Rabu, 16 Jumadil Awwal 1446 H / 6 Juli 2016 06:30 wib
6.141 views
Totalitas Menjadi Muslim untuk Kemenangan Al-Islam*
Oleh: Adi Permana Sidik, S.I.Kom., M.I.Kom.
(Dosen Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Sangga Buana dan Fisip Unpas)
إِنَّ اَلْحَمْدَ لِلَّهِ, نَحْمَدُهُ, وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ, وَنَعُوذُ بِاَللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا, مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلَا مُضِلَّ
لَهُ, وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنَّ لَا إِلَهَ إِلَّا اَللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ.
وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى هذَا النَّبِيِّ الْكَرِيْمِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ, أَمِّا بَعْدُ: فَياَ
مَعَاشِرَ الْمُسْلِمينَ رَحِمَكُمُ اللهُ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَا بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُونَ, وَقَالَ الله تَعَالَى:
{ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيداً يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ
فَقَدْ فَازَ فَوْزاً عَظِيماً }
Allau Akbar...
Allau Akbar...
Allau Akbar...
Allau Akbar...
Allau Akbar...
Allau Akbar...
Allau Akbar Walillahilhamd...
Maasyirol Muslimin Jamaah solat idul fitri yang berbahagia...
Bersyukur kita kepada Allah SWT, Rabb, Pencipta alam semesta dan segala isinya, termasuk yang menciptakan kita semua, yang mengatur seluruh peristiwa yang terjadi di langit dan bumi, termasuk peristiwa hari ini, atas nikmat dan karunia-Nya, pada pagi hari yang cerah ini, kita dapat berkumpul di tempat ini, untuk melaksanakan salah satu Sunnah Rosul-Nya, yaitu melaksanakan solat idul fitri.
Solawat dan salam senantiasa kita sampaikan kepada sosok hamba terkasih, khottaman nabbiyin, qudwah dan uswah kita semua yakni Nabi Muhammad SAW, lewat perjuangannya selama kurang lebih 23 tahun, risalah Al-Islam ini secara sempurna dapat disampaikan di muka bumi ini, sehingga cahaya bisa kita liat dan rasakan sampai sekarang dan sampai yaumil akhir nanti.
Solawat dan salam juga senantiasa kita sampaikan kepada para keluarganya, sahabat, tabiin, tabiut tabiin, dan kepada seluruh umatnya hingga akhir zaman dan mudah-mudahan kita semua yang hadiri di sini termasuk di dalamnya. Aaamin ya Robbal Alamin.
Jamaah solat idul fitri yang dirahmati Allah SWT...
Gema takbir, tahmid, tahlil, yang dikumandangkan oleh seluruh umat Islam di seluruh dunia, dari sejak petang kemarin sampai sesaat sebelum solat idul fitri menandakan bahwa bulan Ramadhan tahun 1437 ini H sudah berakhir. Kita merasakan bahwa waktu terasa begitu cepat berlalu.
Pada satu sisi, kita berbahagia, karena setelah sebulan lamanya kita berjuang semaksimal mungkin, untuk mengisi bulan Ramadhan ini dengan berbagai macam amal ibadah, mulai dari shaum, solat taraweh, tilawah quran, memberikan infaq, sodaqoh, membayar zakat fitrah, dan amal-amal ibadah lainnya, pada hari ini, dengan izin Allah kita semua sudah tiba pada hari raya idul fitri, hari raya umat Islam.
Namun pada satu sisi yang lain, tentu saja kita juga harus bersedih, karena harus ditinggal pergi oleh bulan Ramadhan, bulan yang sangat dimuliakan dan penuh berkah ini. Kita harus bersedih, karena belum tentu kita semua, akan berjumpa kembali dengan bulan Ramadhan di tahun-tahun yang akan datang. Semoga amal ibadah yang kita lakukan selama bulan Ramadhan kemarin diterima oleh Allah SWT, dan semoga Allah SWT mengampuni kelalaian kita selama bulan Ramadhan yang lalu.
Allahu Akbar...
Alalhu Akbar...
Allahu Akbar Walillahilhamd...
Jamaah Solat Idul Fitri yang Dimulaikan Allah SWT...
Kita semua pasti mengetahui, melihat, dan merasakan, bahwa saat ini hampir di seluruh wilayah muka bumi ini, nasib umat Islam masih memprihatinkan, menyedihkan. Bahkan di beberapa wilayah, kita mengetahui masih ada saudara-saudari kita yang masih dijajah, ditindas, sehingga mereka tidak dapat leluasa dan bebas menikmati kehidupan ini, khususnya dalam melaksanakan ajaran Islam.
Kita semua juga pasti mengetahui, melihat, menyadari dan merasakan, bahwa saat ini, walaupun umat Islam adalah umat yang paling banyak di muka bumi ini, namun para pemeluknya masih jauh daripada nilai-nilai Islam itu sendiri.
Ini bisa diliat misalnya dari masih banyaknya umat Islam yang masih belum sepenuhnya melaksanakan ajaran-ajaran Islam seperti solat, puasa, zakat, membaca quran, menutup aurat, berbakti kepada orang tua, tolabul ilmi, dan ajaran-ajaran Islam lainnya.
Justru sebaliknya, banyak umat Islam yang justru melaksankan hal-hal yang sesungguhnya dilarang keras oleh agama Islam ini, seperti melakukan kemusyrikan atau menyekutukan Allah, berzina, meminum atau mengkonsumi khomer, alkohol, narkoba, membuka aurat, berjudi, riba, memakan makanan yang haram, mencuri, korupsi, dan perbuatan-perbuatan maksiat lainnya.
Kondisi seperti inilah yang kemudian menyebabkan umat Islam ditindas, dihinakan, dijajah oleh umat yang lain, padahal jumlah umat Islam sangat banyak. Itu artinya walaupun jumlah umat Islam itu banyak tapi nyatanya umat Islam tidak mempunyai kekuatan. Oleh Nabi Muhammad SAW dalam satu haditsnya kondisi umat Islam ini diibaratkan seperti buih di lautan. Buih terlihat banyak tapi sesungguhnya ia adalah lemah.
Jamaah Solat Idul Fitri yang senantiasa mengharap Rido Allah SWT...
Melihat kondisi seperti itu, apa yang harus kita lakukan untuk memperbaikinya? Atau bagaimana caranya supaya kondisi seperti itu tida terus berlangsung? Mari kita simak surat Al-Baqoroh ayat 208 Allah SWT berfirman:
Artinya: Hai orang-orang beriman masuklah kamu ke dalam Islam secara kaaffah (keseluruhan), dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.
Beragama Islam secara kaffah (totalitas) paling tidak mencakup empat hal.
Pertama, kaaffah dalam pengertian keseluruhan ajaran Islam. Islam adalah pedoman hidup yang lengkap dan sempurna. Allah berikan kepada kita untuk mengatur keseluruhan aspek kehidupan. Oleh karena itu, maka kita harus menerima dan mengamalkan seluruh ajaran Islam. Tidak boleh kita ambil setengah-setengah. Salah satu ajarannya kita amalkan, sementara ajarannya yang lain kita buang.
Banyak orang yang ketika shalat menggunakan tata aturan Islam, tapi sayang ketika berjual beli tidak mau diatur oleh Islam. Ada juga yang saat berpuasa konsisten dengan tata aturan Islam; tidak makan, tidak minum dan tidak berdusta, tapi saat berbisnis, bekerja, berpolitik tidak mau berpegang teguh dengan ajaran Islam, sehingga bermain culas, curang, korupsi dan suka berbohong.
Padahal, Islam sesungguhnya, sebagaimana mengatur tentang shalat dan puasa, juga mengatur tentang dagang dan mengatur urusan negara. Islam, sebagaimana mengatur tentang keimanan dan ibadah, juga mengatur tentang hukum dan tata cara berbusana. Pendek kata, Islam itu mengatur manusia dari bangun tidur hingga tidur lagi, bahkan saat sedang tidur. Mengatur manusia dari lahir hingga menguburnya saat mati. Islam mengatur mulai dari masuk kamar mandi hingga mengatur bangsa dan negara bahkan dunia.
Perlu ditegaskan, bahwa Al-Qur’an, diturunkan oleh Allah adalah agar kita jadikan sebagai pedoman hidup. Kita amalkan semua ajarannya. Al-Qur’an bukan sekedar kita baca untuk mencari pahala, sementara tata aturannya kita tinggalkan. Kita ambil mana yang kita suka dan kita buang mana yang kita tak suka.
Sungguh, Allah mengecam berat terhadap orang-orang yang beragama secara parsial ini seperi dalam firman surat Al Baqoroh ayat 85.
“Apakah kamu beriman kepada sebagian isi Al Kitab dan ingkar terhadap sebagian yang lain? Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian dari kamu, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat. Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat.”
Ma’asyiral Muslimiin rahimakumullah.
Yang kedua, kaaffah (totalitas) dalam pengertian tempat. Artinya, kita harus mengamalkan ajaran Islam di mana pun kita berada. Karena Islam, diturunkan oleh Allah untuk semua manusia di seluruh kolong jagat ini.
Ada yang punya pandangan bahwa Indonesia itu bukan Arab, maka tak bisa diatur dengan Islam. “Beda dengan Arab,” kata mereka. Ini adalah pandangan yang sangat keliru. Bumi Arab adalah Allah penciptanya, dan bumi Indonesia adalah sama, Allah penciptanya. Dan, memang bumi ini secara keseluruhan di mana saja, adalah Allah Penciptanya.
Maka siapa saja yang tak mau diatur oleh Islam yang diturunkan oleh Allah hendaknya tidak berada di bumi yang diciptakan oleh Allah. Di mana bumi dipijak, di sana langit pun harus dijunjung. Di bumi mana pun kita berada, hendaknya hukum langit kita patuhi. Allah berfirman dalam surat A Rahman ayat 33:
“Hai kaum jin dan manusia, jika kamu bisa menembus (keluar) dari penjuru langit dan bumi, maka keluarlah. Kamu tidak dapat menembusnya melainkan dengan kekuatan.”
Ada juga di antara kita yang saat berada di kota Madinah atau Makkah tunduk dan patuh kepada aturan Islam, rajin ke masjid, berdoa dan menangis beristighfar dan bertaubat, tapi sayang tidak lagi seperti itu bila sudah pulang ke kampung halamannya. Ini berarti tidak kaaffah secara tempat. Apakah kita mengira Allah itu ada hanya di Makkah dan Madinah, dan tidak ada Allah bila sudah di Bandung atau di Jakarta?
Perlu kita sadari, sebagai orang beriman, bahwa Allah melihat kita di mana saja kita berada. Di Arab dilihat Allah, maka di Amerika, di Eropa, di Mesir, di Cina, di Indonesia dan dimana saja, juga sama dilihat Allah. Tidak ada tempat di muka bumi ini, sejengkal pun, yang manusia boleh seenaknya berbuat dosa.
Allahu akbar, Allahuakbar, Allahuakbar walillahimhamd.
Yang ketiga, kaaffah (totalitas) dalam pengertian keseluruhan waktu. Artinya, kita harus berislam, tunduk dan patuh kepada Allah kapan saja. Pagi maupun sore. Siang ataupun malam. Ahad, Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jum’at dan Sabtu.
Ada di antara kita ke Masjid kalau hari Jum’at saja. Padahal kita dipanggil oleh Allah lima kali dalam setiap hari. Bahkan ada yang hanya solat ‘Idul Adha dan ‘Idul Fithri saja. Termasuk banyak di antara kita yang rajin ibadah hanya di bulan Ramadhan saja. Setelah bulan Ramadhan, selesai semuanya. Seakan-akan Allah hanya ada di bulan Ramadhan dan tak ada lagi di bulan-bulan yang lainya. Ini berarti tidak kaaffah.
Yang keempat, kaaffah dalam pengertian keseluruhan keadaan. Artinya, kita harus berislam, tunduk dan patuh kepada Allah baik dalam kondisi gembira atau susah, lapang atau sempit, sehat atau sakit, suka atau duka.
Ada orang yang ketika sehat rajin shalat, tapi ketika sakit tidak lagi. Atau sebaliknya, ketika sakit rajin shalat dan berdzikir serta berdoa, tapi ketika sehat lupa kepada Allah. Ketika miskin rajin ke Masjid, tapi ketika sudah kaya dan jadi pejabat tak lagi ke masjid.
Allah berfirman dalam surat Al-Hajj ayat 11:
“Dan di antara manusia ada orang yang menyembah Allah dengan berada di pinggiran. Maka jika ia memperoleh kebaikan (kesenangan) tetaplah ia dalam keadaan itu. Dan jika ia ditimpa oleh suatu bencana (yang tidak menyenangkan) berbaliklah ia ke belakang. Rugilah ia di dunia dan di akhirat. Yang demikian itu adalah kerugian yang nyata.”
Sementara Nabi kita bersabda:
“Ingatlah kamu saat senang, niscaya Allah mengingatmu saat susah.” (Hr. Thabrani).
Ma’asyiral Muslimiin rahimakumullah.
“Dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnhya Syetan itu musuh yang nyata bagi kamu.”
Syetan itu sangat licik, dan memiliki seribu satu cara untuk menyesatkan manusia. Syetan itu menyesatkan, tapi bisa datang dengan seakan-akan memberi nasehat (al-A’raf: 21). Syetan juga biasa mengubah nama sesuatu yang buruk dengan nama yang baik. Pohon larangan yang dilarang oleh Allah, dinamakan oleh Iblis sebagai syajarah khuldi yang berati pohon keabadian (Thaha: 120, Al-A’raf: 20). Syetan juga bisa menyulap sesuatu yang buruk tampak baik dan yang baik tampak buruk, yang diperintah terasa berat dan yang dilarang terasa ringan. (Al-Hijr:39).
Disamping itu, syetan akan menggoda manusia dari seluruh penjuru. Dari depan, dari belakang, samping kanan dan kiri. (Al-A’raf: 17).
Syetan itu adalah musuh yang sangat nyata bagi kita. Dalam surat Faathir ayat 6 Allah berfirman:
“Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh (mu), karena sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala.” (Faathir: 6)
Mari kita jadikan Syetan sebagai musuh kita bersama.
Ma’asyirol Muslimin Rahimakumullah.
Lewat surat Al-Baqoroh ayat 208, Allah SWT menyuruh kita melaksanakan seluruh ajaran Islam secara total, kita diminta untuk tunduk dan patuh kepada seluruh aturan-aturan dalam Islam, dan Allah juga sekaligus menyuruh kita untuk menjauhi dan tidak mengikuti langkah-langkah, bisikian-bisikan, ajakan-ajakan, godaan-godaan syetan, yang memang senantiasa ingin menjauhkan kita dari Allah SWT.
Intinya kita harus total menjadi seorang Muslim. Sehingga ketika kita semua totalitas menjadi seorang Muslim, maka kemenangan Al-Islam di muka bumi ini hanya tinggal menunggu waktu.
Jamaah Sholat Idul Fitri yang Dikasihi Allah SWT...
Di waktu yang baik dan mulia ini marilah kita semua tundukan kepala dan hati kita untuk berdoa dengan tulus, memohon kepada Allah SWT agar kita semua diberikan kekuatan dan kemampua, agar menjadi orang-orang yang beriman secara totalitas dan dijauhkan dari langkah-langkah syetan yang terkutuk.
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَناَ وَلِوَالِدِيْناَ وَلِجَمِيْعِ الْمُسْلِمينَ وَالْمُسْلِماتِ اَلأَحْياَءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ
Ya Allah, ampunilah dosa-dosa kami, kedua orang tua kami, guru-guru kami, dan saudara-saudara kami, kaum Muslimin semua, baik yang masih hidup maupun yang sudah wafat.
Ya Allah, hanya kepada-Mu, kami mengabdi. Hanya kepada-Mu, kami shalat dan sujud. Hanya kepada-Mu, kami menuju dan tunduk. Kami mengharapkan rahmat dan kasih sayang-Mu. Kami takut adzab-Mu, karena adzab-Mu sangat pedih.
Ya Allah, jagalah kami dengan Islam dalam keadaan berdiri. Ya Allah, jagalah kami dengan Islam dalam keadaan duduk, dan jagalah kami dengan Islam dalam keadaan tidur. Jagalah kami dengan Islam saat kami sehat maupun saat kami sakit. Jangan cabut nyawa kecuali kami dalam kondisi beragama Islam.
Ya Allah, persatukanlah kami kaum Muslimin, untuk mengamalkan dan menegakkan Agama-Mu. Dan, karuniakanlah kepada kami keberkahan dari langit dan bumi.
Laa ilaaha illa anta subhanaka innaa kunnaa minadhdhaalimiin…3X
Ya Allah, yang mendengar rintihan hamba lemah dan banyak dosa ini. Ya Allah, lindungi kami, masyarakat kami, dan anak-anak kami dari berbuat dosa dan godaan Syetan. Jangan segera Engkau lenyapkan hari yang suci ini. Berikanlah waktu kepada kami. Kami masih ingin bertemu dengan bulan Ramadhan lagi. Kami masih ingin shalat ‘Idul Fitri kembali.
Ya Allah, jangan biarkan orang-orang yang sengaja merusak kesucian ‘Idul Fitri dengan pesta dosa dan kemaksiatan. Yang membuat masyarakat kami rusak dan anak-anak kami hancur. Ya Allah, jauhkan mereka dari kami.
Ya Allah, tolonglah saudara-saudara kami yang sedang dilanda kesedihan, dan musibah, para janda, anak-anak yatim, kaum lemah, dan para fakir-miskin. Sembuhkan yang sakit. Tolong dan lindungi mereka yang ditimpah musibah di mana pun mereka berada. Anugerahkan kebahagiaan kepada mereka. Siramilah mereka dengan rizki yang melimpah dari sisi- Mu yang penuh berkah. Kami lemah tak begitu berdaya membantu dan meyantuni mereka. Ampuni kami, ya Allah.
Ya Allah, kumpulkanlah hati-hati kami di atas dasar kecintaan kepada-Mu, pertemukanlah di jalan ketaatan kepada-Mu, satukanlah di jalan dakwah-Mu, dan ikatlah di atas janji setia demi membela syari’at-Mu. Ya Allah, padukanlah jiwa-jiwa ini sebagai hamba-hamba-Mu yang beriman dan bertaqwa.
Ya Allah, selamatkanlah kami, anak-anak kami, keluarga kami, daerah kami, negeri kami, dan umat kami dari badai krisis, fitnah, bencana, dan dosa yang membinasakan.
Ya Allah, janganlah Engkau goyangkan hati kami setelah Engkau beri petunjuk dan tetapkankan hati kami di atas agama-Mu.
Ya Allah, jadikanlah hari terbaik kami sebagai hari pertemuan kami dengan-Mu, jadikanlah amal terbaik kami sebagai pamungkasnya, dan jadikan usia terbaik kami sebagai akhir ajal kami. Ya Allah, limpahkanlah rahmat, ampunan, dan hidayah-Mu kepada kami semuanya. Aamiin..aamiin ya Rabbal ‘alamin..
رَبَّنَا آَتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ, وصلى الله على نبينا محمد وعلى اله وصحبه أجمعين, سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَوَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
*) Disampaikan dalam Khutbah Idul Fitri di Pelataran Kampus Unpas, Jl. Lengkong Besar No.68
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!