Oleh: Dila Retta
Semakin hari, kelakuan para pemuda kita semakin tidak karuan saja rasanya. Mereka hanya berambisi pada dunia, hanya sibuk mengikuti trend dan mencari ketenaran dalam sosial media. Tak sadar jika sedang menanggung tanggungjawab besar. Bukankah pemuda memiliki peran dalam menciptakan perkembangan dan peradaban untuk masa depan?
Imam Syafi'i pernah mengatakan: "Demi Allah, hidupnya pemuda itu dengan Ilmu dan Taqwa. Jika keduanya tidak ada, maka keberadaannya tidak dianggap ada."
Namun kenyataannya, saat ini pemuda kita hanya disibukkan dengan hal yang sia-sia. Tak memiliki cukup pengetahuan tentang agama, bahkan jauh dari kata taqwa.
Jadi kapan pemuda kita dapat membuka mata dan melihat tugas penting yang sedang menantinya? Tugas dalam berdakwah salah satunya. Jika bukan pada para pemuda, pada siapa lagi harapan kejayaan Islam kita sandarkan?
Inilah saatnya kita semua harus tersadar dan turut ambil peran. Jika memang kejayaan Islam sudah teramat dirindukan, sadarkan terlebih dahulu para pemudanya agar kembali dekat dengan Rabbnya, dan taat pada ajaran agamanya. Awasi pergaulannya, dan seleksi setiap tontonannya.
Rangkul mereka agar tidak terus-menerus tenggelam dalam kemaksiatan. Berikan pemahaman tentang aqidah yang selama ini mereka abaikan. Bangkitkan ghirah dalam diri mereka, bentuk potensinya agar bisa menjadi penegak dan pembela agama Allah untuk umat.
Karena dakwah adalah kewajiban bagi setiap muslim. Allah sendiri telah menegaskan dalam firman-Nya, Allah berfirman: "Kalian adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah." [QS. Ali Imron: 110]
Dan, mari kembali kita renungkan firman-Nya: "Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran." [QS. Al-Ashr: 1-3]
Lantas, apakah kita mau menjadi golongan yang merugi? Dengan hanya diam tak peduli melihat setiap kerusakan yang telah terjadi. Bukankah kelak segalanya akan dipertanggungjawabkan?
Dalam sebuah riwayat hadist disebutkan, Rasulullah Shalallahu'alaihi Wa Sallam pernah bersabda: "Tidak akan bergesar kaki seorang manusia dari sisi Allah, pada hari kiamat (nanti), sampai dia ditanya (dimintai pertanggungjawaban) tentang lima (perkara): tentang umurnya untuk apa dihabiskannya, masa mudanya digunakan untuk apa, hartanya dari mana diperoleh dan ke mana dibelanjakan, serta bagaimana di mengamalkan ilmunya." [HR. At-Tirmidzi]
Masa muda adalah fase terpanjang dalam kehidupan manusia. Di mulai dari usia baligh hingga akan memasuki usia 40 tahun. Dan di masa-masa inilah manusia memiliki seluruh potensi terbaiknya.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, dari Nabi Shallallahu'alaihi Wa Sallam, Beliau bersabda: "Tujuh golongan yang dinaungi Allah dalam naungan-Nya pada hari dimana tidak ada naungan kecuali naungan-Nya: ...Dan seorang pemuda yang tumbuh dewasa dalam beribadah kepada Allah." [HR. Bukhari no.1423 dan Muslim no.1031]
Maka, jangan lagi sia-siakan. Manfaatkanlah waktu dan usia kita dengan sebaik-baiknya, agar tak menyesal pada akhirnya. Raihlah predikat Khoiru Ummah, yang mampu membawa perubahan dalam peradaban, untuk kejayaan Islam. Wallahu'alam bishawab. (rf/voa-islam.com)
Ilustrasi: Google