Senin, 16 Jumadil Akhir 1446 H / 19 Mei 2014 14:18 wib
36.752 views
Konflik Suriah Menuju Perang Al-Malhamah Al-Kubra
Penulis Zulfahmi, MA
Apabila kita melihat kondisi sekarang ini, maka nubuat rasulullah semakin menjadi kenyataan. Bahwa dalam perang al-malhamah al-kubra pusat kekuatan umat Islam berada di damaskus. Telah bersabda Rasulullah SAW, “Pusat kepemimpinan kaum Muslimin pada hari peperangan yang paling besar adalah di sebuah negeri yang bernama Ghuthah, yang mana di negeri itu terdapat sebuah kota yang bernama Damsyik (Damaskus). Ia merupakan tempat tinggal yang terbaik bagi kaum Muslimin pada waktu itu.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud)
Maka dalam hadis di Atas yang dimaksud dengan “kepemimpinan umat Islam” adalah pusat pemerintahan Islam yang berdasarkan konsep Daulah Islam bukan negara yang mayoritas Islam tapi konsep negara berdasarkan sekuler atau monarkhi. Maka hadis ini secara terang menyatakan bahwa daulah Islam akan tegak di Syam dalam perang al-Malhamatil kubra.
Sabda Nabi SAW: “Akan keluar dari sulbi ini (Ali bin Abi Thalib ra) seorang pemuda yang akan memenuhkan dunia ini dengan keadilan. Maka apabila kamu meyakini yang demikian itu, hendaklah kamu turut menyertai Pemuda dari Bani Tamim itu. Sesungguhnya dia datang dari sebelah Timur dan dialah pemegang Panji-panji Al-Mahdi.” (At-Tabrani)
Rasulullah telah mengabarkan sebelum keluar Al-Mahdi akan keluar terlebih dahulu pemimpin umat Islam yaitu keturunan bani tamim. Bani Tamim tunggak keturunan Arab: “ Bani Tamim adalah daripada keturunan Nabi Ismail dan Nabi Ibrahim as. Sedangkan dalam hadis ungkapan dari arah timur itu indentik dengan khurashan karena ada hadis lain yang menjelaskan panji hitam dari khurashan. Para ahli sejarah telah menjelaskan bahwa khurasan meliputi wilayah afghanistan, Pakistan , Iraq, Iran dan lain-lain.
Jika kamu semua melihat Panji-panji Hitam datang dari arah Khurasan, maka sambutlah ia walaupun kamu terpaksa merangkak di atas salju. Sesungguhnya di tengah-tengah panji-panji itu ada Khalifah Allah yang mendapat petunjuk.”(Ibnu Majah)
Apabila kita teliti hadist di atas maka Daulah Islam yang telah tegak di Iraq dan Syam sekarang sangat cocok dengan realita, karena Amirul mukminin Abu bakar al-bahgdadi al-Quraisy merupakan keturunan bani hasyim yang merupakan keturunan dari Husein bin Ali ra yang merupakan tunggak keturunan Arab yang berasal dari wilayah Iraq. Dan ciri mereka juga sesuai dengan yang disebutkan dalam hadis pembawa panji hitam. Cuma saja hari ini kota damaskus belum berhasil di kuasai sepenuhnya oleh Daulah islam Iraq dan Syam. Pusat kekuasaan Daulah Islam sekarang masih berada di kota Raqqa.
Dalam perang al-Malhamah al-Kubra pasukan kaum muslimin akan berperang dengan Rum, sebagai mana disebutkan dalam hadis,
Tidak akan terjadi hari kiamat hingga bangsa Romawi turun ke medan perang di suatu tempat bernama A'maq atau Dabiq, sehingga ada sekelompok pasukan dari Madinah yang keluar menghadapi mereka. Mereka adalah sebaik-baik penduduk bumi ketika itu. Dan tatkala mereka berhadapan, pasukan Romawi berkata: 'Biarkanlah kami memerangi orang-orang yang menawan kami! 'Kaum muslimin menjawab: 'Tidak, demi Allah, kami tak akan membiarkan kalian memerangi saudara-saudara kami.' Maka terjadilah peperangan antara mereka. Lalu ada sepertiga yang kalah dimana Allah tak akan mengampuni dosa mereka untuk selamanya, dan sepertiga lagi terbunuh sebagai sebaik-baik para syuhada' di sisi Allah, dan sepertiga lagi Allah memberikan kemenangan kepada mereka. (HR. Muslim)
Pasukan Rum akan membuat pangkalan di A’maq atau Dabiq. Siapakah Rum yang dimaksudkan disini, apabila kita melihat sejarah sejarah telah mencatat bahwa Peristiwa pecahnya kerajaan Romawi berawal dari pembagian wilayah menjadi Romawi Barat dan Romawi Timur tetapi masih merupakan kerajaan Romawi. Karena Romawi sudah tidak sanggup lagi mengatur wilayahnya yang terlalu luas. Sehingga Romawi dibagi kepada dua wilayah. Romawi Timur berpusat di di Byzantium (Kostantinopel) yang sekarang bernama Istanbul(di wilayah negara Turki sekarang). Sedangkan Romawi Barat berpusat di Roma. Pendiri Kekaisaran Romawi timur ialah Costantyn yang Agung. Kaisar ini sudah dari awal membenci Islam. Juga diteruskan cucunya Kaisar Heraclius. Setelah pasukan Islam mempunyai kekuatan yang memadai mereka berupaya menaklukkan Kostantinopel tetapi selalu gagal. Akhirnya tahun 1453 M Muhammad al-Fatih menaklukkan kota benteng terkuat dan terakhir Romawi itu. Akhirnya kerajaan Romawi timurpun tamat. Sedangkan Romawi barat setelah terjadi revolusi di dataran Eropa kerajaan Romawi barat tetap masih berdiri kokoh meskipun wilayah kekuasaannya hanya di wilayah Vatikan. Akan tetapi semua umat kristen khatolik di wilayah Eropa masih tetap tunduk dalam hal agama kepada pemimpin Vatikan. Maka besar kemungkinan Rum yang dimaksudkan dalam hadist adalah Romawi barat karena Romawi baratlah yang masih utuh sampai sekarang. Jika kita melihat realita bahwa Rum telah mempersiapkan pion-pionnya hari ini di Suriah untuk menyerang daulah Islam Karena daulah Islam merupakan ancaman yang sangat berbahaya bagi bangsa Eropa.
Senator AS, Danny Vistin, mengatakan al-Qaida hari ini energik dan termotivasi. Sebab utama kemajuan ini adalah akidah yang tertanam kuat pada diri orang-orang radikal ini, bahwa mereka kan mencapai khilafah Islam. Daulah tersebut mengimplementasikan syariat Islam dalam semua aspeknya, adalah sesuatu yang patut diperangi.
Maka untuk hari ini masih dalam bentuk perang perwakilan sebagaimana di jelaskan oleh Pemimpin Daulah Islam, Perang hari ini menurut Amirul mukminin Abu bakar al-Bahgdadi adalah proxy war atau disebut dengan perang perwakilan.
“Wahai para penjaga salib bahwa perang proxy war atau perang perwakilan tidak akan berguna bagi kalian di Syam sebagai mana juga itu tidak berguna di Iraq. Dalam waktu dekat kalian akan berhadapan langsung meskipun kalian membenci hal ini dengan izin Allah”.
Seorang jurnalis senior dan editor in Chief al Quds al Arabiyya Abdel Bari Atwan, membenarkan adanya konspirasi Barat dalam konflik Suriah. Dilansir dari Raialyoum, Senin (6/1/2014), Negara Timur Tengah sedang berkomplot dengan Barat untuk menyingkirkan Daulah Islam Iraq dan Syam jelang Konferensi Jenewa II.
Caranya dengan menggerakkan pion-pion mereka di Suriah dari kelompok-kelompok yang mereka danai. Diantaranya seperti yang disebutkan Bari Atwan, adalah FSA, Jaisy al Mujahidin, Front Revolusioner Suriah (SRF), dan nama yang mengejutkan lagi, ia memasukkan nama Jabhat al Islamiyyah atau Front Islam.
“Mereka menyatukan semua faksi dan batalion tempur di lapangan Suriah, bukan untuk melawan rezim Bashar Assad, tetapi melawanDaulah Islam Iraq dan Syam. Menyatakan perang terhadap Daulah Islam Iraq dan Syam, dengan tujuan untuk menyingkirkan mereka dan para pejuangnya tanpa belas kasihan dan iba secepat pun sesegera mungkin,” kata Abdel Bari Atwan.
Akan tetapi perang perwakilan tidak selamanya berhasil sehingga akhirnya Rum akan terjun lansung ke Suriah untuk memerangi Daulah Islam. Kemudian pasukan Daulah Islam yang berasal dari Madinah menghadang pasukan Rum. Madinah yang dimaksudkan di sini adalah pusat kekuatan kaum muslimin di Damaskus bukan Madinah di Suadi Arabia, karena Rasulullah untuk kota Madinah di Saudi itu sering menyebutkan dengan Yastrib. Dan juga sesuai dengan hadis di atas bahwa pusat kepemimpinan artinya pusat kota yang dalam bahasa arabnya di sebut dengan Madinah.
Perang antara Islam dengan Rum inilah yang disebut sebagai perang al-malhamah al-Kubra, Perang besar sebelum penaklukan konstantinopel. Yang mengakibatkan kekalahanan bangsa Rum.
Sabda Rasulullah saw “Kalian akan menghadapi perdamaian dengan bangsa Rum dalam keadaan aman. Lalu kalian akan bekerja sama dengan mereka melawan suatu musuh yang datang dari belakang. Maka kalian akan selamat dan akan sampai pada suatu padang rumput yang luas dan berbukit-bukit; sampai ada yang berdiri dari kaum rum berkata; “Salib telah menang!”. Setelah itu disusul datang seorang lelaki kaum islam mendatangi orang Rum itu, kemudian ia membunuh orang Rum itu, setelah itu kaum Rum berkhiyanat, sehingga terjadilah peperangan, di mana mereka akan bersatu menghadapi kalian di bawah bendera 80 panji-panji; dan pada setiap satu bendera ada 12.000 tentara. (HR. Imam Ahmad, Imam Abu Dawud, dan Imam Ibnu Majah).
Perdamaian yang dimaksudkan disini bisa jadi telah terjadi yaitu perdamaian antara Daulah Islam dengan FSA yang merupakan pasukan bentukan Barat dalam memerangi Bashar Asad, akan tetapi perdamaian semu itu untuk tidak saling menyerang sudah tidak ada lagi, daulah islam sekarang harus berhadapan dengan Rezim Bashar Asad dan juga kelompok oposisi yang didukung oleh Eropa (Rum). Dan tidak lama lagi Koalisi bangsa Rum akan terjun langsung ke Suriah untuk memerangi Daulah Islam.
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!