebiasaan berutang ini akan memberikan celah bagi penguasaan aset-aset BUMN oleh asing-aseng. Tergambar jelaslah bahaya yang mengancam negeri ini. Bukan hanya karena pemimpin yang tidak amanah, tidak pro rakyat, tapi karena penerapan kapitalisme-liberalisme. Hanya Islam satu-satunya yang akan menyelamatkan negeri ini. Islam dengan ekonomi syari’ahnya yang ditopang oleh politik ekonomi Islam akan membangun kemandirian umat dan menciptakan ekonomi yang berkeadilan serta penuh berkah dari Allah karena dibangun atas ketakwaan.
Dalam Islam, negara tidak diijinkan menyerahkan aset-aset negeri kepada asing maupun aseng yang akan membuka peluang penjajahan. Negara juga tidak dibolehkan melakukan transaksi utang-piutang ribawi yang merugikan umat. Sungguh tidak pantas untuk mempercayai sistem yang telah menyengsarakan manusia.
Sudah saatnya kembali kepada kehidupan mulia dengan Islam, yang menjadi rahmat dan pertolongan bagi semua manusia. Wallahu’alam bish shawab. [syahid/voa-islam.xom]
Kiriman Tati Nurhayati Bandung
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!