Alhamdulillah, akhirnya Pak Sulman mengaku khilaf. Berarti, tidak benar ada perintah atasannya untuk mendata dukungan untuk capres 01. Pak Sulman telah berbohong. Dia telah menjelekkan atasannya dan juga Polri secara keseluruhan.
Untuk itu, kita mendesak agar Kapolri menjatuhkan hukuman yang seberat-beratnya kepada AKP Sulman Azis. Sebab, beliau ini telah membohongi publik. Dan sekaligus menjatuhkan nama baik kepolisian.
Ternyata Polri tidak berpihak. Ternyata semua petinggi kepolisian adalah orang-orang baik. Para Kapolres adalah orang-orang yang tidak memihak. Mereka tidak menggalang dukungan untuk Jokowi-Ma’ruf.
Saya sendiri merasa tertipu oleh pernyataan Sulman Azis. Sebab, saya sempat berprasangka buruk terhadap para pimpinan Polri kita yang ternyata adalah orang-orang yang sholih, lurus, jujur dan selalu fair. Sangka buruk saya itu disebabkan oleh pernyataan Sulman bahwa Kapolres Garut memerintahkan semua Kapolsek untuk menghimpun dukungan untuk capres 01.
Ternyata Sulman Azis yang justru polisi yang tidak baik. Untunglah cuma satu orang polisi yang tak baik itu.
Saya sempat menyebut Sulman sebagai pahlawan karena keberaniannya melawan perintah atasan yang tidak sesuai tugas kepolisian. Sekarang, saya tak bisa mencabut sebutan ‘pahlawan’ itu karena itulah yang ada di dalam hati saya.
Kepada khalayak saya ingin berpesan agar penarikan ucapan Sulman itu tidak dianggap sebagai akibat tekanan. Ini merupakan keberhasilan pimpinan Polri dalam membina anggota mereka. Pembinaan itu luar biasa efektif. Dalam hitungan jam, Sulman bisa menyadari kekeliruannnya.
Begitulah pimpinan Polri mendisiplinkan anggota mereka. Sungguh hebat. Sulman langsung menyesal.
Mari kita usulkan kepada Preiden Jokowi agar menetapkan Tito Karnavian sebagai Kapolri seumur hidup. Juga menetapkan Kapolres Garut, AKBP Budi Satria Wiguna, sebagai Kapolres teladan dan terbaik. Karena kedua petinggi Polri ini berhasil menyadarkan Sulman Azis yang sempat ngawur selama beberapa jam.* Penulis adalah wartawan senior