Nah, saya sangat khawatir penipuan terhadap kemenanan Pak PS di pilpres ini akan sangat melukai rakyat. Sebab, rakyat dan Pak Prabowo telah menunjukkan integritas mereka dalam mengikuti pilpres ini. Pak PS maju dengan integritasnya, dan rakyat mendukung beliau dengan integritas pula.
Pak Prabowo (dan juga Sandiaga Uno) tidak pernah sedikit pun mencoba untuk bermain curang. Karena memang beliau berdua bukan orang yang bertipe seperti para elit penipu. Rakyat pun demikian juga. Karena ‘meeting point’ antara Pak PS dan rakyat inilah yang membuat kampanye dan silaturahmi antara kedua pihak berjalan dalam suasan tulus-ikhlas.
Karena saling tulus-ikhlas itulah, kampanye Pak Prabowo selalu gegap gempita. Di mana-mana. Tidak pernah sepi. Tidak pernah bagi-bagi duit. Bahkan sebaliknya rakyat yang mengumpulkan sumbangan. Untuk alat peraga kampanye (APK) saja, Pak PS tak bisa sediakan lengkap. Sebagian besar dibuat sendiri oleh rakyat. Begitulah integritas Pak PS dan rakyat.
Sekarang, hasil pemungutan suara di seluruh Indonesia menunjukkan Pak Prabowo menang telak. Sesuai keinginan rakyat. Sesuai tuntutan mereka akan perubahan. Dan keinginan serta tuntutan mereka itu telah disalurkan secara konstitusional. Disampaikan secara damai dan bermartabat. Tidak seperti orang lain yang sibuk membeli suara. Yang sibuk menyalahgunakan kekuasaan untuk ambisi pribadi dan golongannya. Yang melakukan segara cara untuk menang.
Kemenangan Pak PS di pilpres 2019 ini jelas bersih dari praktik-praktir kotor. Bersih dari politik uang. Bersih dari intimidasi. Kemenangan beliau murni sebagai unjuk akal sehat.
Alangkah sedih dan marahnya rakyat kalau kemenangan itu kalian rampok. Kalian curangi. Kalian tukang-tukangi.
Sudah sebegitu bejatkah kalian semua? Tidakkah kalian merasa malu duduk di atas hasil rampokan? Nyamankah kalian duduk di atas penipuan?
Kepada KPU dan Bawaslu: rakyat masih ingin percaya kepada kalian. Tetapi, sudah banyak indikasi yang menceritakan bahwa kalian mulai tergoda untuk ikut melakukan kecurangan. Semoga tanda-tanda itu tidak berlanjut.
Kalau berlanjut atau kalian lanjutkan, tidakkah kalian merasa bersalah ikut membantu perampokan? Tidakkah kalian resah-hati kalau perbuatan curang kalian akhirnya mendudukkan kebathilan?
Hati-hatilah. Kalau ini terjadi, kalian itu menipu rakyat. Bukan menipu Prabowo. Konsekuensinya bisa sangat fatal.* Penulis adalah wartawan senior