Kamis, 21 Jumadil Awwal 1446 H / 31 Desember 2009 10:15 wib
8.823 views
Budaya Membunuh jadi Slogan di Pakaian Tentara Israel
Gaza – (voa-islam.com) - Dalam sebuah laporan yang dilansir surat kabar Israel Haaretz selama agresi Israel terakhir di Jalur Gaza, surat kabar ini menampilkan foto-foto pakaian yang disukai oleh tentara Israel, terutama apa yang disebut dengan "unit-unit yang dipilih", dicetak dengan kata-kata yang secara jelas mengungkapkan rasisme mereka terhadap orang-orang Palestina, sekaligus tentang kesenangan mereka untuk membunuh, terutama pada anak-anak dan perempuan. Hal ini diperkuat oleh fakta-fakta di lapangan dan kejahatan penjajah Israel yang berkelanjutan terhadap rakyat Palestina.
Laporan ini menyatakan bahwa di samping logo dan slogan kesatuan militer mereka, tentara Israel memiliki hak untuk memilih slogan-slogan dan gambar-gambar lain yang dicetak di pakaian mereka, yang membawa pesan-pesan rasis dan memprovokasi untuk membunuh. Di antaranya adalah logo dan slogan yang dibantah secara resmi oleh militer Israel, yaitu "budaya membunuh" yang tersebar umum antara tentara Israel, yang menarget perempuan dan anak-anak.
Di antara lukisan atau gambar yang dipilih oleh para prajurit adalah lukisan yang menggambarkan anak-anak yang terbunuh, ibu-ibu yang menangis di makam anak-anak mereka, senapan serbu yang mengarah ke anak-anak, masjid-masjid yang dihancurkan, serta perempuan-perempuan berjilbab dalam sasaran tembak, dan di bawahnya tertulis kata-kata dalam bahaya Ibrani yang menegaskan arti pembunuhan dan genosida.
..seorang wanita Palestina yang hamil jadi sasaran tembak sniper (penembak jitu) Israel, dengan tagline: "satu peluru membunuh dua (orang)"...
Dalam salah satu gambar ada seorang wanita Palestina yang hamil berada dalam sasaran tembak sniper (penembak jitu) Israel, dengan tagline: "1 shot 2 kills" (satu peluru membunuh dua orang).
Pada gambar-gambar lain melukiskan pembenaran pembunuhan anak-anak sebelum mereka menjadi kombatan (pejuang). Di mana nampak seorang anak Palestina berubah menjadi anak kombatan, kemudian menjadi lelaki bersenjata, dengan tagline di bawahnya: "Tidak penting bagaimana itu dimulai .. kami akan mengakhirinya."
Ada juga tagline untuk lukisan-lukisan lain yang berbunyi: "Kami tidak akan tenang sebelum yakin membunuh(nya)."
Ungkapan-ungkapan tersebut membuktikan logika yang dibawa oleh para tentara tersebut telah diterjemahkan ke dalam praktek di lapangan dalam agresi terakhir di Jalur Gaza akhir tahun lalu. Seperti kejahatan-kejahatan keji yang dituturkan mereka yang masih hidup untuk menjadi saksi atas kejahatan tersebut, juga menjadi saksi atas logika berdarah yang diusung para serdadu pasukan penjajah Zionis. [zak/InPal]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!