Ahad, 12 Jumadil Awwal 1446 H / 19 Juli 2015 22:00 wib
19.009 views
Ahok dan Kompas 'Dalang' Pembakaran Masjid di Papua
Sahabat VOA-Islam...
Setiap kali ada penyerangan atas rumah ibadah, spontan perhatian ummat Islam tertuju pada Ahok dan Kompas. Kedua pihak dianggap sebagai dalang penciptaan opini anti Islam yang gencar lebih dari tiga tahun.
Tanpa henti-hentinya jaringan media Kompas menyulut kemarahan ummat beragama dengan menyebarkan aneka pernyataan Ahok yang tendensius dan berbau SARA. Sasarannya menciptakan keteggangan antar ummat Islam dan masyarakat non muslim di tanah air.
Kenyataan itu menyulut prasangka dan caci maki antara pengguna media sosial secara masif dan mengkhawatirkan. Bahkan Kompas secara khusus menyediakan kolom komentar di media onlinenya untuk menyerang siapa saja yang menghalangi misi busuk mereka.
Celakanya, kolom komentar di media yang pro aseng itu, disinyalir dimanfaatkan oleh karyawan dan wartawan kompas dengan menggunakan akun siluman untuk mendiskriditkan Islam. Modusnya memecah bela kerukunan beragama demi tujuan membela kepentingan politik Ahok dan konglomerasi aseng.
Penyebaran kebencian terhadap ummat Islam tersebut kini berbuah petaka. Warga mayoritas non muslim di Papua bertindak brutal menyerang ummat Islam saat melakukan sholat Idul Fitri. Dan berlanjut menjadi pengusiran dan pembakaran masjid serta rumah penduduk. Persoalan yang terjadi tersebut tidak lepas dari efek pemberitaan Kompas yang sering kali memposisikan Ahok sebagai representasi kepentingan minoritas.
Hasilnya memicu ketegangan dan provokasi yang meluas di masyarakat arus bawah. Opini dan berita yang digulirkan Kompas dengan memanfaatkan suara-suara kebencian Ahok terhadap ummat Islam dapat disebut sebagai "DALANG KERUSUHAN".
Kekhawatiran itu sejak lama telah disuarakan oleh berbagai pihak, namun justru sikap permusuhan Kompas dan Ahok kepada ummat Islam kian menjadi-jadi. Bahkan Kompas secara khusus menyebarkan pesan bahwa: Kerusuhan di Tolikara, Papua dipicu oleh penggunaan speaker masjid.
Kompas memanfaatkan pernyataan Jusuf Kalla sebagai cara untuk mengkelabui fakta keterlibatan mereka yang selama ini ikut memanas-manasi konflik beragama. Prihatin!
Faizal Assegaf
Ketua Progres 98
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!