Jum'at, 7 Syawwal 1445 H / 16 Agutus 2019 21:45 wib
4.083 views
Pasukan Haftar 37 Kali Targetkan Petugas dan Fasilitas Kesehatan Serta Ambulans
AMERIKA SERIKAT (voa-islam.com) - Lebih dari 37 serangan telah dilaporkan terjadi terhadap para petugas kesehatan, fasilitas kesehatan, dan ambulans di Libya sejak Tentara Nasional Libya gadungan (LNA) yang dipimpin oleh Jenderal Khalifa Haftar melancarkan serangan pada awal April untuk merebut ibu kota Tripoli, kata PBB, Kamis (15/8/2019).
Misi politik PBB di Libya mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa "serangan tercela" itu berdampak pada setidaknya 19 rumah sakit dan 19 ambulan sipil dan militer, yang mengakibatkan 11 kematian dan lebih dari 33 cedera, meskipun jumlah sebenarnya mungkin jauh lebih tinggi.
Ghassan Salame, utusan PBB untuk Libya, mengutuk apa yang disebutnya pola serangan kejam yang nyata.
"Dengan sengaja menargetkan petugas kesehatan dan fasilitas kesehatan dan ambulans adalah kejahatan perang, dan ketika dilakukan sebagai bagian dari serangan yang meluas atau sistematis yang diarahkan pada penduduk sipil, mungkin merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan," katanya dalam sebuah pernyataan.
"Kami tidak akan berpangku tangan dan menonton dokter dan paramedis yang ditargetkan setiap hari sambil mempertaruhkan hidup mereka untuk menyelamatkan orang lain," tambah Salame. "Kami tidak akan mengampuni upaya untuk memastikan bahwa mereka yang bertanggung jawab akan menghadapi keadilan."
Pemberontakan bersenjata di Libya pada 2011 menggulingkan dan kemudian membunuh diktator lama Muammar Khadafi. Setelah kejatuhannya, milisi saingan bersaing untuk mendapatkan kekuasaan dan pada tahun 2014, Haftar menjerumuskan negara ke dalam perang saudara ketika ia meluncurkan 'Operation Dignity' Benghazi.
Akibatnya, pemerintahan yang didukung PBB yang lemah di Tripoli mengawasi barat negara itu sementara pemerintah saingan mengendalikan timur. Masing-masing didukung oleh sejumlah milisi dan kelompok bersenjata serta pemerintah asing.
Haftar meluncurkan serangan militer kejutan untuk merebut Tripoli pada 4 April meskipun ada komitmen untuk menghadiri konferensi nasional beberapa pekan kemudian yang bertujuan membentuk pemerintah bersatu dan bergerak menuju pemilihan.
Serangan terhadap Tripoli telah membuat sedikit kemajuan di tengah perlawanan keras oleh milisi yang mendukung pemerintah Perdana Menteri Fayez Sarraj yang didukung PBB. Pertempuran itu telah menewaskan lebih dari 1.100 orang, sebagian besar pejuang, dan menelantarkan lebih dari 100.000 warga sipil.
Gencatan senjata dua hari, yang diusulkan oleh PBB selama liburan Idul Adha baru-baru ini, adalah yang pertama sejak serangan Haftar dimulai, pertempuran bagaimanapun dilanjutkan pada Senin malam.
Pernyataan misi PBB menunjuk pada dua serangan udara presisi yang menargetkan rumah sakit lapangan di lingkungan Aziziya yang dilaporkan melukai setidaknya empat staf medis pada hari Rabu.
Itu juga menunjuk serangan udara LNA pada akhir Juli yang menargetkan dua rumah sakit lapangan dan dua ambulans, menewaskan sedikitnya empat dokter dan satu paramedis dan melukai setidaknya delapan personel medis lainnya.
"Terlepas dari kecaman berulang yang berulang-ulang dan dengan mengabaikan norma-norma dan konvensi kemanusiaan internasional, serangan tanpa ampun ini terus berlanjut," kata misi itu. (st/TNA)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!
