Selasa, 17 Jumadil Awwal 1446 H / 31 Mei 2016 22:55 wib
18.433 views
Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor Tetap Mempertahankan Panca Jiwa dan Motto
Oleh: M.Ihsan Dacholfany
(Penulis Buku Pendidikan Karaker ala Pondok Pesantren Gontor)
Dalam usianya yang ke 90 Tahun Pondok Modern Darussalam Gontor, Ponorogo, terus melakukan serangkaian kegiatan dengan tetap mempertahan nilai-nilai yang terkandung dalam Panca Jiwa dan Motto Pondok dengan mulai digelar syujud Syukur Masjid Istiqlal untuk menyosialisasikan agenda yang akan digelar pada September 2016 .
Dengan agenda “Sujud Syukur Menyambut 90 Tahun Gontor” di Masjid Istiqlal Jakarta, masjid terbesar se-Asia Tenggara, pada besok hari 28 Mei 2016 nanti. Akan hadir sekitar 15 ribu Keluarga Besar Gontor yang juga dihadiri oleh Pimpinan Pondok Modern Gontor dan juga akan dihadiri oleh Bapak Wakil Presiden, Muhammad Yusuf Kalla, dan alumni Pondok Modern Darussalam Gontor di antaranya: Lukman Hakim Syaifuddin (Menteri Agama), Hidayat Nur Wahid (Wakil Ketua MPR), Hasyim Muzadi (Wantimpres), Din Syamsuddin (mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah), dan AM Fachir (Wamenlu RI).
Dan akan dihadiri oleh tiga menteri Kabinet Kerja pemerintahan Joko Widodo - Jusuf Kalla. Menteri Pendidikan, Anies Baswedan dan Menteri Pertanian, Amran Sulaiman dan Ketua MPR, Zulkifli Hasan dan tamu undangan.
Sujud Syukur menyambut 90 Tahun Gontor akan dipimpin langsung Pimpinan Pondok Modern Gontor, KH Hasan Abdullah Sahal, yang juga akan menyampaikan tausiyah di depan Keluarga Besar Pondok Modern Darussalam Gontor dengan selalu mengingat akan Panca Jiwa dan Motto Pondok Modern Darussalam Gontoryaitu: Seluruh kehidupan di Pondok Modern Darussalam Gontor didasarkan pada nilai-nilai yang dijiwai oleh suasana-suasana yang dapat disimpulkan dalam Panca Jiwa. Panca Jiwa adalah lima nilai yang mendasari kehidupan Pondok Modern Gontor:
1. Jiwa Keikhlasan: Jiwa ini berarti sepi ing pamrih, yakni berbuat sesuatu bukan karena didorong oleh keinginan untuk mendapatkan keuntungan tertentu. Segala perbuatan dilakukan dengan niat semata-mata untuk ibadah, lillah. Kyai ikhlas medidik dan para pembantu kyai ikhlas dalam membantu menjalankan proses pendidikan serta para santri yang ikhlas dididik.Jiwa ini menciptakan suasana kehidupan pondok yang harmonis antara kyai yang disegani dan santri yang taat, cinta dan penuh hormat. Jiwa ini menjadikan santri senantiasa siap berjuang di jalan Allah, di manapun dan kapanpun.
2. Jiwa kesederhanaan: Kehidupan di pondok diliputi oleh suasana kesederhanaan. Sederhana tidak berarti pasif atau nerimo, tidak juga berarti miskin dan melarat. Justru dalam jiwa kesederhanan itu terdapat nilai-nilai kekuatan, kesanggupan, ketabahan dan penguasaan diri dalam menghadapi perjuangan hidup.Di balik kesederhanaan ini terpancar jiwa besar, berani maju dan pantang mundur dalam segala keadaan. Bahkan di sinilah hidup dan tumbuhnya mental dan karakter yang kuat, yang menjadi syarat bagi perjuangan dalam segala segi kehidupan .
3. Jiwa Berdikari; Berdikari atau kesanggupan menolong diri sendiri merupakan senjata ampuh yang dibekalkan pesantren kepada para santrinya. Berdikari tidak saja berarti bahwa santri sanggup belajar dan berlatih mengurus segala kepentingannya sendiri, tetapi pondok pesantren itu sendiri sebagai lembaga pendidikan juga harus sanggup berdikari sehingga tidak pernah menyandarkan kehidupannya kepada bantuan atau belas kasihan pihak lain .Inilah sama-sama memberikan iuran dan sama-sama memakai). Dalam pada itu, Pondok tidaklah bersifat kaku, sehingga menolak orang-orang yang hendak membantu. Semua pekerjaan yang ada di dalam pondok dikerjakan oleh kyai dan para santrinya sendiri, tidak ada pegawai di dalam pondok .
4. Jiwa Ukhuwwah Islamiah: Kehidupan di pondok pesantren diliputi suasana persaudaraan yang akrab, sehingga segala suka dan duka dirasakan bersama dalam jalinan ukhuwwah Islamiah. Tidak ada dinding yang dapat memisahkan antara mereka. Ukhuwah ini bukan saja selama mereka di Pondok, tetapi juga mempengaruhi ke arah persatuan ummat dalam masyarakat setelah mereka terjun di masyarakat.
5. Jiwa Bebas: Bebas dalam berpikir dan berbuat, bebas dalam menentukan masa depan, bebas dalam memilih jalan hidup, dan bahkan bebas dari berbagai pengaruh negatif dari luar, masyarakat. Jiwa bebas ini akan menjadikan santri berjiwa besar dan optimis dalam menghadapi segala kesulitan. Hanya saja dalam kebebasan ini seringkali ditemukan unsur-unsur negatif, yaitu apabila kebebasan itu disalahgunakan, sehingga terlalu bebas (liberal) dan berakibat hilangnya arah dan tujuan atau prinsip. Sebaliknya, ada pula yang terlalu bebas (untuk tidak mau dipengaruhi), berpegang teguh kepada tradisi yang dianggapnya sendiri telah pernah menguntungkan pada zamannya, sehingga tidak hendak menoleh ke zaman yang telah berubah. Akhirnya dia sudah tidak lagi bebas karena mengikatkan diri pada yang diketahui saja. Maka kebebasan ini harus dikembalikan ke aslinya, yaitu bebas di dalam garis-garis yang positif, dengan penuh tanggungjawab; baik di dalam kehidupan pondok pesantren itu sendiri, maupun dalam kehidupan masyarakat. Jiwa yang meliputi suasana kehidupan Pondok Pesantren itulah yang dibawa oleh santri sebagai bekal utama di dalam kehidupannya di masyarakat. Jiwa ini juga harus dipelihara dan dikembangkan dengan sebaik-baiknya.
Pendidikan Pondok Modern Darussalam Gontor menekankan pada pembentukan pribadi mukmin muslim yang berbudi tinggi, berbadan sehat, berpengetahuan luas dan berpikiran bebas. Kriteria atau sifat-sifat utama ini merupakan motto pendidikan di Pondok Modern Darussalam Gontor.
1. Berbudi tinggi, Berbudi tinggi merupakan landasan paling utama yang ditanamkan oleh Pondok ini kepada seluruh santrinya dalam semua tingkatan; dari yang paling rendah sampai yang paling tinggi. Realisasi penanaman motto ini dilakukan melalui seluruh unsur pendidikan yang ada.
2. Berbadan Sehat, Tubuh yang sehat adalah sisi lain yang dianggap penting dalam pendidikan di Pondok ini. Dengan tubuh yang sehat para santri akan dapat melaksanakan tugas hidup dan beribadah dengan sebaik-baiknya. Pemeliharaan kesehatan dilakukan melalui berbagai kegiatan olahraga, dan bahkan ada olahraga rutin yang wajib diikuti oleh seluruh santri sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.
3. Berpengetahuan Luas, Para santri di Pondok ini dididik melalui proses yang telah dirancang secara sistematik untuk dapat memperluas wawasan dan pengetahuan mereka. Santri tidak hanya diajari pengetahuan, lebih dari itu mereka diajari cara belajar yang dapat digunakan untuk membuka gudang pengetahuan. Kyai sering berpesan bahwa pengetahuan itu luas, tidak terbatas, tetapi tidak boleh terlepas dari berbudi tinggi, sehingga seseorang itu tahu untuk apa ia belajar serta tahu prinsip untuk apa ia manambah ilmu.
4. Berpikiran Bebas, Berpikiran bebas tidaklah berarti bebas sebebas-bebasnya (liberal). Kebebasan di sini tidak boleh menghilangkan prinsip, teristimewa prinsip sebagai muslim mukmin. Justru kebebasan di sini merupakan lambang kematangan dan kedewasaan dari hasil pendidikan yang telah diterangi petunjuk ilahi (hidayatullah). Motto ini ditanamkan sesudah santri memiliki budi tinggi atau budi luhur dan sesudah ia berpengetahuan luas.
Semoga dengan Usianya yang ke 90 Tahun, Pondok Modern Gontor tetap mempertahankan Panca Jiwa dan Motto serta nilai-nilai pendidikan yang telah diajarkan kepada santrinya dan tetap memperkuat silaturahmi antar alumni di mana berada dan kapan pun. [syahid/voa-islam.com]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!