Home | Redaksi | Advertisement | Kirim Naskah | Pedoman Pemberitaan Media Siber
Facebook RSS
10.802 views

Makna Pembaharu dalam Pemikiran Islam

Oleh: Zaqy Dafa (Peneliti Berbagai Pemikiran Islam)

“Sesungguhnya Allah mengutus bagi umat ini (Islam) setiap awal abad seorang yang memperbaharui agama mereka.”

Inilah Hadits yang dijadikan dasar bagi banyak kalangan muslim tentang adanya pembaharuan dalam agama. Istilah ini diklaim oleh banyak orang, apalagi di zaman sekarang ketika Islam harus berhadapan dengan modernisasi dan globalisasi. Istilah ini pun sering dijadikan justifikasi (tumpangan) oleh kalangan ekstrimis baik radikal maupun liberal untuk melegalkan dan memasarkan paham-paham sesat agar diterima oleh kaum muslimin.

Pada tahun 1970 dan 1972 Nurcholis Madjid melempar gagasan sekularisasi. Temanya “Keharusan Pembaruan Pemikiran Islam”. Dia mengemukakan gagasan memisahkan agama dari kehidupan dunia yang berasal dari terma modernisme berbackground ajaran Bible, “Berikan hak Tuhan pada Tuhan, dan berikan hak raja kepada raja”, lalu ia modifikasi menjadi “menduniakan hal-hal yang duniawi dan mengukhrawikan hal-hal yang ukhrawi”.

Ia berhujjah bahwa kalimat syahadah adalah bukti sekularisasi besar-besaran. Ia juga pernah menerjemah kalimat Laa Ilaaha Illa Allah dengan “tiada tuhan (t kecil) melainkan Tuhan (T besar)”. Pada saat wartawan Tempo bertanya tentang alasan penerjemahannya, ia menjawab, “Karena Allah itu dewa air.” Anehnya, pemikiran khas orientalis Barat-kafir ini dianggap sebagai “pembaharuan”.

Liberalisme adalah anak emas sekularisme. Pada era reformasi tahun 2000-an sekelompok anak muda dan kalangan tua melemparkan gagasan liberalisasi pemikiran Islam. Programnya adalah dekonstruksi syariah, hermeneutika, anti kemapanan dan otoritas (ulama), kesetaraan (equality), dan pluralisme. Aktornya adalah para cendekiawan dan akademisi. Produsernya adalah LSM-LSM yang pro Barat. Akhirnya unsur Islamnya kalah dominan dibanding unsur Baratnya. Dan menurut Michael Foucault itu semua adalah penjajahan wacana. Pembaharuan hakikatnya malah menjadi pem-Barat-an.

Selain itu, istilah pembaharuan juga dimonopoli oleh kaum ekstrimis kiri. Mereka menyarakan pembaharuan agama untuk menghadapi kaum ekstrimis kanan (liberal) dan Barat. Sayangnya, mereka merasa cukup dengan pendapat dan ‘ijtihad’ mereka dan cenderung berpaling dari pendapat ulama terdahulu, sehingga mereka pun terjebak dalam lubang kesesatan. Sebagian kalangan menyalahkan tashawwuf sebagai biang keladi kemunduran umat, mengharamkan tawassul yang telah menjadi amalan para sahabat dan salafushshalih, dan tidak mau mengikuti al Madzahib al Arba’ah. Sebagian tokoh menafsirkan burung Ababil dengan penyakit cacar, dan tidak ada seorang ulama yang berpendapat demikian. Dia juga menghalalkan sembelihan Kristen. (untuk keterangan lebih lengkanp lihat Syaikh Muhammad Najih al Jawi, al Tahdzir al Mubin)

Apakah Islam menerima pembaharuan? Menurut Syaikh Muhammad Najih, agama adalah aturan Ilali yang diturunkan untuk kemaslahatan dunia dan kebahagiaan akhirat berdasarkan ayat:

الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا  [المائدة : 3]

Pada hari ini Aku telah menyempurnakan agama bagi kalian, menyempurnakan nikmat-Ku kepada kalian, dan meridlai Islam sebagai agama kalian.” (QS. Al Maidah:3)

Oleh karena  itu, maka manusia tidak mungkin melakukan pembaharuan terhadap agama karena hal-hal yang telah ditetapkan dan disempurnakan Allah tidak bisa menerima pembaharuan. (Syaikh Muhammad Najih, Aqidah al Firqah al Najiyah, hal 98)

Syed Muhammad Naquib al Attas secara implisit setuju dengan beliau. Beliau berkata bahwa nilai-nilai yang menjadi daya penggerak ‘lakonan lama’ bersifat kull (universal), sehingga ia selalu baharu dan kekal dalam agama Islam. Pembaharuan bukan penyesuaian Islam dengan keadaan sejarah masakini, namun pembaharuan berarti penentangan Islam terhadap keadaan sejarah masakini yang sudah jauh menyimpang dari jalan yang benar. (SMN Al Attas, Risalah untuk Kaum Muslimin, hal. Ix) Dengan kata lain, pembaharuan adalah perbaikan terhadap penyelewengan dalam agama agar kembali kepada nilai-nilai semula ia diturunkan. Makna itulah yang sesuai dengan istilah tajdid yang terdapat pada hadits sebelumnya.

Namun pembaharuan yang dimaknai penentangan tersebut harus dengan nilai-nilai dan ilmu yang berasal dari ulama yang telah dipercaya dan digunakan secara berkesinambungan hingga masa khair al qurun (masa Rasulullah dan sahabat), bukan dengan menolak dan menentangnya, karena hal tersebut tidak sesuai dengan adab terhadap para ulama. Syed Muhammad Naquib Al Attas pun menyalahkan kaum modernis-pembaharu dan kelompok tersebut karena kurangnya adab mereka terhadap otoritas sehingga mereka melabrak para mujtahid dengan tuduhan palsu sebagai yang salah dan menggeser kewibawaan mereka. Kaum pembaharu tersebut juga disalahkan karena selalu membesar-besarkan masalah kecil dan remeh untuk memecah belah kaum muslimin dan melemahkan mereka dari pendidikan-pendidikan ilmu fardlu ‘ain serta menekankan pentingnya ilmu fardlu kifayah (baca: ilmu umum) berkali lipat daripada ilmu fardlu ‘ain. (Risalah untuk Kaum Muslimin, hal. 166-167)

Syaikh Ramdlan al Buthi tak ketinggalan berkomentar. Beliau berkata bahwa keberadaan kaum Salafi reformis tersebut telah dijadikan hujjah bagi kaum orientalis untuk menunjukkan bahwa sejarah Islam merupakan gerak sejarah yang mengalami evolusi menuju ke’menjadi’an/kesempernaan dan terjadi secara terus menerus. Pendapat ini berasal dari teori evolusi Darwin bahwa dalam sejarah akan selalu terjadi pertarungan untuk bertahan hidup (struggle for life), dan siapapun yang menang maka dialah yang lebih sempurna. Hal ini berakibat bahwa nilai-nilai dalam Islam akan selalu berubah mengikuti perubahan zaman. (Syaikh Ramdlan al Buthi, Al Salafiyyah, hal. 214)

Asumsi semacam ini khas kaum liberal. Ulil Abshar menulis di Harian Kompas (18/11/2001).

“Saya meletakkan pertama-tama Islam sebagai sebuah organisme yang hidup, sebuah agama yang berkembang sesuai dengan denyut nadi perkembangan manusia. Islam bukan sebuah monumen mati yang dipahat pada abad ke-7 Masehi, lalu dianggap sebagai patung indah yang tak boleh disentuh oleh sejarah.”

Pembaharuan yang semestinya adalah perjuangan untuk mempertahankan dan mengembangkan eksistensi ilmu-ilmu ulama berwibawa yang berkesinambungan hingga Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallama. Hal ini dengan menghidupkan semangat belajar mengajar dari kutubussalaf. Dan, ternyata hal ini mampu direalisasikan oleh pesantren dan lembaga pendidikan lain yang konsisten dengan kesalafan. Merekalah para ‘pembaharu’ hakiki. Wallahu A’lam.

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Citizens Jurnalism lainnya:

+Pasang iklan

Gamis Syari Murah Terbaru Original

FREE ONGKIR. Belanja Gamis syari dan jilbab terbaru via online tanpa khawatir ongkos kirim. Siap kirim seluruh Indonesia. Model kekinian, warna beragam. Adem dan nyaman dipakai.
http://beautysyari.id

Cari Obat Herbal Murah & Berkualitas?

Di sini tempatnya-kiosherbalku.com. Melayani grosir & eceran herbal dari berbagai produsen dengan >1.500 jenis produk yang kami distribusikan dengan diskon sd 60% Hub: 0857-1024-0471
http://www.kiosherbalku.com

Dicari, Reseller & Dropshipper Tas Online

Mau penghasilan tambahan? Yuk jadi reseller tas TBMR. Tanpa modal, bisa dikerjakan siapa saja dari rumah atau di waktu senggang. Daftar sekarang dan dapatkan diskon khusus reseller
http://www.tasbrandedmurahriri.com

NABAWI HERBA

Suplier dan Distributor Aneka Obat Herbal & Pengobatan Islami. Melayani Eceran & Grosir Minimal 350,000 dengan diskon s.d 60%. Pembelian bisa campur produk >1.300 jenis produk.
http://www.anekaobatherbal.com

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Ustadzah Salma Khoirunnisa, salah satu pengajar di Pesantren Tahfizul Quran Darul Arqom Sukoharjo mengalami kecelakaan. Kondisinya masih belum sadar, dan sempat koma selama 5 hari karena diperkirakan...

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Diawali dengan berniat karena Allah, berperan aktif menebarkan amal sholeh dan turut serta membantu pemerintah memberikan kemudahan kepada umat mendapatkan pelayanan kesehatan, maka Ulurtangan...

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Rafli Bayu Aryanto (11) anak yatim asal Weru, Sukoharjo ini membutuhkan biaya masuk sekolah tingkat SMP (Sekolah Menengah Pertama). Namun kondisi ibu Wiyati (44) yang cacat kaki tak mampu untuk...

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Alhamdulillah, pada Sabtu, (18/11/2023), Yayasan Ulurtangan.com dengan penuh rasa syukur berhasil melaksanakan program Sedekah Barangku sebagai wujud nyata kepedulian terhadap sesama umat Islam....

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Sungguh miris kondisi Arga Muhammad Akbar (2) anak kedua pasangan Misran dan Sudarti ini, sudah sebulan ini perutnya terus membesar bagai balon yang mau meletus. Keluarganya butuh biaya berobat...

Latest News

MUI

Sedekah Al Quran

Sedekah Air untuk Pondok Pesantren

Must Read!
X