Senin, 1 Sya'ban 1446 H / 21 Maret 2011 13:55 wib
2.643 views
Al Qaradawi: Revolusi Bahrain Tak Mewakili Rakyat!
MANAMA (Berita SuaraMedia) – Pemberontakan Bahrain, tidak seperti revolusi di negara-negara Arab lainnya, bersifat sektarian dan tidak mewakili permintaan rakyat Bahrain sebagai satu bangsa, ujar cendekiawan Muslim berpengaruh Sheikh Yusuf al Qaradawi.
Al Qaradawi, yang merupakan presiden Federasi Cendekiawan Muslim Dunia, lantang dalam mengumpulkan rakyat Mesir melawan presiden terguling Hosni Mubarak, dan menciptakan revolusi lain yang terjadi di tempat lain di dunia Arab, tapi tetap diam untuk Bahrain.
"Tidak ada revolusi rakyat di Bahrain tapi sektarian," ujar al Qaradawi, "Apa yang terjadi di sana tidak seperti yang terjadi di Mesir, Tunisia, dan Libya, tapi merupakan pemberdayaan sejumlah faksi melalui kekuatan asing pada faksi-faksi lain, karena itu tidak mencakup tuntutan dari seluruh rakyat Bahrain."
Menurut al Qaradawi, pengenaan kekuatan kehendak satu faksi untuk kepentingannya sendiri telah menjadi peristiwa bola salju di negara Teluk itu. Dia mengatakan bahwa ketika kaum Sunni Bahrain menyaksikan protes oleh kelompok Syiah, sekitar 450,000 orang turun ke jalan untuk berunjuk rasa demi tuntutan mereka sendiri.
"Revolusi Arab lainnya, dengan denominator sama dari kaum tertindas melawan penindas, revolusi Bahrain bersifat sektarian, dengan kelompok Syiah melawan Sunni," ujarnya, "Di Mesir, revolusinya mencakup semua rakyat Mesir dari berbagai macam latar belakang, Muslim, Kristen, tua, muda, sekuler, relijius, dan hal yang sama bisa dikatakan untuk revolusi Tunisia, Yaman, dan Libya."
Sementara itu, Qaradawi mengatakan dirinya tidak menentang Syiah, tapi dia menentang fanatik dan perpecahan serta pemberdayaan satu faksi melawan faksi lain.
Dia juga menggambarkan protes oleh kaum Syiah sebagai tidak terlalu damai. Dia mengatakan bahwa kaum Syiah menyerang Sunni, mengambil alih Masjid mereka, dan menggunakan senjata seperti berandalan yang kita saksikan di Yaman dan Mesir.
"Untuk alasan ini saya tidak menyinggung revolusi Bahrain, karena saya tidak merasa bebas dan saya tidak memiliki cukup informasi tentang apa yang terjadi."
Dia juga mendesak semua pihak untuk membuka dialog dan menyelesaikan perbedaan mereka, dan dia memuji inisiatif Raja Bahrain Hamad ibn Al Khalifa untuk dialog dengan oposisi.
Cendekiawan terkemuka itu memperingatkan adanya bahaya ketika dia mendeskripsikan beberapa penganut Syiah Bahrain yang membawa gambar pemimpin tertinggi Iran sejak tahun 1989, Ayatollah Khamenei, dan pemimpin Hizbullah Libanon Hassan Nasrallah.
"Mereka membawa gambar Khamenei dan Nasralah seolah-olah mereka berasal dari Iran dan bukan Bahrain, dan lagipula Bahrain adalah bagian dari negara-negara Teluk dan kami memerlukan mereka untuk menunjukkan kewarganegaraan yang sebenarnya."
Qaradawi mengungkapkan kasih sayangnya pada keluarga Bahrain dalam khotbahnya, dan menggambarkan hubungannya dengan mendiang Sheikh Isa ibn Salman al Khalifa dekat. (rin/aby) www.suaramedia.com
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!