Home | Redaksi | Advertisement | Kirim Naskah | Pedoman Pemberitaan Media Siber
Facebook RSS
9.490 views

Lagi, Ratusan Rohingya Terdampar di Aceh : Pemerintah Indonesia Bisa Dituntut Pelanggaran HAM

JAKARTA (voa-islam.com) - Perahu-perahu yang membawa ratusan Pengungsi Rohingya asal Myanmar kembali terdampar di Aceh. Dilaporkan, lebih dari 500 orang Rohingya dievakuasi oleh Tim SAR Indonesia pada hari Minggu (10/05) di perairan Selat Malaka, Aceh Utara. Sebanyak 34 orang Rohingya diberitakan tewas dalam perjalanan laut tersebut. Menurut penuturan salah seorang Rohingya, mereka telah terkatung-katung menjadi manusia perahu selama 3 bulan lamanya. Kabarnya saat ini mereka ditampung terpisah di rumah-rumah warga di Desa Matang Raya Barat, di mushola-mushola, dan di pesatren-pesatren sekitar di Aceh Utara.

Konflik yang mendera Rohingya sejak berpuluh-puluh tahun lamanya memang tak kunjung selesai. Bahkan secara terang-terangan Pemerintah Myanmar menolak Resolusi PBB tertanggal 29 Desember 2014 untuk mengakui hak kewarganegaraan penuh Rohingya. Konflik yang memanas di bulan Juni 2012 ini telah menyebabkan terusirnya Rohingya secara paksa dari tanah kelahirannya di Arakan (sekarang Rakhine-red). Diperkirakan, saat ini lebih dari ribuan orang Rohingya telah terdampar di wilayah Indonesia. Berdasarkan data UNHCR Indonesia bulan Februari 2015, lebih dari 748 Rohingya telah memperoleh Status Pengungsi. Ratusan lainnya masih dalam proses menanti Status Pengungsi, dan selebihnya lagi menjadi Pencari Suaka.

Menurut Heri Aryanto, Advokat sekaligus Koordinator Advokasi Pengungsi dari SNH Advocacy Center, dalam siaran persnya mengatakan bahwa Rohingya terdampar di Indonesia karena sebab yang beragam. Pertama, karena tujuan pengungsian mereka sebenarnya adalah Australia dan Malaysia, namun karena dibohongi tekong, mereka akhirnya terdampar di Indonesia. Kedua, mereka yang telah bosan tinggal di Malaysia kemudian melarikan diri dan mencari peruntungan ke Indonesia. Ketiga, mereka yang tinggal di Malaysia menikah dengan TKI dan kemudian si Rohingya ikut tinggal di Indonesia dengan TKI tersebut. Dan keempat, mereka yang tanpa tujuan, mengarungi perjalanan laut dari hari ke hari, minggu ke minggu, dan bahkan bulan ke bulan, dengan tujuan bisa keluar dari Arakan dan mencari perlindungan di negara lain.

Heri, yang juga pernah terjun langsung ke Sittwe – Myanmar pada tahun 2013, menambahkan bahwa Indonesia hingga saat ini belum memiliki undang-undang yang sui generis mengatur mengenai Pengungsi dan Pencari Suaka. Indonesia juga belum meratifikasi Konvensi Status Pengungsi tahun 1951 dan Protokolnya. Perangkat Hukum yang masih jadi andalan Indonesia dalam menangani pengungsi adalah UU No. 6 tahun 2011 tentang Keimigrasian. Ironisnya, dalam UU Keimigrasian tersebut tidak memuat ketentuan mengenai Pengungsi dan Pencari Suaka. Undang-undang tersebut hanya mengatur bagaimana menempatkan orang asing yang masuk wilayah Indonesia tanpa Dokumen Perjalanan yang sah di dalam Rumah Detensi Imigrasi (“Rudenim”). “Para pencari suaka yang masuk tanpa dokumen perjalanan yang sah menurut UU Keimigrasian diperlakukan sama seperti orang asing yang melakukan kejahatan Imigrasi di wilayah Indonesia”, ujar Heri.

Ia lanjut mengatakan bahwa upaya menahan para pengungsi dan pencari suaka dalam Rudenim akan menimbulkan persoalan hak asasi manusia. Menurut hasil pantauannya ke Rudenim Tanjung Pinang Kepulauan Riau, Rudenim Belawan Medan, dan Rudenim Kalideres Jakarta pada tahun 2013, kondisi Rudenim tersebut seperti halnya Rutan dan Lapas. Ruangan dengan jeruji besi menjadi penanda khas kamar para deteni. Pengungsi dan Pencari Suaka yang ditahan di Rudenim juga tidak dapat bergerak bebas dan beraktifitas layaknya manusia pada umumnya. Mereka tidak bisa bekerja dan bersekolah. Akibatnya, banyak pengungsi yang tinggal dalam Rudenim selama bertahun-tahun. “Kelamaan di dalam Rudenim banyak yang melarikan diri, ada yang tewas pada saat melarikan diri, ada yang depresi, bahkan ada yang bunuh diri”, imbuhnya.

Heri mengingatkan bahwa Pemerintah Indonesia bisa dituntut atas dugaan Pelanggaran HAM Para Pengungsi dan Pencari Suaka. “Kemerdekaan bergerak, memperoleh pekerjaan, dan pendidikan adalah Hak Asasi Manusia yang berlaku secara Internasional”, tegasnya. Hak-hak Pengungsi dan Pencari Suaka sebagai seorang manusia dilindungi di dalam Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (“DUHAM”) tahun 1948. Di samping itu, Resolusi PBB No.39/46 tanggal 10 Desember 1984 juga melarang segala bentuk tindakan Penyiksaan dan Perlakuan atau Hukuman Lain yang Kejam, Tidak Manusiawi, dan Merendahkan Martabat Manusia, pungkas Heri (HA)

--
SNH Advocacy Center
Jalan Raya Mabes Hankam No.27
Cipayung, Jakarta Timur 13890
Telp/Fax: +6221 2128 4680
Website : www.snhadvocacycenter.org
E-mail : snhadvocacycenter@gmail.com
Indonesia
SNH ADVOCACY CENTER LOGO.jpgHeri Aryanto SNH Advocacy Center.jpg

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Citizens Jurnalism lainnya:

+Pasang iklan

Gamis Syari Murah Terbaru Original

FREE ONGKIR. Belanja Gamis syari dan jilbab terbaru via online tanpa khawatir ongkos kirim. Siap kirim seluruh Indonesia. Model kekinian, warna beragam. Adem dan nyaman dipakai.
http://beautysyari.id

Cari Obat Herbal Murah & Berkualitas?

Di sini tempatnya-kiosherbalku.com. Melayani grosir & eceran herbal dari berbagai produsen dengan >1.500 jenis produk yang kami distribusikan dengan diskon sd 60% Hub: 0857-1024-0471
http://www.kiosherbalku.com

Dicari, Reseller & Dropshipper Tas Online

Mau penghasilan tambahan? Yuk jadi reseller tas TBMR. Tanpa modal, bisa dikerjakan siapa saja dari rumah atau di waktu senggang. Daftar sekarang dan dapatkan diskon khusus reseller
http://www.tasbrandedmurahriri.com

NABAWI HERBA

Suplier dan Distributor Aneka Obat Herbal & Pengobatan Islami. Melayani Eceran & Grosir Minimal 350,000 dengan diskon s.d 60%. Pembelian bisa campur produk >1.300 jenis produk.
http://www.anekaobatherbal.com

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Ustadzah Salma Khoirunnisa, salah satu pengajar di Pesantren Tahfizul Quran Darul Arqom Sukoharjo mengalami kecelakaan. Kondisinya masih belum sadar, dan sempat koma selama 5 hari karena diperkirakan...

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Diawali dengan berniat karena Allah, berperan aktif menebarkan amal sholeh dan turut serta membantu pemerintah memberikan kemudahan kepada umat mendapatkan pelayanan kesehatan, maka Ulurtangan...

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Rafli Bayu Aryanto (11) anak yatim asal Weru, Sukoharjo ini membutuhkan biaya masuk sekolah tingkat SMP (Sekolah Menengah Pertama). Namun kondisi ibu Wiyati (44) yang cacat kaki tak mampu untuk...

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Alhamdulillah, pada Sabtu, (18/11/2023), Yayasan Ulurtangan.com dengan penuh rasa syukur berhasil melaksanakan program Sedekah Barangku sebagai wujud nyata kepedulian terhadap sesama umat Islam....

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Sungguh miris kondisi Arga Muhammad Akbar (2) anak kedua pasangan Misran dan Sudarti ini, sudah sebulan ini perutnya terus membesar bagai balon yang mau meletus. Keluarganya butuh biaya berobat...

Latest News

MUI

Sedekah Al Quran

Sedekah Air untuk Pondok Pesantren

Must Read!
X